Negeri Palestina dinamai menurut bangsa Filistin (Pelishtim dalam bahasa Ibrani) yang menetap di daerah pantai Laut Tengah dari Yope sampai Gaza sekitar tahun 1300-1200 SM. Menurut Alkitab, orang-orang Filistin berhubungan dengan orang Kaftor, yang biasanya dikaitkan dengan pulau Kreta (Yeremia 47:4; Amos 9:7). Sebelum orang Filistin bermigrasi daerah itu dikenal sebagai Kanaan. Nama ini mengandung arti "negeri ungu" dan barangkali nama itu diambil dari bahan pewarna ungu yang dihasilkan oleh orang pribumi dari sejenis kerang-kerangan yang banyak terdapat sepanjang pantai Laut Tengah.
Palestina seringkali disebut sebagai pusat geografis dan teologis dari dunia purbaka. Negeri ini tidak hanya terletak di persimpangan jalan jalur-jalur perdagangan yang penting pada zaman purbakala tetapi juga di daerah Yudaisme, Kekristenan, dan Islam mengawali keberadaan mereka. Luas negeri itu sekitar 242 km dari Dan ke Bersyeba (utara- selatan) dan 160 km dari Laut Tengah ke sungai Yordan (timur-barat). Iklimnya normal bagi daerah Timur Dekat, musim dinginnya sejak sampai dingin bergantung pada ketinggiannya, dengan sedikit salju di tempat- tempat yang lebih tinggi. Musim hujan berlangsung dari Oktober sampai April, dengan musim panas yang kering, tidak berawan dari bulan Mei sampai Agustus.
Negeri Palestina terbagi dengan mudah dalam empat daerah geografis utama yang membujur dari utara ke selatan: dataran pantai, daerah perbukitan tengah, celah Yordan, dan dataran tinggi Transyordania. Pembagian geografis utama Palestina yang melintang dari timur ke barat berkaitan dengan segi-segi geografis negeri itu dan tapal batas politis dari dua kerajaan Israel yang pecah. Pembagian ini meliputi daerah Galilea di utara, Samaria dan di daerah utaran-tengah Palestina. Yehuda di bagian selatan-tengah Palestina, dataran Negev (atau padang rumput "kering") di selatan, dan semenanjung Sinai yang membentuk perintang besar antara Palestina dan Mesir.Bangsa Palestina bersama Arab dihadapkan pada langkah sulit lain dalam sejarah konflik dengan zionis Israel; deklarasi negara Palestina merdeka. Ini mengingatkan deklasi negara Palestina merdeka di Aljazair tahun 1988 oleh mendiang presiden Palestina Yaser Arafat. Israel mempersiapkan diri menghadapi ini dengan baik dengan dukungan yang tidak mungkin diabaikan dari kekuatan internasional utama, terutama Ameirka. Di sisi lain, pihak Palestina dan Arab dalam kondisi mengalami kemunduran dan chaos, SDM dan potensinya terpecah belah.
Pihak Palestina dalam posisi yang tidak menarik di internal, setelah Israel keberatan dalam semua masalah di dalam konflik. Situasi di Al-Quds Timur jajahan tahun 1967 sangat rumit karena adanya pemukiman penjajah, rencana pembangunan pemukiman yang semakin ekspansif. Wilayah Palestina yang diharapkan akan didirikan negara Palestina di sana berubah menjadi lahan empuk pemukiman Israel, demografi Palestina menjadi tercerai berai.
Perbatasan negara Palestina yang menjadi harapan telah hilang. Tembok pemisah keamanan Israel termasuk gerbang-gerbang keamanan menjadi merebak dan menjadi bagian terbesar dari perbatasan negara harapan itu sesuai dengan visi Israel. artinya, negara Palestina itu pelan-pelan dipecah-pecah. Perbatasan timur Israel dengan Jordania tidak lebih baik. Perbatasan Jordania – Palestina di dua koridor sempit untuk lewatan orang. Semua itu dikendalikan penuh oleh Israel.
Pilar-pilar negara Palestina akhirnya bergantung pada apa yang dibolehkan Israel baik secara keamanan, politik dan ekonomi bahkan kebudayaan sekalipun. Keamanan Palestina tergantung dengan keamanan Israel. politik internal dan eksternal Palestina dikendalikan dan diikat sebisa mungkin oleh Israel. Demikian juga ekonomi disamping bergantung kepada bantuan luar negeri.
Israel sendiri menolak berdirinya entitas politik merdeka yang diakui dunia. Sebab itu akan memukul Israel dari dasar karena ia harus mengembalikan apa yang dia rampas dari Palestina berupa hak-hak nasional, poltik dan kemanusiaan selama berdekade-dekade. Bertolak ke PBB dan mendapatkan pengakuan dari organisasi ‘orang lemah dan tidak berdaya’ yang meletakkan otoritas Palestina berhdapan dengan entitas Israel secara terbuka.
Warga yahudi di Tepi Barat menggelar aksi teroris terorganisir sejak berdekade. Pada saat yang sama, tidak ada perlindungan sesuai bagi warga Palestina. eksitensi mereka terancam. Otoritas Palestina sendiri tidak memiliki sarana untuk menghadapi terorisme warga pemukim yahudi.
Di tengah situasi Arab yang melakukan gerakan perubahan mendasar menyebabkan isu Palestina akan dihapus dari prioritas. Ini bisa berlangsung dalam jangka yang lama. Tidak ada dukungan maknawi, politik, ekonomi yang bisa mendukung warga Palestina yang terkurung sekarang dari kebutuhan makannya.
Amerika masih banyak menentukan namun dia sendiri terlilit masalah ekonomi dan pendanaan. Demikian halnya dengan Eropa.
Di tengah keputus asaan akan lahirnya entitas politik Palestina merdeka, masih ada tempat untuk berharap akan adanya mukjizat. Sebab kawasan ini memang bumi mukjizat dari sisi sejarah dan spiritual agama. Siapa yang berani memastikan mustahilnya deklarasi negara Palestina sepihak?
Israel sendiri juga tunduk kepada gelombang perubahan di kawasan sebab watak kompisisi khusus yang memang tidak bisa berbaur dengan kelompok masyarakat yang tidak seideologi. (bsyr).
Dataran Pantai Dataran pantai secara berangsur-angsur meluas sejauh 16 sampai 19 km mil di Palestina selatan. Hamparan tanah subur ini menerima lebih dari 75 cm curah hujan setiap tahun dekat Laut Tengah. Tiga dataran berbeda dikenali sepanjang pantai: Akre (Akko), membentang ke utara dari Gunung Karmel; (sekitar 40 km panjangnya dan 8 sampai 13 km lebarnya); Saron, antara Gunung Karmel dan Yope, kota Pelabuhan (sekitar 80 km panjangnya dan 16 km lebarnya); dan dataran Filistin di bagian paling selatan dari Yope ke Gaza. Dari segi geografis dataran pantai tidak pernah memegang peranan yang sangat penting bagi umat Ibrani selama sejarah Perjanjian Lama. Orang Fenesia menguasai dataran sebelah utara, orang Filistin menguasai dataran selatan dan dataran Saron merupakan gurun, rawa, dan hutan yang lebat pada zaman dahulu kala.
Daerah Perbukitan Tengah Daerah perbukitan tengah secara geografis paling beraneka ragam dan secara historis paling penting pada masa Perjanjian Lama. Kebanyakan kota-kota Israel terletak di daerah ini, dan wilayah tersebut merupakan bagian terbesar yang dikuasai oleh kerajaan Ibrani ketika masih bersatu dan ketika terpecah. Daerah yang berbukit-bukit membentuk punggung, atau tulang belakang dari Palestina barat dan umumnya terbagi atas tiga bagian utama: Galilea, Samaria, dan Yehuda. Daerah-daerah yang landai mencapai ketinggian 900 m - 990 m; daerah tersebut menerima curah hujan yang memadai dan cocok sekali bagi orang-orang ibrani untuk mengembangkan pertanian, termasuk gandum, kebun anggur, buah-buahan dan rumpun-rumpun pohon zaitun.
Bagian-bagian utama Galilea meliputi Gunung Tabor (Hakim-Hakim 4:6, 12) dan lembah Yizrel. Kota Sikhem, diapit oleh Gunung Ebal dan Gunung Gerizim, yang dikuasai oleh Samaria (Yosua 8:30-35). Yerusalem terletak secara menonjol di persimpangan jalur-jalur lalu lintas perdagangan di Yehuda (2Samuel 5:6-12). Bidang tanah di antara dataran pantai di selatan dan daerah pegunungan di bagian tengah dikenal sebagai shephelah. Daerah luas subur (atau dataran tinggi antara pantai dan pegunungan) adalah daerah hutan pada zaman Perjanjian Lama dan diduduki oleh orang Filistin (bd. Hakim-Hakim 14-15; 1Samuel 17). Selama masa kerajaan Yehuda, Bet-Semes dan Lakhis merupakan kubu-kubu pertahanan penting di sisi barat daya Yehuda (2Tawarikh 25:17-28).
Lembah Yordan Lembah Sungai Yordan atau celah Yordan, adalah lembah geologis besar yang mulai di Siria di pegunungan Libanon dan membujur ke selatan sampai ke Teluk Akaba dan Laut Merah. Lembah Sungai Yordan yang membentuk perbatasan timur Palestina adalah bagian dari parit geologis yang berigi-rigi ini.
Sungai Yordan bermula pada lereng-lereng bagian bawah dari Gunung Hermon dan timbul dari tiga anak sungai yang mendapat airnya dari sumber-sumber. Sungai Yordan mengalir ke selatan dari Gunung Hermon ke Danau Hula dan rawa-rawa dan selanjutnya dengan deras mengalir turun sekitar 270 m, dan bermuara di Danau Galilea. Danau air tawar di daerah pedalaman ini berada 195 m di bawah permukaan laut dan dikelilingi oleh bukit-bukit kecil. Danau itu sendiri sekitar 21 km lebarnya dan 11 km panjangnya. Dari Danau Galilea itu Sungai Yordan mengalir ke selatan, berkelok-kelok menuju ke Laut Garam atau Laut Mati yang besar, sekitar 390 m di bawah permukaan laut - bagian yang paling rendah di muka bumi.
Dahulu kala daerah sekitar Danau Galilea berpenduduk sangat padat dan secara intensif dan ditanami dengan memakai irigasi. Lebih jauh lagi ke selatan, lembah sungai itu menyempit dan dipadati tumbuh-tumbuhan hingga berupa hutan, tempat tinggal binatang-binatang liar pada masa Perjanjian Lama (bd. Yeremia 49:19; 50:44; Zakharia 11:3). Sebagian besar wilayah ujung selatan dari lembah sungai ini tidak ada penduduknya, kecuali di tempat Sungai Yabok memasuki Yordan dan di Oasis yang diairi sumber-sumber di Yerikho. Bukit-bukit tanah liat yang licin dan berlumpur dan tumbuh-tumbuhan yang lebat yang berjajar sepanjang lembah Yordan membuatnya tetap merupakan perintang alam antara Palestina dan dataran tinggi Transyordan.
Laut Mati tidak mempunyai saluran keluar yang alami, dan airnya yang melimpah dengan mineral mengandung kadar garam sampai 30 persen. Tebing-tebing batu kapur yang berjajar sepanjang pantai barat Laut mati dipenuhi gua-gua yang dipergunakan sebagai tempat persembunyian untuk penyamun, pelarian politik, dan komunitas-komunitas berbagai sekte keagamaan. Di tempat inilah di antara gua-gua dengan pemandangan "yang kurang menyedapkan" ini ditemukan gulungan-gulungan naskah Laut Mati atau gulungan-gulungan naskah komunitas Qumran. Di sebelah selatan Laut Mati, lembah Araba membentang sejauh beratus-ratus km ke arah Teluk Kaba. Penduduk di pinggiran daerah padang gurun yang kering dan terpencil ini menambang endapan-endapan biji besi dan tembaga yang dijumpai di daerah bukit-bukit di perbatasan Araba, atau giat dalam perdagangan dengan kafilah-kafilah yang melintasi daerah itu.
Dataran Tinggi Transyordania Pada umumnya, dataran tinggi Tranyordania merupakan dataran luas yang menjulang dengan ketinggian sekitar 600-1800 m di atas permukaan laut antara Sungai Yordan dan daerah paling utara dari gurun Arabia. Daerah ini menghasilkan beberapa jenis mineral dan cocok untuk gaya hidup pertanian dan penggembalaan. Empat wadi utama atau anak sungai mengalir ke Sungai Yordan dari dataran tinggi ini, termasuk Yarmuk, Yabok, Arnon, dan Zered.
Dataran tinggi Transyordania ini dapat dibagi menjadi tiga dataran tinggi utama: dataran tinggi Gunung Seir di selatan (dari Teluk Elat sampai Sungai Zered), daerah Moab dan Gilead di Transyordania tengah (membentang dari Zered ke Sungai Yarmuk), dan dataran tinggi Basan di utara (memanjang dari Yarmuk sampai Dan). "Jalan raya raja" menyusur sepanjang dataran tinggi Transyordan dan Bozra ke Damsyik.
Dataran tinggi Seir merupakan daerah yang paling tidak datar dari ketiga daerah tersebut, dengan puncak-puncak gunung yang menjulang tinggi sampai hampir 1800 m. Di sini orang Edom dan kemudian orang Nabeta membangun kota-kota mereka di antara tebing-tebing karang yang curam. Moab dan Gilead mempunyai tanah subur untuk bercocok tanam dan bidang tanah berumput yang luas untuk kawanan ternak. Sisa-sisa hutan lebat masih dapat dijumpai di Gilead. Dataran tinggi yang paling luas dan subur adalah daerah Basan. Di sini dataran tinggi itu terletak sekitar 900-1500 m di atas permukaan laut, yang mengizinkan curah hujan yang memadai untuk pertanian. Tanah gunung berapi subur dari dataran Basan menjadikannya padang-padang rumput yang terbaik di seluruh daerah Levantin di sebelah timur Laut Tengah (bd. Mazmur 22:13; bd. Amos 4:1).
Daerah Trans-yordania adalah daerah yang pertama-tama didiami oleh orang-orang Ibrani sebagai bagian dari penaklukkan Palestina sesudah peristiwa-peristiwa Keluaran dari Mesir (Yosua 13:24-31). Sepanjang sejarah PL daerah dataran tinggi ini sering kali merupakan ajaran pertempuran militer sewaku orang Ibrani, orang Aram, orang Asyur, orang Moab dan orang Amon semua berlomba-lomba untuk menguasai pusat- pusat perdagangan sepanjang jalan raya raja dan daerah subur di Gilea dan Basan, suatu komoditi yang sangat bernilai di lingkungan gurun pasir dan kering dari bagian terbesar wilayah Timur Dekat.
Daerah Perbukitan Tengah Daerah perbukitan tengah secara geografis paling beraneka ragam dan secara historis paling penting pada masa Perjanjian Lama. Kebanyakan kota-kota Israel terletak di daerah ini, dan wilayah tersebut merupakan bagian terbesar yang dikuasai oleh kerajaan Ibrani ketika masih bersatu dan ketika terpecah. Daerah yang berbukit-bukit membentuk punggung, atau tulang belakang dari Palestina barat dan umumnya terbagi atas tiga bagian utama: Galilea, Samaria, dan Yehuda. Daerah-daerah yang landai mencapai ketinggian 900 m - 990 m; daerah tersebut menerima curah hujan yang memadai dan cocok sekali bagi orang-orang ibrani untuk mengembangkan pertanian, termasuk gandum, kebun anggur, buah-buahan dan rumpun-rumpun pohon zaitun.
Bagian-bagian utama Galilea meliputi Gunung Tabor (Hakim-Hakim 4:6, 12) dan lembah Yizrel. Kota Sikhem, diapit oleh Gunung Ebal dan Gunung Gerizim, yang dikuasai oleh Samaria (Yosua 8:30-35). Yerusalem terletak secara menonjol di persimpangan jalur-jalur lalu lintas perdagangan di Yehuda (2Samuel 5:6-12). Bidang tanah di antara dataran pantai di selatan dan daerah pegunungan di bagian tengah dikenal sebagai shephelah. Daerah luas subur (atau dataran tinggi antara pantai dan pegunungan) adalah daerah hutan pada zaman Perjanjian Lama dan diduduki oleh orang Filistin (bd. Hakim-Hakim 14-15; 1Samuel 17). Selama masa kerajaan Yehuda, Bet-Semes dan Lakhis merupakan kubu-kubu pertahanan penting di sisi barat daya Yehuda (2Tawarikh 25:17-28).
Lembah Yordan Lembah Sungai Yordan atau celah Yordan, adalah lembah geologis besar yang mulai di Siria di pegunungan Libanon dan membujur ke selatan sampai ke Teluk Akaba dan Laut Merah. Lembah Sungai Yordan yang membentuk perbatasan timur Palestina adalah bagian dari parit geologis yang berigi-rigi ini.
Sungai Yordan bermula pada lereng-lereng bagian bawah dari Gunung Hermon dan timbul dari tiga anak sungai yang mendapat airnya dari sumber-sumber. Sungai Yordan mengalir ke selatan dari Gunung Hermon ke Danau Hula dan rawa-rawa dan selanjutnya dengan deras mengalir turun sekitar 270 m, dan bermuara di Danau Galilea. Danau air tawar di daerah pedalaman ini berada 195 m di bawah permukaan laut dan dikelilingi oleh bukit-bukit kecil. Danau itu sendiri sekitar 21 km lebarnya dan 11 km panjangnya. Dari Danau Galilea itu Sungai Yordan mengalir ke selatan, berkelok-kelok menuju ke Laut Garam atau Laut Mati yang besar, sekitar 390 m di bawah permukaan laut - bagian yang paling rendah di muka bumi.
Dahulu kala daerah sekitar Danau Galilea berpenduduk sangat padat dan secara intensif dan ditanami dengan memakai irigasi. Lebih jauh lagi ke selatan, lembah sungai itu menyempit dan dipadati tumbuh-tumbuhan hingga berupa hutan, tempat tinggal binatang-binatang liar pada masa Perjanjian Lama (bd. Yeremia 49:19; 50:44; Zakharia 11:3). Sebagian besar wilayah ujung selatan dari lembah sungai ini tidak ada penduduknya, kecuali di tempat Sungai Yabok memasuki Yordan dan di Oasis yang diairi sumber-sumber di Yerikho. Bukit-bukit tanah liat yang licin dan berlumpur dan tumbuh-tumbuhan yang lebat yang berjajar sepanjang lembah Yordan membuatnya tetap merupakan perintang alam antara Palestina dan dataran tinggi Transyordan.
Laut Mati tidak mempunyai saluran keluar yang alami, dan airnya yang melimpah dengan mineral mengandung kadar garam sampai 30 persen. Tebing-tebing batu kapur yang berjajar sepanjang pantai barat Laut mati dipenuhi gua-gua yang dipergunakan sebagai tempat persembunyian untuk penyamun, pelarian politik, dan komunitas-komunitas berbagai sekte keagamaan. Di tempat inilah di antara gua-gua dengan pemandangan "yang kurang menyedapkan" ini ditemukan gulungan-gulungan naskah Laut Mati atau gulungan-gulungan naskah komunitas Qumran. Di sebelah selatan Laut Mati, lembah Araba membentang sejauh beratus-ratus km ke arah Teluk Kaba. Penduduk di pinggiran daerah padang gurun yang kering dan terpencil ini menambang endapan-endapan biji besi dan tembaga yang dijumpai di daerah bukit-bukit di perbatasan Araba, atau giat dalam perdagangan dengan kafilah-kafilah yang melintasi daerah itu.
Dataran Tinggi Transyordania Pada umumnya, dataran tinggi Tranyordania merupakan dataran luas yang menjulang dengan ketinggian sekitar 600-1800 m di atas permukaan laut antara Sungai Yordan dan daerah paling utara dari gurun Arabia. Daerah ini menghasilkan beberapa jenis mineral dan cocok untuk gaya hidup pertanian dan penggembalaan. Empat wadi utama atau anak sungai mengalir ke Sungai Yordan dari dataran tinggi ini, termasuk Yarmuk, Yabok, Arnon, dan Zered.
Dataran tinggi Transyordania ini dapat dibagi menjadi tiga dataran tinggi utama: dataran tinggi Gunung Seir di selatan (dari Teluk Elat sampai Sungai Zered), daerah Moab dan Gilead di Transyordania tengah (membentang dari Zered ke Sungai Yarmuk), dan dataran tinggi Basan di utara (memanjang dari Yarmuk sampai Dan). "Jalan raya raja" menyusur sepanjang dataran tinggi Transyordan dan Bozra ke Damsyik.
Dataran tinggi Seir merupakan daerah yang paling tidak datar dari ketiga daerah tersebut, dengan puncak-puncak gunung yang menjulang tinggi sampai hampir 1800 m. Di sini orang Edom dan kemudian orang Nabeta membangun kota-kota mereka di antara tebing-tebing karang yang curam. Moab dan Gilead mempunyai tanah subur untuk bercocok tanam dan bidang tanah berumput yang luas untuk kawanan ternak. Sisa-sisa hutan lebat masih dapat dijumpai di Gilead. Dataran tinggi yang paling luas dan subur adalah daerah Basan. Di sini dataran tinggi itu terletak sekitar 900-1500 m di atas permukaan laut, yang mengizinkan curah hujan yang memadai untuk pertanian. Tanah gunung berapi subur dari dataran Basan menjadikannya padang-padang rumput yang terbaik di seluruh daerah Levantin di sebelah timur Laut Tengah (bd. Mazmur 22:13; bd. Amos 4:1).
Daerah Trans-yordania adalah daerah yang pertama-tama didiami oleh orang-orang Ibrani sebagai bagian dari penaklukkan Palestina sesudah peristiwa-peristiwa Keluaran dari Mesir (Yosua 13:24-31). Sepanjang sejarah PL daerah dataran tinggi ini sering kali merupakan ajaran pertempuran militer sewaku orang Ibrani, orang Aram, orang Asyur, orang Moab dan orang Amon semua berlomba-lomba untuk menguasai pusat- pusat perdagangan sepanjang jalan raya raja dan daerah subur di Gilea dan Basan, suatu komoditi yang sangat bernilai di lingkungan gurun pasir dan kering dari bagian terbesar wilayah Timur Dekat.
SEJARAH YAHUDI
Seperti telah ditunjukkan di awal, semua tanah Palestina, khususnya Yerusalem, adalah suci untuk orang-orang Yahudi, Nasrani, dan Muslim. Alasannya adalah karena sebagian besar nabi-nabi Allah yang diutus untuk memperingatkan manusia menghabiskan sebagian atau seluruh kehidupannya di tanah ini. Menurut studi sejarah yang didasarkan atas penggalian arkeologi dan lembaran-lembaran kitab suci, Nabi Ibrahim, putranya, dan sejumlah kecil manusia yang mengikutinya pertama kali pindah ke Palestina, yang dikenal kemudian sebagai Kanaan, pada abad kesembilan belas sebelum Masehi. Tafsir Al-Qur'an menunjukkan bahwa Ibrahim (Abraham) AS, diperkirakan tinggal di daerah Palestina yang dikenal saat ini sebagai Al-Khalil (Hebron), tinggal di sana bersama Nabi Luth (Lot). Al-Qur'an menyebutkan perpindahan ini sebagai berikut:
"Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim", mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi. Dan Kami seIamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia. (Qur'an, 21:69-71).
Daerah ini, yang digambarkan sebagai “tanah yang telah Kami berkati,” diterangkan dalam berbagai keterangan Al-Qur'an yang mengacu kepada tanah Palestina. Sebelum Ibrahim AS, bangsa Kanaan (Palestina) tadinya adalah penyembah berhala. Ibrahim meyakinkan mereka untuk meninggalkan kekafirannya dan mengakui satu Tuhan. Menurut sumber-sumber sejarah, beliau mendirikan rumah untuk istrinya Hajar dan putranya Isma’il (Ishmael) di Mekah dan sekitarnya, sementara istrinya yang lain Sarah, dan putra keduanya Ishaq (Isaac) tetap di Kanaan. Seperti itu pulalah, Al-Qur'an menyebutkan bahwa Nabi Ibrahim mendirikan rumah untuk beberapa putranya di sekitar Baitul Haram, yang menurut penjelasan Al-Qur'an bertempat di lembah Mekah.
Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (Qur'an, 14:37)
Akan tetapi, putra Ishaq Ya’kub (Jacob) pindah ke Mesir selama putranya Yusuf (Joseph) diberi tugas kenegaraan. (Putra-putra Ya’kub juga dikenang sebagai “Bani Israil.”) Setelah dibebaskannya Yusuf dari penjara dan penunjukan dirinya sebagai kepala bendahara Mesir, Bani Israel hidup dengan damai dan aman di Mesir.
Suatu kali, keadaan mereka berubah setelah berlalunya waktu, dan Firaun memperlakukan mereka dengan kekejaman yang dahsyat. Allah menjadikan Musa (Moses) nabi-Nya selama masa itu, dan memerintahkannya untuk membawa mereka keluar dari Mesir. Ia pergi ke Firaun, memintanya untuk meninggalkan keyakinan kafirnya dan menyerahkan diri kepada Allah, dan membebaskan Bani Israil yang disebut juga orang-orang Israel. Namun Firaun seorang tiran yang kejam dan bengis. Ia memperbudak Bani Israil, mempekerjakan mereka hingga hampir mati, dan kemudian memerintahkan dibunuhnya anak-anak lelaki. Meneruskan kekejamannya, ia memberi tanggapan penuh kebencian kepada Musa. Untuk mencegah pengikut-pengikutnya, yang sebenarnya adalah tukang-tukang sihirnya dari mempercayai Musa, ia mengancam memenggal tangan dan kakinya secara bersilangan.
Meskipun Firaun menolak permintaannya, Musa AS dan kaumnya meninggalkan Mesir, dengan pertolongan mukjizat Allah, sekitar tahun 1250 SM. Mereka tinggal di Semenanjung Sinai dan timur Kanaan. Dalam Al-Qur'an, Musa memerintahkan Bani Israil untuk memasuki Kanaan:
Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari kebelakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi. (Qur'an, 5:21)
Setelah Musa AS, bangsa Israel tetap berdiam di Kanaan (Palestina). Menurut ahli sejarah, Daud (David) menjadi raja Israel dan membangun sebuah kerajaan berpengaruh. Selama pemerintahan putranya Sulaiman (Solomon), batas-batas Israel diperluas dari Sungai Nil di selatan hingga sungai Eufrat di negara Siria sekarang di utara. Ini adalah sebuah masa gemilang bagi kerajaan Israel dalam banyak bidang, terutama arsitektur. Di Yerusalem, Sulaiman membangun sebuah istana dan biara yang luar biasa. Setelah wafatnya, Allah mengutus banyak lagi nabi kepada Bani Israil meskipun dalam banyak hal mereka tidak mendengarkan mereka dan mengkhianati Allah.
Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan jahiliyah lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mu'min dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat takwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Qur'an, 48:26)
|
Karena kemerosotan akhlaknya, kerajaan Israel mulai memudar dan ditempati oleh berbagai orang-orang penyembah berhala, dan bangsa Israel, yang juga dikenal sebagai Yahudi pada saat itu, diperbudak kembali. Ketika Palestina dikuasai oleh Kerajaaan Romawi, Nabi ‘Isa (Jesus) AS datang dan sekali lagi mengajak Bani Israel untuk meninggalkan kesombongannya, takhayulnya, dan pengkhianatannya, dan hidup menurut agama Allah. Sangat sedikit orang Yahudi yang meyakininya; sebagian besar Bani Israel mengingkarinya. Dan, seperti disebutkan Al-Qur'an, mereka itu yang: "telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan 'Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. (Al-Qur'an, 5:78)
Setelah berlalunya waktu, Allah mempertemukan orang-orang Yahudi dengan bangsa Romawi, yang mengusir mereka semua keluar dari Palestina.
Tujuan penjelasan yang panjang lebar ini adalah untuk menunjukkan bahwa pendapat dasar Zionis bahwa “Palestina adalah tanah Allah yang dijanjikan untuk orang-orang Yahudi” tidaklah benar. Pokok permasalahan ini akan dibahas secara lebih rinci dalam bab tentang Zionisme.
Zionisme menerjemahkan pandangan tentang “orang-orang terpilih” dan “tanah terjanji” dari sudut pandang kebangsaannya. Menurut pernyataan ini, setiap orang yang berasal dari Yahudi itu “terpilih” dan memiliki “tanah terjanji.” Padahal, ras tidak ada nilainya dalam pandangan Allah, karena yang penting adalah ketakwaan dan keimanan seseorang. Dalam pandangan Allah, orang-orang terpilih adalah orang-orang yang tetap mengikuti agama Ibrahim, tanpa memandang rasnya.
Al-Qur'an juga menekankan kenyataan ini. Allah menyatakan bahwa warisan Ibrahim bukanlah orang-orang Yahudi yang bangga sebagai “anak-anak Ibrahim,” melainkan orang-orang Islam yang hidup menurut agama ini:
Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman. (Qur'an, 3:68)
Palestina Merdeka
Seorang pemimpin Palestina, memprediksi, setidaknya 150 negara anggota PBB akan memberikan dukungan mereka terhadap terbentuknya negara Palestina, pada pemungutan suara yang akan berlangsung di PBB pada 29 November 2012 mendatang.
Hanan Ashrawi mengatakan pihaknya berharap lebih banyak negara yang ikut melawan "tekanan Amerika dan Israel," dan memberikan dukungannya kepada pembentukan negara Palestina. Seperti diberitakan oleh Upi.com, Minggu (30/9/2012).
Dalam pemungutan suara mendatang, yang terjadi bertepatan dengan ulang tahun ke 65 PBB, seluruh anggota PBB yang berjumlah 193 negara akan memilih partisi Palestina untuk menjadi dua negara bagian.
Ashrawi merupakan anggota dari Organisasi Pembebasan Palestina dan anggota parlemen otoritas Palestina.
Palestina terus berusaha untuk membentuk Negara Palestina Merdeka. Berbagai cara terus mereka tempuh, tetapi hasilnya saat ini masih belum sesuai harapan. Menurut beberapa pihak kesulitan Palestina dipicu oleh sikap Israel yang tidak mau berbagi.
Amerika Serikat (AS) sebenarnya sudah mendesak Israel untuk menyetujui batas wilayah sebelum perang 1967. Batas wilayah itu menyebutkan wilayah Yerusalem Timur, Tepi Barat dan Jalur Gaza, merupakan bagian dari wilayah Palestina. Tetapi Negara Yahudi tersebut enggan mengakuinya. Demikian diberitakanAssociated Press, Rabu (22/8/2012).
Proses kemerdekaan Palestina sebenarnya sudah direkomendasikan sejak satu tahun lalu. Pada sidang umum PBB 19 September 2012 nanti akan dibahas kemerdekaan bagi Palestina yang sudah diajukan. Tetapi dikhawatirkan, pembahasan ini akan dipenuhi jegalan dari Israel. Terlebih lagi dengan kuatnya lobi yang dimiliki Israel di PBB.
Selain permasalahan dengan Israel, ada hal lain yang perlu diperhatikan Palestina untuk merdeka. Belakangan ini, Otoritas Palestina juga menghadapi krisis finansial yang cukup serius dan dinyatakan sebagai krisis terburuk.
Utang Palestina juga mencapai miliaran dolar AS. Meskipun Kerajaan Arab Saudi sudah berjanji akan memberikan donasi sebesar USD100 juta atau sekira Rp94 miliar ke Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas, tetap saja Palestina harus berupaya keras agar roda perekonomiannya berjalan.
Bank Dunia juga melaporkan, ketika Otoritas Palestina memutuskan untuk membangun institusi-institusi untuk masa depan negaranya, mereka justru mengalami kemunduran dalam perkembangan ekonomi. Kebijakan keamanan Israel juga terus menghalangi investasi di Palestina dan Palestina tidak bisa bertahan hanya dengan bantuan kemanusiaan.
Dialog untuk mengakhiri pendudukan Israel dan membangun Negara Palestina merdeka di Tepi Barat dan Jalur Gaza sudah berjalan, namun permasalahan pun tetap muncul. Hal itu disebabkan oleh proyek pembangunan pemukiman yang dilakukan Negeri Yahudi di wilayah Palestina.
Bank Dunia turut menyarankan agar Palestina berusaha meniru negara-negara Asia dalam mengembangkan perekonomiannya. Palestina juga harus menaruh perhatiannya ke seluruh wilayahnya untuk pembangunan negara
وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيط
"…Jika kamu bersabar dan bertaqwa, niscaya tipu daya mereka (Yahudi) sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan." [QS. Ali 'Imran: 120]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar