Senin, 12 November 2012

EMOSI..!!


Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak.

Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.

Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusia. (Prawitasari,1995).

Beberapa tokoh mengemukakan tentang macam-macam emosi, antara lain Descrates. Menurut Descrates, emosi terbagi atas : Desire (hasrat), hate (benci), Sorrow (sedih/duka), Wonder (heran), Love (cinta) dan Joy (kegembiraan). Sedangkan JB Watson mengemukakan tiga macam emosi, yaitu : fear (ketakutan), Rage(kemarahan), Love (cinta).
Daniel Goleman (2002 : 411) mengemukakan beberapa macam emosi yang tidak berbeda jauh dengan kedua tokoh di atas, yaitu :

  • Amarah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati.
  • Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, putus asa.
  • Rasa takut : cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, tidak tenang, ngeri.
  • Kenikmatan : bahagia, gembira, riang, puas, riang, senang, terhibur, bangga.
  • Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat,  dan kemesraan.
  • Terkejut : terkesiap, terkejut.
  • Jengkel : hina, jijik, muak, mual, tidak suka.
  • malu : malu hati, kesal

Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa semua emosi menurut Goleman pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Jadi berbagai macam emosi itu mendorong individu untuk memberikan respon atau bertingkah laku terhadap stimulus yang ada.

Dalam the Nicomachea Ethics pembahasan Aristoteles secara filsafat tentang kebajikan, karakter dan hidup yang benar, tantangannya adalah menguasai kehidupan emosional kita dengan kecerdasan. Nafsu, apabila dilatih dengan baik akan memiliki kebijaksanaan; nafsu membimbing pemikiran, nilai, dan kelangsungan hidup kita.

Tetapi, nafsu dapat dengan mudah menjadi tak terkendalikan, dan hal itu seringkali terjadi. Menurut Aristoteles, masalahnya bukanlah mengenai emosionalitas, melainkan mengenai keselarasan antara emosi dan cara mengekspresikan (Goleman, 2002 : xvi). Menurut Mayer (Goleman, 2002 : 65) orang cenderung menganut gaya-gaya khas dalam menangani dan mengatasi emosi mereka, yaitu : sadar diri, tenggelam dalam permasalahan, dan pasrah. Dengan melihat keadaan itu maka penting bagi setiap individu memiliki kecerdasan emosional agar menjadikan hidup lebih bermakna dan tidak menjadikan hidup yang di jalani menjadi sia-sia.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Pengertian Emosi adalah suatu perasaan (afek) yang mendorong individu untuk merespon atau bertingkah laku terhadap stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya.


Pernahkan Anda merasa emosi Anda naik turun? Hidup memang bisa membuat emosi berubah-ubah. Jika tidak bisa mengatasi emosi itu, Andalah yang akan menjadi korban emosi sendiri.

Meskipun hanya orang yang bersangkutan yang bisa merasakan emmosi, tapi orang lain bisa mengenali emosi karena pengekspresian emosi dalam berbagai bentuk yaitu verbal dan nonverbal. Ekspresi verbal misalnya menulis dalam kata-kata, berbicara tentang emosi yang dialaminya dan lain-lain. Sedangkan emosi nonverbal lebih mencakup perubahan ekspresi wajah, ekspresi vokal, perubahan gerak dan tindakan-tindakan emosional.

Namun, tidak banyak orang yang tahu bahwa dirinya mampu mengendalikan emosi dengan kesadaran diri yang kita miliki. Dalam mengendalikan diri ada dua dimensi yang perlu diperhatikan yakni emosi dan displin. Mengendalikan emosi berarti seseorang mampu mengenali/memahami serta mengelola emosinya, sedangkan kedisiplinan adalah melakukan hal-hal yang harus dilakukan secara ajeg dan teratur dalam upaya mencapai tujuan atau sasaran kita.


Ada tujuh fungsi emosi bagi manusia yaitu,

  1. Menimbulkan respon otomatis sebagai persiapan menghadapi krisis. Bayangkan jika seseorang tiba-tiba bertemu dengan ular. Mungkin seseorang itu akan merasa terkejut dan lalu melompat. Karena terkejut itulah maka ia selamat dari gigitan ular. Artinya, keadaan krisis bisa dilewati karena seseorang itu memiliki respon otomatis.
  2. Menyesuaikan reaksi dengan kondisi khusus. 
  3. Memotivasi tindakan yang ditujukan untuk pencapaian tujuan tertentu. 
  4. Mengomunikasikan sebuah niat pada orang lain.
  5. Meningkatkan ikatan sosial. Adanya emosi yang positif seperti rasa bahagia, penerimaan, sayang, kegembiraan, kedamaian, akan membuat hubungan sosial yang ada semakin erat.
  6. Mempengaruhi memori dan evaluasi suatu kejadian.
  7. Meningkatkan daya ingat terhadap memori tertentu. Seseorang akan lebih mengingat kembali kenangan-kenangan yang diliputi oleh emosi yang kuat.

Ada beberapa cara untuk mengatasi emosi antara lain:

  • Rasakan Yang Orang Lain Rasakan

Cobalah bayangkan apabila kita marah kepada orang lain. Nah, sekarang tukar posisi di mana anda menjadi korban yang dimarahi. Bagaimana kira-kira rasanya dimarahi. Kalau kemarahan sifatnya mendidik dan membangun mungkin ada manfaatnya, namun jika marah membabi buta tentu jelas anda akan cengar-cengir sendiri.

  • Tenangkan Hati Di Tempat Yang Nyaman

Jika sedang marah alihkan perhatian anda pada sesuatu yang anda sukai dan lupakan segala yang terjadi. Tempat yang sunyi dan asri seperti taman, pantai, kebun, ruang santai, dan lain sebagainya mungkin tempat yang cocok bagi anda. Jika emosi agak memuncak mingkin rekreasi untuk penyegaran diri sangat dibutuhkan.

  • Mencari Kesibukan Yang Disukai

Untuk melupakan kejadian atau sesuatu yang membuat emosi kemarahan kita memuncak kita butuh sesuatu yang mengalihkan amarah dengan melakukan sesuatu yang menyenangkan dan dapat membuat kita lupa akan masalah yang dihadapi. Contoh seperti mendengarkan musik, main ps2 winning eleven, bermain gitar atau alat musik lainnya, membaca buku, chating, chayang-chayangan dengan kekasih pujaan hati, menulis artikel, nonton film box office, dan lain sebagainya. Hindari perbuatan bodoh seperti merokok, make narkoba, dan lain sebagainya.

  • Curahan Hati / Curhat Pada Orang Lain Yang Bisa Dipercaya

Menceritakan segala sesuatu yang terjadi pada diri kita mungkin dapat sedikit banyak membantu mengurangi beban yang ada di hati. Jangan curhat pada orang yang tidak kita percayai untuk mencegah curhatan pribadi kita disebar kepada orang lain yang tidak kita inginkan. Bercurhatlah pada sahabat, pacar / kekasih, isteri, orang tua, saudara, kakek nenek, paman bibi, dan lain sebagainya.

  • Mencari Penyebab Dan Mencari Solusi

Ketika pikiran anda mulai tenang, cobalah untuk mencari sumber permasalahan dan bagaimana untuk menyelesaikannya dengan cara terbaik. Untuk memudahkan gunakan secarik kertas kosong dan sebatang pulpen untuk menulis daftar masalah yang anda hadapi dan apa saja kira-kira jalan keluar atau solusi masalah tersebut. Pilih jalan keluar terbaik dalam menyelesaikan setiap masalah yang ada. Mungkin itu semua akan secara signifikan mengurangi beban pikiran anda.

  • Ingin Menjadi Orang Baik

Orang baik yang sering anda lihat di layar televisi biasanya adalah orang yang kalau marah tetap tenang, langsung ke pokok permsalahan, tidak bermaksud menyakiti orang lain dan selalu mengusahakan jalan terbaik. Pasti anda ingin dipandang orang sebagai orang yang baik. Kalau ingin jadi penjahat, ya terserah anda.

  • Cuek Dan Melupakan Masalah Yang Ada

Ketika rasa marah menyelimuti diri dan kita sadar sedang diliputi amarah maka bersikaplah masa bodoh dengan kemarahan anda. Ubah rasa marah menjadi sesuatu yang tidak penting. Misalnya dalam hati berkata : ya ampun…. sama yang kayak begini aja kok bisa marah, nggak penting banget sich…

  • Berpikir Rasional Sebelum Bertindak

Sebelum marah kepada orang lain cobalah anda memikirkan dulu apakah dengan masalah tersebut anda layak marah pada suatu tingkat kemarahan. Terkadang ada orang yang karena diliatin sama orang lain jadi marah dan langsung menegur dengan kasar mengajak ribut / berantem. Masalah sepele jangan dibesar-besarkan dan masalah yang besar jangan disepelekan.

  • Diversifikasi Tujuan, Cita-Cita Dan Impian Hidup

Semakin banyak cita-cita dan impian hidup anda maka semakin banyak hal yang perlu anda raih dan kejar mulai saat ini. Tetapkan impian dan angan hidup anda setinggi mungkin namun dapat dicapai apabila dilakukan dengan serius dan kerja keras. Hal tersebut akan membuat hal-hal sepele tidak akan menjadi penting karena anda terlalu sibuk dengan rajutan benang masa depan anda. Mengikuti nafsu marah berarti membuang-buang waktu anda yang berharga.

  • Kendalikan Emosi Dan Jangan Mau Diperbudak Amarah

Orang yang mudah marah dan cukup membuat orang di sekitarnya tidak nyaman sudah barang tentu sangat tidak baik. Kehidupan sosial orang tersebut akan buruk. Ikrarkan dalam diri untuk tidak mudah marah. Santai saja dan cuek terhadap sesuatu yang tidak penting. Tujuan hidup anda adalah yang paling penting. Anggap kemarahan yang tidak terkendali adalah musuh besar anda dan jika perlu mintalah bantuan orang lain untuk mengatasinya.

  • Untuk meredam amarah orang lain sebaiknya kita tidak ikut emosi ketika menghadapi orang yang sedang dilanda amarah agar masalah tidak menjadi semakin rumit.
Cukup dengarkan apa yang ingin ia sampaikan dan jangan banyak merespon. Tenang dan jangan banyak hiraukan dan dimasukkan dalam hati apa pun yang orang marah katakan. Cukup ambil intinya dan buang sisanya agar kita tidak ikut emosi atau menambah beban pikiran kita.

  • Jika marahnya karena sesuatu yang kita perbuat maka kalau bukan kesalahan kita jelaskanlah dengan baik, tapi kalau karena kesalahan kita minta maaf saja dan selesaikanlah dengan baik penuh ketenangan batin dan kesabaran dalam mengatasi semua kemarahannya. Lawan api dengan air, jangan lawan api dengan api. Semoga berhasil menjinakkan emosi rasa marah anda.
  • Biarkan Keluar

Mengeluarkan emosi terkadang harus dilakukan karena menyimpan perasaan sedih atau marah dapat menguras energi dan mengganggu pikiran Anda. Memendam emosi yang tidak baik dapat merusak diri sendiri dan hubungan orang lain.

Jika Anda termasuk orang yang sulit mencurahkan perasaan melalui kata-kata, cobalah menuangkannya dengan menulis di buku harian. Anda pun akan merasa lega karena hati Anda sudah tidak disesaki lagi dengan emosi yang mengganjal.
  • Berhitung Hingga Sepuluh
Kekuatan emosi sangatlah besar dan dapat muncul kapan saja dan dimana saja. Di tempat kerja, pusat perbelanjaan, ketika bersama teman atau ketika makan malam bersama kekasih.

Ketika Anda sedang dalam situasi yang penuh emosi, cobalah berhitung hingga sepuluh sebelum mengatakan sesuatu. Hal itu memungkinkan Anda untuk lebih tenang, mengatasi situasi dan berpikir tentang efek positif dan negatif yang akan terjadi jika Anda bereaksi atau berkomentar lebih lanjut.
  • Bagi Tugas Dalam Porsi Kecil
Terkadang emosi datang karena beban atau tugas yang Anda kerjakan terlalu berat. Jika hal itu pemicunya, cobalah membagi pekerjaan itu dalam porsi kecil. Hilangkan pikiran bahwa Anda mempunyai setumpuk pekerjaan yang tidak mungkin diselesaikan.

Meminta pertolongan rekan kerja juga tidak ada salahnya. Jangan hanya karena ingin dianggap mandiri dan pekerja keras, Anda banting tulang sendirian. Jika memang kemampuan Anda terbatas, berbagi kelemahan adalah cara efektif mencegah depresi.
  • Bicara Pada Diri Sendiri .
Emosi tidak bisa ditebak, satu menit Anda merasa baik-baik saja, setelahnya Anda bisa merasa lesu dan tidak bersemangat. Beberapa hal mungkin tidak berjalan seperti apa yang diharapkan dan membuat dunia Anda menjadi 'gelap'. Sebelum masuk terlalu jauh dalam kegelapan itu, bicaralah pada diri sendiri. Tanyakan apa yang dapat dipelajari dari situasi tersebut dan bagaimana Anda dapat membuat hal itu menjadi tantangan untuk lebih maju.
  • Penuhilah Kebutuhan Dasar
Pernahkah Anda merasa terkadang emosi tidak adil? Mereka tiba-tiba datang begitu saja ketika Anda sedang sibuk atau sedang memegang sebuah tanggung jawab. Tapi itulah emosi, tidak bisa disangka-sangka datangnya.

Untuk itu, pastikan untuk memenuhi kebutuhan dasar terlebih dahulu, seperti mengonsumsi makanan bergizi, minum air putih yang banyak, tidur dan istirahat yang cukup serta jangan lupa berolahraga.

Jika Anda sudah memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar itu, Anda pun bisa merasa lebih tenang dan tidak mudah terbawa emosi karena tubuh kita merupakan satu kesatuan antara fisik dan mental. Jika kebutuhan fisik terpenuhi, emosi pun bisa diatasi.

Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kematangan emosi antara lain adalah

  • kemampuan untuk merespon secara berbeda-beda dalam kaitannya dengan kebutuhan dan faktor-faktor diluar dirinya yang terlibat dalam situasi tertentu.
  • kemampuan menyalurkan tekanan-tekanan impuls dan emosi-emosi dalam bentuk prilaku yang konstruktif serta dapat mengarahkannya kearah tujuan yang positif.
  • kemampuan membangun pola hubungan interdepensi dan mampu memelihara peran-perannya secara fleksibel.
  • kemampuan memperkaya ketrampilan dan memahami potensi-potensi dan keterbatasan-keterbatasannya sendiri, serta mencari penyelesaian atas problem-problemnya secara kreatif dan mendapat persetujuan dari orang lain.
  • kemampuan untuk berhubungan secara efektif dengan orang lain, juga mampu memandang dirinya dengan orang lain dengan rasa hormat.
  • kemampuan mempertimbangkan dan memulai alternatif-alternatif, konsekuensi-konsekuensi dari pelakunya.
Kematangan emosi seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik intern (dari dalam diri sendiri) maupun faktor ekstern (dari luar diri sendiri), yaitu antara lain adalah:
  • Adanya penyesuaian diri yang baik, 
  • kemampuan untuk berfungsi sebagai manusia yang dapat bergantung pada diri sendiri, harus dikembangkan secara bertahap dan terus menerus seiring dengan bertambahnya umur serta kedewasaannya. Setiap pribadi dalam kehidupannya selalu mengalami perubahan secara terus menerus oleh karena itu diperlukan adanya kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada disekitarnya,
  • Suasana lingkungan sosial, lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat sekitar yang berhubungan dengan proses-proses sosialisasi yang dapat membentuk seseorang menjadi pribadi yang matang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comment Using Facebook