Sabtu, 02 Februari 2013

Mencintai Adalah Keputusan, Bukan Keputus Asaan

Pada pembahasan sebelumnya, Ayah_Alif telah menjelaskan tentang "CINTA" dan "CINTA SEJATI VERSI ISLAM". Untuk membahas CINTA, emang engga akan pernah habis n engga pernah membosankan. 

“Sebab cinta adalah kata lain dari memberi … sebab memberi adalah pekerjaan… sebab pekerjaan cinta dalam siklus memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan melindungi itu berat… sebab pekerjaan itu harus ditunaikan dalam waktu lama… sebab pekerjaan dalam waktu lama hanya mungkin dilakukan oleh mereka yang memiliki kepribadian yang kuat dan tangguh… maka setiap orang hendaklah berhati-hati saat mengatakan, “Aku mencintaimu.” Kepada siapa pun!

”Sebuah rangkaian kata dari Anis Matta ini sungguh sangat menyentak dan seakan ada sesuatu yang sedang berperang di dalam Hati ini.

Memang benar bahwa ‘Mencintai itu sebuah Keputusan’. Sebab itu adalah keputusan besar. Ada taruhan kepribadian di situ, “Aku mencintaimu,” adalah ungkapan lain dari, “Aku akan memberimu sesuatu“ dan ini juga ungkapan lain dari “Aku akan memperhatikan dirimu dan semua situasimu untuk mengetahui apa yang kamu butuhkan untuk tumbuh menjadi lebih baik dan bahagia… aku akan memfasilitasi dirimu agar bisa tumbuh semaksimal mungkin… aku akan selalu ada untukmu… aku akan melindungi dirimu dari segala sesuatu yang dapat merusak dirimu… aku akan selalu membuatmu tersenyum indah… aku akan … aku akan… aku akan… dan aku akan…“ Jiwa dan raga ini sepenuhnya akan melakukan yang terbaik untuk dirimu dan kelak akan berjuang demi mendapatkan cinta dari Yang Memberi cinta kepada kita.


Keputusan untuk mencintai seseorang, taruhannya adalah kepercayaan orang yang kita cintai terhadap integritas kepribadian kita. Sekali kamu mengatakan “Aku mencintaimu!” kamu harus membuktikan ucapanmu itu. Itu adalah sebuah ungkapan jiwa bukan saja tentang rasa suka dan ketertarikan, tapi terutama tentang kemampuan kesiapan untuk memberi dan kesiapan untuk berkorban dan kesiapan untuk melakukan pekerjaan cinta: Memperhatikan, Merawat dan Melindungi.

Segala sesuatu tentang cinta pasti akan berujung pada pengorbanan apa yang akan kita berikan kepadanya. Namun terkadang ketika kita mencintai seseorang, lalu kita menggantungkan harapan kebahagiaan hidup dengan hidup bersamanya. Maka ketika dia menolak untuk hidup bersama, itu lantas menjadi sumber kesengsaraan. Kita menderita bukan karena kita mencintai. Tapi karena kita menggantungkan sumber kebahagiaan kita pada kenyataan bahwa orang lain tidak mencintai kita.

Mencintai adalah anugerah yang sungguh luar biasa. Kita tidak dapat hidup tanpa cinta. Matahari memberi sinar ke Bumi, itu adalah bukti nyata tentang cinta yang abadi. Jika Bumi kedinginan maka Matahari akan selalu memberi kehangatan di seluruh bagian-bagian Bumi, jika Bumi kekurangan air maka Matahari akan memberikan cahaya yang lebih untuknya supaya sekumpulan tetesan air–air dapat turun dari langit. Sebab itu adalah keputusan Matahari untuk mencintai Bumi, maka dia akan selalu melakukan pekerjaan–pekerjaan cinta dengan sepenuh hati.

Aura kehidupan yang dihiasi cinta akan seindah Bunga Lili yang menggambarkan tentang lambang Cinta Sejati. Cinta Sejati hanya dimiliki oleh orang yang memiliki kepribadian yang kuat dan tangguh. Hanya Allah saja yang tahu apa kita memang pantas memiliki cinta sejati itu. Cinta sejati itu hanya pantas kita tujukan kepada Allah. Dan tak ada seorang makhluk apapun yang dapat menggantikan-Nya untuk mendapatkan cinta sejati kita.

Memang benar. Semua yang berkaitan tentang cinta adalah rahasia… tapi tak ada keraguan dari kata “Cinta”, bahkan Adam AS tak pernah ragu meminta kepada Allah untuk menciptakan Hawa untuk menemani hidupnya. Itulah cinta. Cinta adalah hal yang pasti, walau susah untuk didefinisikan. Tapi setiap orang di dunia ini pasti memiliki cinta. Sebab itu adalah fitrah.

Jika Allah Telah Mencintai Kita


Tanda utama seorang hamba yang mencintai Allah adalah senantiasa mengikuti Rasul-Nya Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Karena siapa yang paling mengikuti utusan Allah maka ia akan menjadi orang yang paling taat kepada-Nya 'Azza wa Jalla. Karena Rasul Allah hanya memperintahkan untuk taat ibadah kepada-Nya. "Barang siapa yang menaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati Allah." (QS. Al-Nisa': 80)

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

"Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."(QS. Ali Imran: 31)

Sahabat, mari kita bayangkan, betapa amat sangatnya Allah akan mencintai kita ketika kita mampu menjadi orang-orang tegar yang menjalani hidup, mampu mengeluarkan sisi-sisi terbaiknya walau di saat sempit, mampu tetap terbang meninggi melebihi langit di angkasa meski raga masih tertahan di bumi, mampu untuk tetap berdiri setegar karang meskipun ia seringkali dihempas ombak. 

Bayangkan kawan, bayangkan, betapa Allah amat sangat mencintai diri kita yang seperti itu, yang mempersembahkan seluruh kekuatan ini hanya untuk-Nya dan menghabiskan seluruh perjalanan hidupnya hanya untuk ketakwaan pada-Nya.

“(Tidak), hanya kepada-Nya kamu minta tolong. Jika Dia menghendaki, Dia hilangkan apa (bahaya) yang kamu mohonkan kepada-Nya, dan kamu tinggalkan apa yang kamu persekutukan (dengan Allah).” (QS. Al-An’am ayat 41)

Dan bukankah seluruh shalat kita, hidup kita, ibadah kita, dan mati kita hanya untuk-Nya? “Katakanlah (Muhammad), ‘Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam, tidak ada sekutu bagi-Nya; dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri (muslim)’.” (QS. Al-An’am ayat 162-163)

Jika Allah SWT sudah mencintai kita sepenuhnya, lantas apa sih yang akan kita cari lagi. ?
Dunia… digenggam
Kelapangan… diraih
Keridhaan… dicapai
Kesembuhan dari penyakit… dikabulkan
Banyak teman dan dicintai banyak orang… tidak salah lagi

“Milik-Nyalah kunci-kunci (perbendaharaan) langit dan bumi. Dan orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah, mereka itulah orang yang rugi.” (QS. Az-Zumar ayat 63) 

Maka percayalah sahabat, tiada yang lebih mulia daripada membuat Allah mencintai kita dengan mendatangkan ridha-Nya terus-menerus dalam perilaku diri kita.

Dan mari kita terus-menerus bayangkan. Ketika Allah sudah mencintai kita sedalam-dalamnya yang tiada bisa kita bayangkan, pastinya Allah akan memberi kita surga-Nya, bahkan mungkin surga Firdaus yang tiada bandingannya. Tempat di mana tak ada keletihan di sana, senda gurau yang tiada berguna, percakapan yang sia-sia, dan berbagai macam perhiasan dunia yang telah Allah berikan kepada kita saat ini.

Dan mari kita melangkah lebih jauh lagi, ketika di sana (surga) Allah menyingkap wajah-Nya yang menampakkan begitu besar keagungan-Nya dan keindahan-Nya (yang tidak mampu digambarkan bagaimana indahnya dan memang takkan pernah mampu), kita akan menjadi makhluk-Nya yang amat sangat beruntung. Betapa tidak??? Ya, karena semua yang ada di dunia ini pada hakikatnya tidak akan bisa mengalahkan keagungan zat-Nya.

“Dan mereka tidak mengagungkan Allah sebagaimana mestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Mahasuci Dia dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. Az-Zumar ayat 67)

Dan mari kita bayangkan sekali lagi, sekali lagi, dan berkali lipat lagi, bahwa kekayaan dan kesenangan di surga (surga dengan tingkatan yang paling rendah sekalipun) takkan sanggup tersaingi dan disaingi oleh dunia yang amat pendek waktu hidupnya, yang kecil jangkauannya, dan yang sangat kerdil kenikmatannya ini.
makanan
minuman
pasangan hidup dan orang tua
harta, warisan, dan jabatan
relasi, teman, sahabat
kesehatan
dan segala macam kemakmuran hidup lainnya

Mari kita lihat, sahabat, amatlah tidak bisa disandingkan kenikmatan-kenikmatan yang ada di dunia tersebut dengan kenikmatan yang ada di surga nanti. Anugerah yang akan dipersembahkan hanya untuk kita yang bertaqwa di jalan-Nya.

“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ‘Tuhan kami adalah Allah,’ kemudian mereka tetap istiqamah, tidak ada rasa khawatir pada mereka, dan mereka tidak (pula) bersedih hati. Mereka itulah para penghuni surga, kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-Ahqaf ayat 13-14)

Dan juga untuk orang yang berusaha keras meraihnya
“Dan kemudian dikatakan kepada orang yang bertaqwa, ‘Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?’ Mereka menjawab, ‘Kebaikan’. Bagi orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (balasan) yang baik. Dan sesungguhnya negeri akhirat pasti lebih baik. Dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertaqwa, (yaitu) surga-surga ‘Adn yang mereka masuki, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam (surga) itu mereka mendapat segala apa yang diinginkan. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang yang ketika diwafatkan oleh para malaikat dalam keadaan baik, mereka (para malaikat) mengatakan (kepada mereka), ‘Salaamun’alaikum, masuklah ke dalam surga karena apa yang telah kamu kerjakan’.” (QS. An-Nahl ayat 30-32)

“Tidaklah sama antara orang beriman yang duduk (yang tidak turut berperang) tanpa mempunyai uzur (halangan) dengan orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya. Allah melebihkan derajat orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk (tidak ikut berperang tanpa halangan). Kepada masing-masing, Allah menjanjikan (pahala) yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar, (yaitu) beberapa derajat dari pada-Nya, serta ampunan dan rahmat. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. An-Nisa ayat 95-96)

Maka jika Allah sudah mencintai kita sepenuhnya, apalagi yang kan kita cari? Lagi-lagi, kita tidak perlu bersusah payah menjemput dunia, tetapi dunialah yang akan menghampiri kita. Ya, karena amatlah mudah bagi Allah untuk membuat dunia tunduk kepada kita karena dunia selalu dalam genggaman-Nya dan senantiasa dalam kuasa-Nya. Allah-lah yang Mahakuasa menciptakan dan menyebabkan segala sesuatunya terjadi.

Oleh karena itu, betapa dahsyatnya kecintaan Allah kepada kita tatkala kita mempersembahkan diri kita untuk dakwah ini di sepanjang jalan ini, berupaya dengan keras agar seluruh hamba-Nya bertaqwa kepada-Nya, menjadi perantara atas masuknya hidayah Allah kepada berjuta-juta orang yang ada di dunia ini, dan menginfakkan seluruh rezeki kita di jalan-Nya, Allahu akbar!

Ya, karena manusia yang paling mulia di hadapan-Nya adalah orang yang bertaqwa. Lantas, bagaimanakah orang yang bertaqwa itu? Yaitu orang yang tidak hanya berjuang untuk men-takwakan dirinya (membuat dirinya bertaqwa), tetapi juga membuat diri semua orang bertaqwa kepada-Nya, mencintai-Nya, dan orang-orang yang tidak hanya berhenti memikirkan bagaimana ia dicintai Allah, tetapi juga ia senantiasa berpikir agar bagaimana Allah bisa meridhai seluruh hamba-Nya yang ada di alam raya ini (membuat semuanya berislam secara keseluruhan dan akhirnya mencintai Allah sepenuhnya). Ya, memang ini amatlah berat, tetapi pasti bisa dan pasti, karena kita akan tetap dan terus bergerak, berjalan, dan berlari tiada henti hanya dengan naungan pertolongan-Nya dan kekuatan dari-Nya.

“Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada yang dapat mengalahkanmu, tetapi jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapa yang dapat menolongmu setelah itu? Karena itu, hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal.” (QS. Ali Imran ayat 160)

“… Padahal kekuatan itu hanyalah dari bagi Allah, Rasul-Nya, dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tidak mengetahui.” (QS. Al-Munaafiqun ayat 8)

". . . Dan siapa yang mendapat kecintaan Allah, ia akan mendapatkankan kebahagiaan dunia dan akhirat. . .
Dia-lah yang berkuasa untuk kita semua.
Jika sudah ada Allah, mengapa harus mencari yang lainnya??? 

2 komentar:

Comment Using Facebook