Pada artikel sebelumnya, penulis mencoba menjabarkan tentang "Positifnya Putus Cinta" . Memang terlihat n terdengar aneh, masa sich putus cinta ada sisi positifnya. Tapi kali ini, saya akan menjelaskan tentang Putus Asa.
Putus asa adalah perkara yang sangat dicela dalam agama. Putus asa
menjadikan seseorang mati sebelum dicabut nyawanya, menjadikannya gagal
sebelum ia mencoba menjalankan usahanya.
Di antara sebab-sebab yang dapat menimbulkan keputusasaan adalah:
Di antara sebab-sebab yang dapat menimbulkan keputusasaan adalah:
- Mengingat-ingat musibah sampai tidak bisa melupakannya serta dan membayangkannya sampai tidak mampu menjauhkannya. Karena dengan mengingat-ngingat musibah tersebut, maka dia tidak akan menemukan penghiburnya, dan dengan membayang-bayangkannya, maka dia tidak akan mampu bersabar.
- Penyesalan dan berduka cita yang berlebihan sehingga dia tidak mampu mengambil pelajaran dari musibah yang dideritanya dan tidak mampu mengganti sesuatu yang telah hilang. Dengan adanya penyesalan tersebut, maka penderitaannya akan semakin bertambah, dan dengan duka citanya tersebut akan menambah keputusasaannya.
- Sebuah syair juga pernah mengatakan, “Jika kamu mendapat musibah, maka berpegang teguhlah kepada Allah dan meminta keridhaan-Nya. Karena Dzat yang dapat menghilangkan musibah tersebut hanyalah Allah. Jika Allah telah menetapkan ketentuannya, maka tunduklah kepada kekuasaan-Nya. Karena tidak akan ada seorang manusiapun yang dapat mensiasati apa yang telah ditentukan oleh Allah. Keputusasaan itu akan memutuskan harapan pelakunya, maka janganlah kamu berputus asa, karena Allah-lah Dzat yang telah menciptakannya.
- Banyak mengeluh dan tidak sabar. Sebagaimana hal ini telah disinyalir oleh Allah SWT dalam firman-Nya, “Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik.” (Al Ma’arij: Yakni sabar yang tidak disertai dengan keluhan dan kesedihan yang mendalam.
Anas bin Malik telah meriwayatkan bahwa Nabi SAW telah bersabda, “Tidak dianggap sabar orang yang mendalam kesedihannya.”
Ka'ab Al Ahbar telah menceritakan bahwa dalam kitab Taurat tertulis, “Barang siapa yang ditimpa musibah, lalu mengadukannya kepada manusia, maka sama dengan mengeluh kepada Tuhannya.”
Ka'ab Al Ahbar telah menceritakan bahwa dalam kitab Taurat tertulis, “Barang siapa yang ditimpa musibah, lalu mengadukannya kepada manusia, maka sama dengan mengeluh kepada Tuhannya.”
Dalam Islam kita dilarang putus asa dan
harus beriman kepada takdir. Kita menerima semua ujian karena yakin itu
semua sudah ditetapkan oleh Allah.
Ibrahim berkata: “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat.” [Al Hijr:56]
Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang
melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus
asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.
Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [Az
Zumar:53]
Ustad Agung menyatakan sebab putus asa
itu ada 2: 1. Tidak tahu tujuan hidup itu apa, 2. Tidak tahu cara
mencapainya. Nah tujuan hidup kita sebenarnya adalah mencari ridho
Allah. Jika Allah sudah ridho dengan kita, insya Allah seluruh keinginan
kita akan dikabulkan oleh Allah. Cara mendapatkan ridho Allah bisa kita
ketahui dengan mempelajari Al Qur’an dan Hadits.
