Senin, 21 Januari 2013

Putua Asa..!!

Pada artikel sebelumnya, penulis mencoba menjabarkan tentang "Positifnya Putus Cinta" . Memang terlihat n terdengar aneh, masa sich putus cinta ada sisi positifnya. Tapi kali ini, saya akan menjelaskan tentang Putus Asa.


Putus asa adalah perkara yang sangat dicela dalam agama. Putus asa menjadikan seseorang mati sebelum dicabut nyawanya, menjadikannya gagal sebelum ia mencoba menjalankan usahanya.

Di antara sebab-sebab yang dapat menimbulkan keputusasaan adalah:

  • Mengingat-ingat musibah sampai tidak bisa melupakannya serta dan membayangkannya sampai tidak mampu menjauhkannya. Karena dengan mengingat-ngingat musibah tersebut, maka dia tidak akan menemukan penghiburnya, dan dengan membayang-bayangkannya, maka dia tidak akan mampu bersabar.
Umar bin Khaththab RA pernah mengatakan, “Janganlah kamu mencucurkan air mata karena mengingatnya.” 
  • Penyesalan dan berduka cita yang berlebihan sehingga dia tidak mampu mengambil pelajaran dari musibah yang dideritanya dan tidak mampu mengganti sesuatu yang telah hilang. Dengan adanya penyesalan tersebut, maka penderitaannya akan semakin bertambah, dan dengan duka citanya tersebut akan menambah keputusasaannya.
Allah SWT berfirman, “(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (Al Hadid: 23).
  • Sebuah syair juga pernah mengatakan, “Jika kamu mendapat musibah, maka berpegang teguhlah kepada Allah dan meminta keridhaan-Nya. Karena Dzat yang dapat menghilangkan musibah tersebut hanyalah Allah. Jika Allah telah menetapkan ketentuannya, maka tunduklah kepada kekuasaan-Nya. Karena tidak akan ada seorang manusiapun yang dapat mensiasati apa yang telah ditentukan oleh Allah. Keputusasaan itu akan memutuskan harapan pelakunya, maka janganlah kamu berputus asa, karena Allah-lah Dzat yang telah menciptakannya. 
  • Banyak mengeluh dan tidak sabar. Sebagaimana hal ini telah disinyalir oleh Allah SWT dalam firman-Nya, “Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik.” (Al Ma’arij: Yakni sabar yang tidak disertai dengan keluhan dan kesedihan yang mendalam.
Anas bin Malik telah meriwayatkan bahwa Nabi SAW telah bersabda, “Tidak dianggap  sabar orang yang mendalam kesedihannya.”

Ka'ab Al Ahbar telah menceritakan bahwa dalam kitab Taurat tertulis, “Barang siapa yang ditimpa musibah, lalu mengadukannya kepada manusia, maka sama dengan mengeluh kepada Tuhannya.”
Dalam Islam kita dilarang putus asa dan harus beriman kepada takdir. Kita menerima semua ujian karena yakin itu semua sudah ditetapkan oleh Allah.
Ibrahim berkata: “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat.” [Al Hijr:56]

Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [Az Zumar:53]

Ustad Agung menyatakan sebab putus asa itu ada 2: 1. Tidak tahu tujuan hidup itu apa, 2. Tidak tahu cara mencapainya. Nah tujuan hidup kita sebenarnya adalah mencari ridho Allah. Jika Allah sudah ridho dengan kita, insya Allah seluruh keinginan kita akan dikabulkan oleh Allah. Cara mendapatkan ridho Allah bisa kita ketahui dengan mempelajari Al Qur’an dan Hadits.

Allah tidak menginginkan kita jadi dokter, kaya raya, atau yang lainnya. Yang dinginkan Allah dari kita hanya takwa. Yaitu mematuhi aturannya dan menjauhi larangannya. Toh ketika manusia mati, segala harta, jabatan, dan istri yang cantik sudah tidak bermanfaat lagi baginya. Kita jangan takut dan sedih jika ditimpa musibah berupa ketakutan, kelaparan, kemiskinan, dan kematian. Itu adalah cobaan. Ucapkanlah bahwa kita semua adalah milik atau ciptaan Allah dan kepada Allah kita kembali. Jika kita sabar, itu akan menambah pahala kita dan mengurangi dosa kita dan surga adalah imbalannya.

”Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun” Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” [Al Baqarah:155-157]

”…Jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” [Yusuf :87]
Kita harus yakin bahwa dibalik kesulitan yang menimpa kita, insya Allah akan ada kemudahan. Percayalah karena ini adalah janji Allah yang Maha Benar!
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” [Alam Nasyrah:5-6]
”…Siapakah yang dapat menghalangi kehendak Allah jika Dia menghendaki kemudharatan bagimu atau jika Dia menghendaki manfaat bagimu. Sebenarnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [Al Fath:11]

Allah tidak Membebani Cobaan di luar Kemampuan Kita



Yakinlah bahwa Allah tidak akan membebani kita cobaan di luar kemampuan kita. Segala macam cobaan insya Allah bisa kita atasi selama kita dekat dengan Allah SWT. ”Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” [Al Baqarah:286].

”Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya…” [Al Mu'minuun:62]

“Bertakwalah kepada Allah sesuai dengan kemampuanmu” [At Taghabun:16]

Berusaha Mencari Karunia Allah

Meski kita beriman kepada Takdir Allah, tidak berarti kita jadi fatalis dan tidak berusaha melakukan apa-apa. ”Jika telah shalat, bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” [Al Jumu'ah:10]Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” [Al Qashash:77]. 

Ada beberapa pengamen yang meski masih sangat muda begitu putus asa sehingga berkata: “Kami mengamen karena terpaksa. Tidak mungkin kami bekerja di kantor seperti bapak-bapak dan ibu-ibu…” Menyedihkan. Jika putus asa seperti itu dan tak mau berubah, Allah pun tak akan mengubah nasib mereka.
KH Muhammad Arifin Ilham lewat Facebook mengaku dulu sempat dagang Indomi, ngamen, dan juga jadi kenek. Namun semua itu beliau jalani dengan KESUNGGUHAN IKHTIAR, DOA,OPTIMIS & TAWAKKAL. Aa Gym dulu juga sempat jadi supir mikrolet, sementara Ustad Yusuf Mansur yang dulu juga pedagang asongan di terminal sempat mendekam di penjara. Namun mereka semua tak pernah menyerah. Tidak pernah berputus asa. Senantiasa belajar agar lebih baik. Senantiasa berusaha/berikhtiar, berdoa, dan selalu optimis dan tawakkal. Akhirnya mereka pun jadi orang besar seperti sekarang yang kita kenal.

Iwan Fals, ST12, Kangen Band, dan sebagainya dulu juga pernah jadi pengamen. Namun mereka mengamen dengan sungguh-sungguh dan senantiasa belajar sehingga lagu mereka enak di dengar. Tidak seperti sebagian pengamen sekarang yang nyanyi asal-asalan sambil setengah mengancam penumpang. Akhirnya para pengamen yang sungguh-sungguh itu pun menjadi penyanyi yang terkenal.

Jadi jangan putus asa dan bermalas-malasan. Tetap terus belajar, berusaha, berdoa, dan optimis serta tawakkal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comment Using Facebook