Allah tidak menginginkan kita jadi
dokter, kaya raya, atau yang lainnya. Yang dinginkan Allah dari kita
hanya takwa. Yaitu mematuhi aturannya dan menjauhi larangannya. Toh
ketika manusia mati, segala harta, jabatan, dan istri yang cantik sudah
tidak bermanfaat lagi baginya. Kita jangan takut dan sedih jika ditimpa
musibah berupa ketakutan, kelaparan, kemiskinan, dan kematian. Itu
adalah cobaan. Ucapkanlah bahwa kita semua adalah milik atau ciptaan
Allah dan kepada Allah kita kembali. Jika kita sabar, itu akan menambah pahala kita dan mengurangi dosa kita dan surga adalah imbalannya.
”Dan sungguh akan Kami berikan cobaan
kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa
dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang
sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun” Mereka itulah yang mendapat keberkatan
yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah
orang-orang yang mendapat petunjuk.” [Al Baqarah:155-157]
”…Jangan kamu berputus asa dari rahmat
Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum
yang kafir.” [Yusuf :87]
Kita harus yakin bahwa dibalik kesulitan
yang menimpa kita, insya Allah akan ada kemudahan. Percayalah karena
ini adalah janji Allah yang Maha Benar!
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” [Alam Nasyrah:5-6]
”…Siapakah yang dapat menghalangi
kehendak Allah jika Dia menghendaki kemudharatan bagimu atau jika Dia
menghendaki manfaat bagimu. Sebenarnya Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.” [Al Fath:11]
Allah tidak Membebani Cobaan di luar Kemampuan Kita
Yakinlah bahwa Allah tidak akan membebani kita cobaan di luar kemampuan kita. Segala macam cobaan insya Allah bisa kita atasi selama kita dekat dengan Allah SWT. ”Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” [Al Baqarah:286].
”Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya…” [Al Mu'minuun:62]
“Bertakwalah kepada Allah sesuai dengan kemampuanmu” [At Taghabun:16]
Berusaha Mencari Karunia Allah
Meski kita beriman kepada Takdir Allah, tidak berarti kita jadi fatalis dan tidak berusaha melakukan apa-apa. ”Jika telah shalat, bertebaranlah kamu
di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak
supaya kamu beruntung.” [Al Jumu'ah:10]. Dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah
kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” [Al Qashash:77].
Ada beberapa pengamen yang meski masih
sangat muda begitu putus asa sehingga berkata: “Kami mengamen karena
terpaksa. Tidak mungkin kami bekerja di kantor seperti bapak-bapak dan
ibu-ibu…” Menyedihkan. Jika putus asa seperti itu dan tak mau berubah,
Allah pun tak akan mengubah nasib mereka.
KH Muhammad Arifin Ilham lewat Facebook
mengaku dulu sempat dagang Indomi, ngamen, dan juga jadi kenek. Namun
semua itu beliau jalani dengan KESUNGGUHAN IKHTIAR, DOA,OPTIMIS &
TAWAKKAL. Aa Gym dulu juga sempat jadi supir mikrolet, sementara Ustad
Yusuf Mansur yang dulu juga pedagang asongan di terminal sempat mendekam
di penjara. Namun mereka semua tak pernah menyerah. Tidak pernah
berputus asa. Senantiasa belajar agar lebih baik. Senantiasa
berusaha/berikhtiar, berdoa, dan selalu optimis dan tawakkal. Akhirnya
mereka pun jadi orang besar seperti sekarang yang kita kenal.
Iwan Fals, ST12, Kangen Band, dan
sebagainya dulu juga pernah jadi pengamen. Namun mereka mengamen dengan
sungguh-sungguh dan senantiasa belajar sehingga lagu mereka enak di
dengar. Tidak seperti sebagian pengamen sekarang yang nyanyi asal-asalan
sambil setengah mengancam penumpang. Akhirnya para pengamen yang
sungguh-sungguh itu pun menjadi penyanyi yang terkenal.
Jadi jangan putus asa dan bermalas-malasan. Tetap terus belajar, berusaha, berdoa, dan optimis serta tawakkal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar