Sabtu, 13 Oktober 2012

Kisah cinta Anak kepada Ayah nya.

Seperti biasa Andrew, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta , tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Sarah, putri pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD membukakan pintu untuknya.

Nampaknya ia sudah menunggu cukup lama.
"Kok, belum tidur ?"
sapa Andrew sambil mencium anaknya. Biasanya Sarah memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari.

Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga, Sarah menjawab, "Aku nunggu Papa pulang. Sebab aku mau Tanya berapa sih gaji Papa ?"
"Lho tumben, kok nanya gaji Papa ? Mau minta uang lagi, ya ?"
"Ah, enggak. Pengen tahu aja" ucap Sarah singkat.
"Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp. 400.000,-. Setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja.

Sabtu dan Minggu libur, kadang Sabtu Papa masih lembur. Jadi, gaji Papa dalam satu bulan berapa, hayo ?" Sarah berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar, sementara Papanya melepas sepatu dan menyalakan televisi.

Ketika Andrew beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Sarah berlari mengikutinya."Kalo satu hari Papa dibayar Rp. 400.000,-untuk 10 jam, berarti satu jam Papa digaji Rp. 40.000,- dong" katanya.

"Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, tidur" perintah Andrew.
Tetapi Sarah tidak beranjak. Sambil menyaksikan Papanya berganti pakaian,Sarah kembali bertanya, "Papa, aku boleh pinjam uang Rp. 5.000,- enggak ?"

"Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini ? Papa capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah".
"Tapi Papa..."
Kesabaran Andrew pun habis. "Papa bilang tidur !" hardiknya mengejutkan Sarah. Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya.

Usai mandi, Andrew nampak menyesali hardiknya. Ia pun menengok Sarah di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur.
Sarah didapati sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp.15.000,- di tangannya. Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Andrew berkata, "Maafkan Papa, Nak, Papa sayang sama Sarah. Tapi buat apa sih minta uang malam-malam begini ? Kalau mau beli mainan, besok kan bisa. Jangankan Rp.5.000,- lebih dari itu pun Papa kasih" jawab Andrew

"Papa, aku enggak minta uang. Aku hanya pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini".

"lya, iya, tapi buat apa ?" tanya Andrew lembut.
"Aku menunggu Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Tiga puluh menit aja. Mama sering bilang kalo waktu Papa itu sangat berharga. Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, hanya ada Rp.15.000,- tapi.. karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp. 40.000,- maka setengah jam aku harus ganti Rp.. 20.000,-. Tapi duit tabunganku kurang Rp.5.000, makanya aku mau pinjam dari Papa" kata Sarah polos.

Andrew pun terdiam. ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat dengan perasaan haru. Dia baru menyadari, ternyata limpahan harta yang dia berikan selama ini, tidak cukup untuk "membeli" kebahagiaan anaknya.


Renungkan kata-kata ini!
"Bagi dunia kau hanya seseorang, tapi bagi seseorang kau adalah dunianya" 

Kisah NYATA..!!

Kisah Nyata ..!!!
Terjadi Di Jakarta !!!
“Seorang Ayah Menggendong Mayat Anaknya Dari RSCM Ke Bogor Karena Tak Mampu Bayar Ambulan !!
Penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) jurusan Jakarta – Bogor pun geger minggu.
Sebab, mereka tahu bahwa seorang pemulung bernama Supriono (38 thn) tengah menggendong mayat anaknya, Khaerunisa (3 thn).”

“Supriono akan memakamkan si kecil di kampung Kramat, Bogor dengan menggunakan jasa (KRL). Tapi di stasiun tebet, Supriono dipaksa turun dari kereta, lantas dibawa ke kantor polisi karena dicurigai si anak adalah korban kejahatan.
Tapi di kantor polisi, Supriono mengatakan si anak tewas karena penyakit muntaber.
Polisi belum langsung percaya dan memaksa Supriono membawa jenazah itu ke RSCM untuk diautopsi.”

“Di RSCM, Supriono menjelaskan bahwa khaerunisa sudah empat hari terserang muntaber.
Dia sudah membawa khaerunisa untuk berobat ke puskesmas kecamatan Setiabudi.
“Saya hanya sekali bawa khaerunisa ke puskesmas, saya tidak punya uang untuk membawanya lagi ke puskesmas, meski biaya hanya Rp 4.000,- saya hanya pemulung kardus, gelas dan botol plastik yang penghasilannya hanya Rp 10.000,- per hari..” Ujar bapak 2 anak yang mengaku tinggal di kolong perlintasan rel KA di Cikini itu.

Supriono hanya bisa berharap Khaerunisa sembuh dengan sendirinya. Selama sakit khaerunisa terkadang masih mengikuti ayah dan kakaknya, Muriski Saleh (6 thn), untuk memulung kardus di Manggarai hingga Salemba, meski hanya terbaring digerobak ayahnya.”

“Karena tidak kuasa melawan penyakitnya, akhirnya Khaerunisa menghembuskan nafas terakhirnya pada minggu (5/6-2012) pukul 07.00.
Khaerunisa meninggal di depan Sang Ayah, dengan terbaring di dalam gerobak yang kotor itu, di sela-sela kardus yang bau.
Tak ada siapa-siapa, kecuali sang bapak dan kakaknya.
Supriono dan muriski termangu.
Uang di saku tinggal Rp 6.000,- tak mungkin cukup beli kain kafan untuk membungkus mayat si kecil dengan layak, apalagi sampai harus menyewa ambulans.
Khaerunisa masih terbaring di gerobak. Supriono mengajak Musriki berjalan mendorong gerobak berisikan mayat itu dari Manggarai hingga ke stasiun tebet, Supriono berniat menguburkan anaknya di kampong pemulung di kramat, Bogor.
Ia berharap di sana mendapatkan bantuan dari sesama pemulung.“

“Pukul 10.00 yang mulai terik, gerobak mayat itu tiba di stasiun tebet.
Yang tersisa hanya-lah sarung kucel yang kemudian dipakai membungkus jenazah si kecil. Kepala mayat anak yang tercinta nya itu dibiarkan terbuka, biar orang tak tahu kalau Khaerunisa sudah menghadap sang Khalik.
Dengan menggandeng si sulung yang berusia 6 thn, Supriono menggendong Khaerunisa menuju stasiun. Ketika (KRL) jurusan bogor datang, tiba-tiba seorang pedagang menghampiri Supriono dan menanyakan anaknya. Lalu dijelaskan oleh Supriono bahwa anaknya telah meninggal dan akan dibawa ke Bogor spontan penumpang (KRL) yang mendengar penjelasan Supriono langsung berkerumun dan Supriono langsung dibawa ke kantor polisi Tebet.
Polisi menyuruh agar Supriono membawa anaknya ke RSCM dengan menumpang ambulans hitam.”

“Supriono ngotot meminta agar mayat anaknya bisa segera dimakamkan.
Tapi dia hanya bisa tersandar di tembok ketika menantikan surat permintaan pulang dari RSCM.
Sambil memandangi mayat Khaerunisa yang terbujur kaku.
Hingga saat itu Muriski sang kakak yang belum mengerti kalau adiknya telah meninggal masih terus bermain sambil sesekali memegang tubuh adiknya.
Pukul 16.00, akhirnya petugas RSCM mengeluarkan surat tersebut, lagi-lagi karena tidak punya uang untuk menyewa ambulans, Supriono harus berjalan kaki menggendong mayat Khaerunisa dengan kain sarung sambil menggandeng tangan Muriski. Beberapa warga yang iba memberikan uang sekadarnya untuk ongkos perjalanan ke Bogor.”

Para pedagang di RSCM juga memberikan air minum kemasan untuk bekal Supriono dan Muriski di perjalanan.”

“Psikolog Sartono Mukadis menangis mendengar cerita ini dan mengaku benar-benar terpukul dengan peristiwa yang sangat tragis tersebut, karena masyarakat dan aparat pemerintah saat ini sudah tidak lagi perduli terhadap sesama.
“Peristiwa itu adalah dosa, masyarakat yang seharusnya kita bertanggung jawab untuk mengurus jenazah Khaerunisa.
Jangan bilang keluarga Supriono tidak memiliki KTP atau KK atau bahkan tempat tinggal dan alamat tetap.
Ini merupakan tamparan untuk bangsa Indonesia,” Ujarnya...
“Astaghfirullah,,, dimana hati Nurani Manusia,,,???”

“Silahkan share dan sebarkan kisah ini,
Agar pemerintah mengetahui Nasib Rakyat yang tidak mampu,,!!”

Kisah Seorang Ayah

Di sebuah perumahan terkenal di jakarta tinggalah seorang gadis bersama sang ayah, sang ibu telah lama mendahuluinya pergi sejak ia masih kecil. .
Seorang gadis yg akan di wisuda, sebentar lagi dia akan menjadi seorang sarjana, akhir jerih payahnya selama beberapa tahun di bangku pendidikan.
Beberapa bulan yang lalu dia melewati sebuah showroom, dan saat itu dia jatuh cinta kepada sebuah mobil sport, keluaran terbaru dari Ford. Selama beberapa bulan dia selalu membayangkan, nanti pada saat wisuda ayahnya pasti akan membelikan mobil itu kepadanya. Dia yakin, karena dia anak satu-satunya dan ayahnya sangat sayang padanya, sehingga dia sangat yakin nanti dia pasti akan mendapatkan mobil itu.
Diapun ber’angan-angan mengendarai mobil itu, bersenang-senang dengan teman-temannya. Bahkan semua mimpinya itu dia ceritakan ke teman-temannya, Saatnya pun tiba, siang itu, setelah wisuda, dia melangkah pasti ke ayahnya.
Sang ayah tersenyum, dan dengan berlinang air mata karena terharu dia mengungkapkan betapa dia bangga akan putrinya, dan betapa dia mencintai anak itu.
Lalu dia pun mengeluarkan sebuah bingkisan,… bukan sebuah kunci!
Dengan hati yang hancur sang anak menerima bingkisan itu, dan dengan sangat kecewa dia membukanya. Dan dibalik kertas kado itu ia menemukan sebuah Jaket kulit Terkenal, di belakangnya terukir indah namanya dengan sutra emas.
Gadis itu menjadi marah, dengan suara yang meninggi dia berteriak, “Yaahh… Ayah memang sangat mencintai saya, dengan semua uang ayah, ayah belikan jaket ini untukku?”
Lalu dia membuang Jaket itu dan lari meninggalkan ayahnya.
Ayahnya tidak bisa berkata apa-apa, hatinya hancur, dia hanya berdiri mematung, tak tahu apa yg harus di lakukannya ..
Tahun demi tahun berlalu,
sang gadis telah menjadi seorang yang sukses. Dengan bermodalkan otaknya yang cemerlang dia berhasil menjadi seorang wanita karir. Dia mempunyai rumah yang besar dan mewah, dan dikelilingi suami yang tampan dan anak yang cerdas.
Sementara itu ayahnya semakin tua dan tinggal sendiri. Sejak hari wisuda itu, anaknya pergi meninggalkan dia dan tak pernah menghubungi dia. Dia berharap suatu saat dapat bertemu anaknya itu, hanya untuk meyakinkan dia betapa sayangnya pada anak itu. Sang anak pun kadang rindu dan ingin bertemu dengan sang ayah, tapi mengingat apa yang terjadi pada hari wisudanya, dia menjadi sakit hati dan sangat mendendam.
Sampai suatu hari datang sebuah telegram dari kantor kejaksaan yang memberitakan bahwa ayahnya telah meninggal, dan sebelum ayahnya meninggal, dia mewariskan semua hartanya kepada anak satu-satunya itu. Sang anak disuruh menghadap Jaksa wilayah dan bersama-sama ke rumah ayahnya untuk mengurus semua harta peninggalannya. Saat melangkah masuk kerumah itu, mendadak hatinya menjadi sangat sedih, mengingat semua kenangan semasa dia tinggal disitu. Dia merasa sangat menyesal telah bersikap buruk terhadap ayahnya.
Dengan bayangan-bayangan masa lalu yang menari-nari di matanya, dia menelusuri semua barang di rumah itu. Dan ketika dia membuka lemari pakaian ayahnya, dia menemukan Jaket itu, masih terbungkus dengan kertas kado yang sama beberapa tahun yang lalu.
sesuatu jatuh dari bagian kantong Jaket itu. Dia memungutnya.. sebuah kunci mobil! Di gantungan kunci mobil itu tercetak nama dealer, sama dengan dealer mobil sport yang dulu dia idamkan! Dia merogoh kantong sebelahnya dan menemukan sesuatu,, di situ terselip STNK dan surat-surat lainnya, namanya tercetak di situ. Dan sebuah kwitansi pembelian mobil, tanggalnya tepat sehari sebelum hari wisuda itu.
Dia berlari menuju garasi, dan di sana dia menemukan sebuah mobil yang berlapiskan debu selama bertahun-tahun, meskipun mobil itu sudah sangat kotor karena tidak disentuh bertahun-tahun, dia masih mengenal jelas mobil itu, mobil sport yang dia dambakan bertahun-tahun lalu. Dengan buru-buru dia menghapus debu pada jendela mobil dan melongok kedalam. Bagian dalam mobil itu masih baru, plastik membungkus jok mobil dan setirnya, di atas dashboardnya ada sebuah foto, foto ayahnya, sedang tersenyum bangga
Mendadak dia menjadi lemas, lalu terduduk disamping mobil itu, ia menangis. air matanya tidak terhentikan, mengalir terus mengiringi rasa menyesalnya yang takan mungkin bisa terobati… 

Jumat, 12 Oktober 2012

Photo Kisah Perjuangan Ibu





Kisah Ibu dan Anak

Dalam kisah ibu dan anak ini benar-benar sangat mengharukan sekali, dan jika Anda membaca sampai akhir cerita, pasti Anda akan merasa terharu dan sedih banget bahkan Anda sampai menangis.

Bagaimana tidak…??? Seorang ibu yang tulus mencintai anaknya, tapi lantaran mata ibunya yang satu buta, membuat anaknya justru tidak menyukainya. Dan yang lebih mengharukan lagi, si Anak justru merasa malu karena memiliki ibu yang buta.
Sampai suatu ketika, Anak ini menjadi sukses dengan kehidupan yang mewah, dan tidak ingat sama ibunya, tidak pernah merindukan ibu kandungnya. Ia Menjadi Durhaka.
Lantas, bagaimanakah kisah selanjutnya….??? OK. Langsung saja Anda simak, Kisah Mengharukan tentang Ibu dan Anak “Ibu Buta Yang Memalukanku” berikut ini.
Saat aku beranjak dewasa, aku mulai mengenal sedikit kehidupan yang menyenangkan, merasakan kebahagiaan memiliki wajah yang tampan, kebahagiaan memiliki banyak pengagum di sekolah, kebahagiaan karena kepintaranku yang dibanggakan banyak guru. Itulah aku, tapi satu yang harus aku tutupi, aku malu mempunyai seorang ibu yang BUTA! Matanya tidak ada satu. Aku sangat malu, benar-benar
Aku sangat menginginkan kesempurnaan terletak padaku, tak ada satupun yang cacat dalam hidupku juga dalam keluargaku. Saat itu ayah yang menjadi tulang punggung kami sudah dipanggil terlebih dahulu oleh yang Maha Kuasa. Tinggallah aku anak semata wayang yang seharusnya menjadi tulang punggung pengganti ayah. Tapi semua itu tak kuhiraukan. Aku hanya mementingkan kebutuhan dan keperluanku saja. Sedang ibu bekerja membuat makanan untuk para karyawan di sebuah rumah jahit sederhana.
Pada suatu saat ibu datang ke sekolah untuk menjenguk keadaanku. Karena sudah beberapa hari aku tak pulang ke rumah dan tidak tidur di rumah. Karena rumah kumuh itu membuatku muak, membuatku kesempurnaan yang kumiliki manjadi cacat. Akan kuperoleh apapun untuk menggapai sebuah kesempurnaan itu.
Tepat di saat istirahat, Kulihat sosok wanita tua di pintu sekolah. Bajunya pun bersahaja rapih dan sopan. Itulah ibu ku yang mempunyai mata satu. Dan yang selalu membuat aku malu dan yang lebih memalukan lagi Ibu memanggilku. “Mau ngapain ibu ke sini? Ibu datang hanya untuk mempermalukan aku!” Bentakkan dariku membuat diri ibuku segera bergegas pergi. Dan itulah memang yang kuharapkan. Ibu pun bergegas keluar dari sekolahku. Karena kehadiranya itu aku benar-benar malu, sangat malu. Sampai beberapa temanku berkata dan menanyakan. “Hai, itu ibumu ya???, Ibumu matanya satu ya?” yang menjadikanku bagai disambar petir mendapat pertanyaan seperti itu.
Beberapa bulan kemudian aku lulus sekolah dan mendapat beasiswa di sebuah sekolah di luar negeri. Aku mendapatkan beasiswa yang ku incar dan kukejar agar aku bisa segera meninggalkan rumah kumuhku dan terutama meninggalkan ibuku yang membuatku malu. Ternyata aku berhasil mendapatkannya. Dengan bangga kubusungkan dada dan aku berangkat pergi tanpa memberi tahu Ibu karena bagiku itu tidak perlu. Aku hidup untuk diriku sendiri. Persetan dengan Ibuku. Seorang yang selalu mnghalangi kemajuanku.
Di Selolah itu, aku menjadi mahasiswa terpopuler karena kepintaran dan ketampananku. Aku telah sukses dan kemudian aku menikah dengan seorang gadis Indonesia dan menetap di Singapura.
Singkat cerita aku menjadi seorang yang sukses, sangat sukses. Tempat tinggalku sangat mewah, aku mempunyai seorang anak laki-laki berusia tiga tahun dan aku sangat menyayanginya. Bahkan aku rela mempertaruhkan nyawaku untuk putraku itu.
10 tahun aku menetap di Singapura, belajar dan membina rumah tangga dengan harmonis dan sama sekali aku tak pernah memikirkan nasib ibuku. Sedikit pun aku tak rindu padanya, aku tak mencemaskannya. Aku BAHAGIA dengan kehidupan ku sekarang.
Tapi pada suatu hari kehidupanku yang sempurna tersebut terusik, saat putraku sedang asyik bermain di depan pintu. Tiba-tiba datang seorang wanita tua renta dan sedikit kumuh menghampirinya. Dan kulihat dia adalah Ibuku, Ibuku datang ke Singapura. Entah untuk apa dan dari mana dia memperoleh ongkosnya. Dia datang menemuiku.
Seketika saja Ibuku ku usir. Dengan enteng aku mengatakan: “HEY, PERGILAH KAU PENGEMIS. KAU MEMBUAT ANAKKU TAKUT!” Dan tanpa membalas perkataan kasarku, Ibu lalu tersenyum, “MAAF, SAYA SALAH ALAMAT”
Tanpa merasa besalah, aku masuk ke dalam rumah.
Beberapa bulan kemudian datanglah sepucuk surat undangan reuni dari sekolah SMA ku. Aku pun datang untuk menghadirinya dan beralasan pada istriku bahwa aku akan dinas ke luar negeri.
Singkat cerita, tibalah aku di kota kelahiranku. Tak lama hanya ingin menghadiri pesta reuni dan sedikit menyombongkan diri yang sudah sukses ini. Berhasil aku membuat seluruh teman-temanku kagum pada diriku yang sekarang ini.
Selesai Reuni entah megapa aku ingin melihat keadaan rumahku sebelum pulang ke Sigapore. Tak tau perasaan apa yang membuatku melangkah untuk melihat rumah kumuh dan wanita tua itu. Sesampainya di depan rumah itu, tak ada perasaan sedih atau bersalah padaku, bahkan aku sendiri sebenarnya jijik melihatnya. Dengan rasa tidak berdosa, aku memasuki rumah itu tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Ku lihat rumah ini begitu berantakan. Aku tak menemukan sosok wanita tua di dalam rumah itu, entahlah dia ke mana, tapi justru aku merasa lega tak bertemu dengannya.
Bergegas aku keluar dan bertemu dengan salah satu tetangga rumahku. “Akhirnya kau datang juga. Ibu mu telah meninggal dunia seminggu yang lalu”
“OH…”
Hanya perkataan itu yang bisa keluar dari mulutku. Sedikit pun tak ada rasa sedih di hatiku yang kurasakan saat mendengar ibuku telah meninggal. “Ini, sebelum meninggal, Ibumu memberikan surat ini untukmu”
Setelah menyerahkan surat ia segera bergegas pergi. Ku buka lembar surat yang sudah kucal itu.
Untuk anakku yang sangat Aku cintai,
Anakku yang kucintai aku tahu kau sangat membenciku. Tapi Ibu senang sekali waktu mendengar kabar bahwa akan ada reuni disekolahmu.
Aku berharap agar aku bisa melihatmu sekali lagi. karena aku yakin kau akan datang ke acara Reuni tersebut.

Sejujurnya ibu sangat merindukanmu, teramat dalam sehingga setiap malam Aku hanya bisa menangis sambil memandangi fotomu satu-satunya yang ibu punya.Ibu tak pernah lupa untuk mendoakan kebahagiaanmu, agar kau bisa sukses dan melihat dunia luas.
Asal kau tau saja anakku tersayang, sejujurnya mata yang kau pakai untuk melihat dunia luas itu salah satunya adalah mataku yang selalu membuatmu malu.
Mataku yang kuberikan padamu waktu kau kecil. Waktu itu kau dan Ayah mu mengalami kecelakaan yang hebat, tetapi Ayahmu meninggal, sedangkan mata kananmu mengalami kebutaan. Aku tak tega anak tersayangku ini hidup dan tumbuh dengan mata yang cacat maka aku berikan satu mataku ini untukmu.
Sekarang aku bangga padamu karena kau bisa meraih apa yang kau inginkan dan cita-citakan.
Dan akupun sangat bahagia bisa melihat dunia luas dengan mataku yang aku berikan untukmu.
Saat aku menulis surat ini, aku masih berharap bisa melihatmu untuk yang terakhir kalinya, Tapi aku rasa itu tidak mungkin, karena aku yakin maut sudah di depan mataku.
Peluk cium dari Ibumu tercinta
Bak petir di siang bolong yang menghantam seluruh saraf-sarafku, Aku terdiam! Baru kusadari bahwa yang membuatku malu sebenarnya bukan ibuku, tetapi diriku sendiri….
Mudah-mudahan anak-anak kita kelak tidak seperti tokoh yang ada dalam kisah mengharukan ibu dan anak diatas. Sejelek-jeleknya orang tua kita, maka kita wajib untuk mencintainya, menyayanginya, menghormatinya

Kamis, 11 Oktober 2012

Perbedaan Antara Nabi dan Rasul


Para ulama menyebutkan banyak perbedaan antara nabi dan rasul, tapi di sini Saya hanya akan menyebutkan sebahagian di antaranya:
  • Jenjang kerasulan lebih tinggi daripada jenjang kenabian. 
Karena tidak mungkin seorang itu menjadi rasul kecuali setelah menjadi nabi. Oleh karena itulah, para ulama menyatakan bahwa Nabi Muhammad -Shollallahu ‘alaihi wasallam- diangkat menjadi nabi dengan 5 ayat pertama dari surah Al-‘Alaq dan diangkat menjadi rasul dengan dengan 7 ayat pertama dari surah Al-Mudatstsir. Telah berlalu keterangan bahwa setiap rasul adalah nabi, tidak sebaliknya. 
Imam As-Saffariny -rahimahullah- berkata, “Rasul lebih utama daripada nabi berdasarkan ijma’, karena rasul diistimewakan dengan risalah, yang mana (jenjang) ini lebih ringgi daripada jenjang kenabian”. (Lawami’ Al-Anwar: 1/50)
Al-Hafizh Ibnu Katsir juga menyatakan dalam Tafsirnya (3/47), “Tidak ada perbedaan (di kalangan ulama) bahwasanya para rasul lebih utama daripada seluruh nabi dan bahwa ulul ‘azmi merupakan yang paling utama di antara mereka (para rasul)”.

  • Rasul diutus kepada kaum yang kafir, sedangkan nabi diutus kepada kaum yang telah beriman.

Allah -’Azza wa Jalla- menyatakan bahwa yang didustakan oleh manusia adalah para rasul dan bukan para nabi, di dalam firman-Nya:

ثُمَّ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا تَتْرَى كُلَّ مَا جَاءَ أُمَّةً رَسُولُهَا كَذَّبُوهُ

“Kemudian Kami utus (kepada umat-umat itu) rasul-rasul Kami berturut-turut. Tiap-tiap seorang rasul datang kepada umatnya, umat itu mendustakannya”. (QS. Al-Mu`minun : 44)

Dan dalam surah Asy-Syu’ara` ayat 105, Allah menyatakan:

كَذَّبَتْ قَوْمُ نُوحٍ الْمُرْسَلِينَ

“Kaum Nuh telah mendustakan para rasul”.

Allah tidak mengatakan “Kaum Nuh telah mendustakan para nabi”, karena para nabi hanya diutus kepada kaum yang sudah beriman dan membenarkan rasul sebelumnya. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam-:

كَانَتْ بَنُوْ إِسْرَائِيْلَ تَسُوْسُهُمُ الْأَنْبِيَاءُ كُلَّمَا هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ نَبِيٌّ

“Dulu bani Isra`il diurus(dipimpin) oleh banyak nab. Setiap kali seorang nabi wafat, maka digantikan oleh nabi setelahnya”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

  • Syari’at para rasul berbeda antara satu dengan yang lainnya, atau dengan kata lain bahwa para rasul diutus dengan membawa syari’at baru. 
Allah -Subhanahu wa Ta’ala- menyatakan:

لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا

“Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, kami berikan aturan dan jalan yang terang”. (QS. Al-Ma`idah : 48)

Allah mengabarkan tentang ‘Isa bahwa risalahnya berbeda dari risalah sebelumnya di dalam firman-Nya:

وَلِأُحِلَّ لَكُمْ بَعْضَ الَّذِي حُرِّمَ عَلَيْكُمْ

“Dan untuk menghalalkan bagi kalian sebagian yang dulu diharamkan untuk kalian”. (QS. Ali ‘Imran : 50)

Nabi Muhammad -Shollallahu ‘alaihi wasallam- menyebutkan perkara yang dihalalkan untuk umat beliau, yang mana perkara ini telah diharamkan atas umat-umat sebelum beliau:

وَأُحِلَّتْ لِيَ الْغَنَائِمَ وَجُعِلَتْ لِيَ الْأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُوْرًا

“Dihalalkan untukku ghonimah dan dijadikan untukku bumi sebagai mesjid (tempat sholat) dan alat bersuci (tayammum)”.(HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Jabir)

Adapun para nabi, mereka datang bukan dengan syari’at baru, akan tetapi hanya menjalankan syari’at rasul sebelumnya. Hal ini sebagaimana yang terjadi pada nabi-nabi Bani Isra`il, kebanyakan mereka menjalankan syari’at Nabi Musa -’alaihis salam-.

  • Rasul pertama adalah Nuh -’alaihis salam-, sedangkan nabi yang pertama adalah Adam -’alaihis salam-.

Allah -’Azza wa Jalla- menyatakan :

إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَى نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِنْ بَعْدِهِ

“Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang setelahnya”. (QS. An-Nisa` : 163)

Dan Nabi Adam berkata kepada manusia ketika mereka meminta syafa’at kepada beliau di padang mahsyar:

وَلَكِنِ ائْتُوْا نُوْحًا فَإِنَّهُ أَوَّلُ رَسُوْلٍ بَعَثَهُ اللهُ إِلَى أَهْلِ الْأَرْضِ

“Akan tetapi kalian datangilah Nuh, karena sesungguhnya dia adalah rasul pertama yang Allah utus kepada penduduk bumi”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik)

Jarak waktu antara Adam dan Nuh adalah 10 abad sebagaimana dalam hadits shohih yang diriwayatkah oleh Ibnu Hibban (14/69), Al-Hakim (2/262), dan Ath-Thobarony (8/140).

  • Seluruh rasul yang diutus, Allah selamatkan dari percobaan pembunuhan yang dilancarkan oleh kaumnya. Adapun nabi, ada di antara mereka yang berhasil dibunuh oleh kaumnya. 
Sebagaimana yang Allah nyatakan dalam surah Al-Baqarah ayat 91:

فَلِمَ تَقْتُلُونَ أَنْبِيَاءَ اللَّهِ مِنْ قَبْلُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

“Mengapa kalian dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kalian orang-orang yang beriman?”. 

Juga dalam firman-Nya:

وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ حَقٍّ

“Mereka membunuh para nabi tanpa haq”. (QS. Al-Baqarah : 61)

Allah menyebutkan dalam surah-surah yang lain bahwa yang terbunuh adalah nabi, bukan rasul.

Atau yang menbedakan antara NABI dengan RASUL adalah : 

RASUL.
a. Wahyu berisi ajaran keislaman,
Berisi syareat lahiriyah yang mengikat setiap orang, karena itu orang yang menolak bersaksi dengan kalimat syahadat diperangi, dan mereka yang telah mengucapkannya wajib dilindungi baik darahnya, kehormatannya dan hartanya, adapun masalah perhitungan bathiniyahnya terserah kepada Allah, karena missi kerasulan itu bukan untuk mengorek hati seseorang. Nabi saw bersabda:   
أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُولُوا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَإِذَا قَالُوهَا  مَنَعُوا مِنِّي دِمَاءَهُمْ  وَأَمْوَالَهُمْ  إِلَّا بِحَقِّهَا وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللَّهِ ‏‏وَفِي ‏‏الْبَاب ‏‏عَنْ ‏ ‏جَابِرٍ ‏ ‏وَأَبِي سَعِيدٍ ‏ ‏وَابْنِ عُمَرَ ‏ ‏قَالَ ‏ ‏أَبُو عِيسَى ‏هَذَا ‏ ‏حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ ‏ (رواه الترمذي) عَنْ ‏ ‏أَبِي هُرَيْرَةَ
“aku diperintah agar memerangi manusia sehingga mereka mengucapkan laa ilaha illallaah, maka bila mereka telah mengucap- kannya, terjagalah darah mereka, dan harta mereka kecuali dengan [hukum yang sesuai] haknya, dan perhitungan [amalnya] terserah Allah.” dari Ibnu ‘Umar, [ Hr Bukharii].  [1]
Pengertian memerangi dalam hadits diatas bukan berarti dalam konotasi kekerasan, tetapi seperti istilah memerangi kebodohan, kemelaratan, kelemahan iman, peperangan bersenjata adalah opsi terakhir yang dilakukan bila memenuhi syaratnya. Bila manusia telah berikrar dengan kalimat tauhid maka terjagalah dirinya, hartanya dan kehormatannya, dan ia tidak boleh dianiaya. Karena itu kejadian pada Usamah yang membunuh musuh yang sudah mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallaah dipersalahkan oleh Rasulullah saw sebagaimana disebutkan dalam hadits:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأُسَامَةَ فِي الرَّجُلِ الَّذِيْ قَتَلَهُ بَعْدَ أَنْ قَالَ “لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ”: “لِمَ قَتَلْتَهُ؟ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَوْجَعَ فِي الْمُسْلِمِينَ وَقَتَلَ فُلَانًا وَفُلَانًا وَسَمَّى لَهُ نَفَرًا وَإِنِّي حَمَلْتُ عَلَيْهِ فَلَمَّا رَأَى السَّيْفَ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَقَتَلْتَهُ؟! قَالَ نَعَمْ قَالَ فَكَيْفَ تَصْنَعُ بـ”لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ” إِذَا جَاءَتْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ؟! قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ اسْتَغْفِرْ لِي قَالَ وَكَيْفَ تَصْنَعُ بـ”لا إله إلا الله” إِذَا جَاءَتْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ؟! قَالَ: فَجَعَلَ لَا يَزِيدُهُ عَلَى أَنْ يَقُولَ كَيْفَ تَصْنَعُ: كيف تصنع بـ”لا إله إلا الله” إِذَا جَاءَتْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ؟!” (رواه مسلم.
Rasulullaah saw bersabda kepada Usamah karena ia membunuh seorang yang sudah mengucapkan Laa ilaaha illallah, Rasulullah saw : “Mengapa kamu membunuhnya?”
Usmah berkata: ”wahai Rasulallaah saw ia menyerang kaum muslimin dan membunuh si Fulan dan Fulan,” dan ia menyebut nama peleton, “maka saya hadapi, ketika melihat pedangku ia mengucapkan : Laa ilaaha illallaah.”
Rasulullah saw bersabda: “apa kamu membunuhnya?”
Usamah menjawab : “ya ”
Beliau saw berkata: “ maka bagaimana kamu dengan Laa ilaaha illallaah bila datang di hari kiamat ?” 
Usamah berkata: “Wahai Rasulullaah saw mohonkanlah ampun bagiku.”
Beliau berkata: “ maka bagaimana kamu dengan Laa ilaaha illallaah bila datang di hari kiamat ?” 
Usmah berkata: maka beliau terus bertanya begitu dan tidak menambah pertanyaan beliau dengan : maka bagaimana kamu dengan Laa ilaaha illallaah bila datang di hari kiamat?.  (Hadits riwayat Muslim). [2]
رُوِىَ أَحْمَدُ عَنِ الْمِقْدَادِ بْنِ عَمْرُو قَالَ: “قُلْتُ: يَا رَسُوْلُ اللهِ، أَرَأَيْتَ رَجُلاً ضَرَبَنِيْ بِالسَّيْفِ فَقَطَعَ يَدَيَّ، ثُمَّ لاَذَ مِنِّيْ بِشَجَرَةِ، ثُمَّ قَالَ: “لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ”، أَأَقْتُلُهُ؟ قَالَ: لاَ. فَعُدْتُ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلاَثاً، فَقَالَ: لاَ. إِلاَّ أَنْ تَكُوْنَ مِثْلُهُ قَبْلَ أَنْ يَقُوْلُ مَا قَالَ، وَيَكُوْنُ مِثْلُكَ قَبْلَ أَنْ تَفْعَلُ مَا فَعَلْتَ”.
Diriwayatkan oleh Ahmad dari Al  Miqdad bin Amr ia berkata: Aku berkata: Wahai Rasulullah, apa menurut Anda bila seorang pria menyerang saya dengan pedang dan memotong tangan saya, kemudian melarikan diri dariku berlindung dipohon, dan kemudian mengucap:Tidak ada Tuhan selain Allah ,apakah dia saya bunuh?” Beliau bersabda : Tidak, aku bertanya kembali dua kali atau tiga kali, belau bersabda : tidak, kecuali bila kamu menjadi seperti dirinya sebelum diamengucapkan apa yang dia ucapkan, dan menjadi sepertimu  sebelum kamumelakukan apa yang kamu lakukan “ (Hr.Muslim)[3]
Missi perjuangan/ jihad fi sabilillah mempunyai wilayah yang terbatas pada masalah syareat, termasuk pengucapan kalimat Laa Ilaaha illallaah, bila manusia sudah mengikrarkannya, maka jihad tidak boleh melampaui batas wilayahnya kemudian membedah isi hati manusia untuk mengetahui apakah hatinya iman atau munafiq, karena itu Nabi saw bersabda: 
لَمْ أُوْمِرُ أَنْ أَنْقَبَ عَنْ قُلُوْبِ النَّاسِ، وَلاَ أَشُقَّ بُطُوْنَهُمْ”(رَوَاهُ مُسْلِمٍ).
“Aku tidak diperintah untuk membedah hati manusia, dan tidak diperintah untuk mengoyak perut mereka.” (Hr. Muslim). [4]
Ibnu Taimiyyah mengatakan dalam kitabnya As Shaarimul Masluul: tidak ada khilafiyah di kalangan umat Islam bahwa bila dalam perang dan musuh masuk Islam setelah melihat pedang baik secara penuh atau terbatas, maka syah Islamnya, dan diterima taubatnya dari kekafiran, walaupun hal itu menunjukkan keadaannya bertentangan antara batiniyahnya dan lahiriyah, maka diketahui  bahwa menyatakan Islam dan taubat dari kekafiran darinya itu diterima.
b.  Wahyu Kerasulan berisi ajaran shirathul mustaqim.
Allah Ta’ala berfirman:
Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang Telah diharamkan untukmu, dan Aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat) daripada Tuhanmu. Karena itu bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, Karena itu sembahlah Dia. inilah jalan yang lurus”. (QS Ali Imran 50-51).
Ayat di atas menegaskan ucapan nabi Isa as sebagai rasul, beliau diberi kitab Injil yang membenarkan ajaran kitab Taurat, menghapus sebagian hukum yang dulu diharamkan, beliau diberi mu’jizat dan menuntun pada shirat (jalan) yang lurus (mustaqim). Dari keterangan ayat di atas juga jelas bahwa shirat itu jalan hidup yang benar (haq) berdasarkan ketentuan syareat. Karena itu rasul diberi tugas untuk menegakkan hukum Allah (syareat), dan tidak beriman dengan benar seorang muslim sehingga rela menerima ketentuan syareat, Allaah berfirman :
Dan barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik. (QS Al Maidah 47).
Iman mempunyai batas syareat dan hakekat batas syareat adalah ridha berhukum dengan hukum Allah dalam segala segi kehidupan baik politik, ekonomi, Sosial, ibadah dan semuanya, kemudian seorang mukmin tetap dalam keimannya selama ia memperjuangkan tegaknya syareat Islam dengan cara yang baik dan benar, walaupun ia hidup di negara bukan Islam. Allah berfirman:
فَلاَ وَرَبِّكَ لاَ يُؤْمِنُوْنَ حَتىَّ يُحَكِّمُوْكَ فِيْمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لاَ يَجِدُوْا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا (سورة النساء ٦٥)
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, Kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (QS An Nisa 65). 
            Ibnu ‘Araby berkata: benar ayat ini menjadi dasar wajibnya berhukum dengan syareat yang dibawa Rasulullah saw, maka siapa saja yang tidak komitmen terhadap ketapan rasulullah saw dalam masalah hukum maka dia itu kufur.[5]
لا يؤمن أحدكم حتى يكون هواه متبعا لما جئت به. (الحكيم، وأبو نصر السجزي (الأربعين للنووي:رقم 41

حديث حسن صحيح رويناه في كتاب الحجة بإسناد صحيح)
فتح الباري جـ 13  : ويجمع ذلك كله حديث أبي هريرة ” لا يؤمن أحدكم حتى يكون هواه تبعا لما جئت به ” أخرجه الحسن بن سفيان وغيره، ورجاله ثقات وقد صححه النووي في آخر الأربعين.


Untuk menegakkan hukum Allah rasul diberi kekuasaan (sulthan) sebagai pemimpin umat dan bangsa, yang memilki pasukan sebagai kekuatan pendukung, dengan wilayah kekuasaan tertentu, ada yang menafsirkan sulthan itu sebagi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi pada masa rasulullah dahulu belum ada teknologi modern, kenyataan beliau berhasil menegakkan syareat Islam, meskipun teknologi maju tetapi tidak punya kekuasaan jangan harap syareat bisa tegak,  firman Allah pada ayat berikut ini menggambarkan bahwa perjuangan rasul itu untuk mencapai kekuasaan demi tegaknya hukum Allah, Allah berfirman:  
Hai jama’ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.(QS Ar Rahman  33). 
c.  Menghapus kekafiran dan kemusyrikan.
Tugas utama rasul adalah membersihkan kekafiran dan kemusyrikan, seperti telah diketahui masa kebangkitan beliau adalah dalam masa kegelapan jahiliyah dan kemusyrikan, dan dilingkungan Kabah terdapat 360 berhala yang menjadi sesembahan kaum musyrikin. Untuk menjalankan tugas itu  dibutuhkan pendukung perjuangan bermental baja dengan  keimanan pada tingkat yakin karena itu dibutukan metode/tarekat penggemblengan yang bersumber dari ajaran kenabian, wilayah kekuasaan, politik, tatik dan strategi, jangka waktu perjuangan, karena itu walaupun dalam ayat ini Allah memanggil dengan lafal “hai nabi” karena Muhammad saw adalah nabi dan rasulullah, tetapi seruan ini pertama dalam kapasitas beliau sebagai rasul, kedua beliau juga menghadapi musuh dari dalam yaitu orang-orang Islam yang imannya hanya di bibir sedangkan hatinya dalam kekufuran, yaitu kaum munafiqin, untuk mengatasi yang kedua ini diperlukan kapasitas beliau sebagai nabi. Allah berfirman:
 Hai nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. tempat mereka ialah jahannam. dan itu adalah tempat kembali yang seburuk-buruknya. QS At Taubah 73.
Ayat di atas adalah surat Madaniyah, artinya turun di Madinah, bermakna bahwa saat itu beliau sudah berperan sebagai rasul yang secara defakto diakui oleh seluruh penduduk Madinah sebagai pemimpin dimana ketika itu menjadi sentral Islam, berhadapan dengan Mekah yang menjadi sentral kekafiran dan kemusyrikan. Langkah seorang rasul adalah jejak langkah kepala negara yang bersendikan syareat, karena itu sebagai rasul beliau mempersatukan bangsa Arab, membuat perjanjian, mengangkat gubernur atau wali kota, menarik jizyah, dan menyurati para kepala negara, mengadili perkara, dan menjatuhkan hukum, dan lain-lain. Dengan keberhasilan beliau dalam menundukkan Mekah yang disebut dengan fathu Makkah, maka kekafiran dan kemusyrikan berhasil beliau hapuskan dari jazirah Arab.
Kerasulan  dan kenabian sepeninggal beliau telah tertutup, tetapi fungsi keduanya tetap dilanjutkankan, khalifah berfungsi sebagai penerus fungsi kerasulan dan ulama meneruskan fungsi kenabian, karena itu ketika Abu Bakar As Shidiq menjadi khalifah, melaksanakan kuwajiban itu, disebutkan dalam hadits:       
حَدَّثَنَا ‏ ‏قُتَيْبَةُ ‏ ‏حَدَّثَنَا ‏ ‏اللَّيْثُ ‏ ‏عَنْ ‏ ‏عُقَيْلٍ ‏ ‏عَنْ ‏ ‏الزُّهْرِيِّ ‏ ‏أَخْبَرَنِي ‏‏عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ بْنِ مَسْعُودٍ ‏ ‏عَنْ ‏ ‏أَبِي هُرَيْرَةَ‏ ‏قَالَ ‏َمَّا تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ ‏ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‏ ‏وَاسْتُخْلِفَ‏ ‏أَبُو بَكْرٍ ‏ ‏بَعْدَهُ كَفَرَ مَنْ كَفَرَ مِنْ ‏ ‏الْعَرَبِ ‏ ‏فَقَالَ ‏ ‏عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ ‏ ‏لِأَبِي بَكْرٍ ‏ ‏كَيْفَ تُقَاتِلُ النَّاسَ وَقَدْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ‏ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‏ ‏أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُولُوا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَمَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ ‏ ‏عَصَمَ ‏ ‏مِنِّي مَالَهُ وَنَفْسَهُ إِلَّا بِحَقِّهِ وَحِسَابُهُ عَلَى اللَّهِ قَالَ ‏ ‏أَبُو بَكْرٍ ‏ ‏وَاللَّهِ لَأُقَاتِلَنَّ مَنْ فَرَّقَ بَيْنَ الزَّكَاةِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّ الزَّكَاةَ حَقُّ الْمَالِ وَاللَّهِ لَوْ مَنَعُونِي ‏ ‏عِقَالًا ‏ ‏كَانُوا يُؤَدُّونَهُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ ‏ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‏ ‏لَقَاتَلْتُهُمْ عَلَى مَنْعِهِ ‏‏فَقَالَ ‏ ‏عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ ‏ ‏فَوَاللَّهِ مَا هُوَ إِلَّا أَنْ رَأَيْتُ أَنَّ اللَّهَ قَدْ شَرَحَ صَدْرَ ‏ ‏أَبِي بَكْرٍ ‏ ‏لِلْقِتَالِ فَعَرَفْتُ أَنَّهُ الْحَقُّ ‏ ‏قَالَ ‏ ‏أَبُو عِيسَى ‏ ‏هَذَا ‏ ‏حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ ‏ ‏وَهَكَذَا ‏ ‏رَوَى ‏ ‏شُعَيْبُ بْنُ أَبِي حَمْزَةَ ‏ ‏عَنْ ‏ ‏الزُّهْرِيِّ ‏ ‏عَنْ ‏‏عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ ‏ ‏عَنْ ‏ ‏أَبِي هُرَيْرَةَ ‏ ‏وَرَوَى ‏ ‏عِمْرَانُ الْقَطَّانُ ‏ ‏هَذَا الْحَدِيثَ ‏ ‏عَنْ ‏ ‏مَعْمَرٍ ‏ ‏عَنْ ‏ ‏الزُّهْرِيِّ ‏ ‏عَنْ ‏ ‏أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ‏ ‏عَنْ ‏ ‏أَبِي بَكْرٍ ‏ ‏وَهُوَ حَدِيثٌ خَطَأٌ وَقَدْ خُولِفَ ‏ ‏عِمْرَانُ ‏ ‏فِي رِوَايَتِهِ عَنْ ‏ ‏مَعْمَرٍ ‏ (رواه الترمذي)
Qataibah telah berbicara kepadaku, Al Laits dari ‘Uqail dari Az Zuhriy telah mengabariku ‘Ubaid bin ‘Abdullah bin ‘Utbah bin Mas’ud dari Abu Hurairah  ia telah berkata, sesudah Rasulullah saw wafat, dan sesudahya Abu Bakar terpilih sebagai khalifah, maka menjadi kafirlah orang orang kafir dari Arab, maka Umar bin Khathab berkata kepada Abu Bakar, “ apakah kamu tidak akan memerangi manusia, padahal Rasulullah saw telah bersabda; aku diperintah agar memerangi manusia sehingga mereka mengucapkan laa ilaha illallaah , maka bila mereka telah mengucapkannya, terjagalah darah mereka, dan harta mereka kecuali dengan [hukum yang sesuai] haknya, dan perhitungan [amalnya] terserah Allah.” Abu Bakar menjawab: “ Demi Allah sungguh aku akan memerangi siapa yang memisah misahkan antara zakat dan shalat, sungguh zakat itu haq harta demi Allah bila mencegahku [menahan zakat] yang telah mereka bayarkan pada masa rasulullah saw maka saya akan memerangi mereka karena keengganan mereka.” Maka berkatalah Umar bn Khathab,” maka demi Allah apa yang aku ketahui tentang dia kecuali bahwa Allah telah melapangkan dada Abu Bakar untuk berjuang, maka aku menjadi tahu bahwa dia itu al Haqq [kebenaran].”  Abu ‘Isa berkata  ini hadits baik-shahih, dan seperti iu juga riwayat Syu’aib bin Abu Hamzah dari Az Zuhriy dari ‘Ubaidillah bin ‘Abdillah, dari Abi Hurairah. Dan diriwayatkan oleh ‘Imran al Qath thaan, ini hadits dari Ma’mar, dari Az Zuhriy, dari Anas bin Malik, dari Abu Bakar, dan itu hadits yang salah dan telah diganti oleh ‘Imran dalam riwayatnya dari Ma’mar.[ hr. Imam At Tirmdzi].
Syarah : Abu Bakar As Shidiq ra adalah khalifah yang terpilih oleh kaum muslimin sepeninggal Nabi saw. sesudah Nabi saw wafat banyak orang yang murtad (keluar) dari Islam, mengaku sebagai Nabi [nabi palsu] dan orang-orang yang menolak membayar zakat. Karena itu Abu Bakar memerangi mereka atas dorongan Umar bin Khathab ra. Abu Bakar mempunyai sifat lemah lembut/kasih sayang, karena itu Umar bin Khthab kuatir bila Abu Bakar akan membiarkan orang orang yang ingkar tanpa diberi tindakan tegas.    
d.  Amal ibadah bersifat wajib.
Rasul mengajarkan ibadah wajib, bila dipenuhi baru pas belum ada kelebihannya, bila ditinggalkan atau larangannya dilanggar menyebabkan terkena hukum dunia, dan ibadah wajib ini menjadi pembatas antara iman dan kekafiran, karena itu bila ditinggalkan, seseorang menjadi kafir, sebagaimana sabda nabi tentang shalat wajib. Beliau bersabda:
بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلاَةِ – ‏(‏م د ت ه‏)‏ عن جابر  ‏(‏صح‏)‏٣١٧٠
Batas antara sesorang dengan syirik dan kufur adalah meninggalkan shalat. (HR. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah). [6]
Demikian juga bagi yang mampu berzakat tetapi tidak mau mengeluarkan zakatnya maka gugur imannya dan ia menjadi syirik sebagimana firman Allah :
dan Kecelakaan besarlah bagi orang-orang musyrik,  (yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan adanya (kehidupan) akhirat.(QS Fus Shilat 6-7).
Batas iman dari segi syareat yang bersifat larangan bila dilanggar dapat menghilangkan iman Disebutkan dalam Hadits :
عَنْ ‏أَبِي هُرَيْرَةَ ‏ ‏قَالَ‏ ‏قَالَ رَسُولُ اللَّهِ‏ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ َسَلَّمَ ‏‏لَا يَزْنِيالزَّانِي حِينَ يَزْنِي وَهُوَ مُؤْمِنٌ وَلَا يَسْرِقُ‏‏السَّارِقُ حِينَ يَسْرِقُ وَهُوَ مُؤْمِنٌ  وَلَكِنَّ التَّوْبَةَ مَعْرُوضَةٌ ‏‏‏﴿ رواه الترمي ﴾
Dari Abiy Hurairah ia berkata. Telah bersabda Rasulullah saw, “tidaklah berzina seorang pezina ketika ia berzina dalam keadaan iman, dan tidak mencuri seorang pencuri ketika mencuri dalam keadaan iman, tetapi taubat itu dihadapkan [kepada Alah].” (Hr. Tirmidzi).[7]
Hadits di atas mengandung pengertian bahwa bila seorang berzina atau mencuri maka hilanglah imannya, dan tidak akan ditemukan lagi sehingga ia bertaubat dan tidak mengulangi perbuatannya, bila ia bertaubat maka iman akan kembali masuk kedalam hati. Yang bahaya adalah bila belum sempat bertaubat kemudian meninggal maka matinya suu-ul khatimah, yaitu mati tanpa berbekal iman.
Ibadah adalah pengabdian hamba kepada Tuhannya, ibadah pada hakekatnya mempunyai dua bentuk, bentuk ritual dan non ritual, bentuk ibadah ritual yang diwajibkan seperti shalat, puasa, zakat dan haji, bentuk ritual yang dilarang, seperti semua perbuatan yang dilarang (haram), dan bentuk non ritual yang tinggi derajadnya yaitu jihad fi sabilillah, disebutkan dalam hadits :
حَدَّثَنَا ‏ ‏عُبَيْدُ بْنُ أَسْبَاطِ بْنِ مُحَمَّدٍ الْقُرَشِيُّ الْكُوفِيُّ ‏ ‏حَدَّثَنَا ‏ ‏أَبِي ‏ ‏عَنْ ‏ ‏هِشَامِ بْنِ سَعْدٍ ‏ ‏عَنْ ‏ ‏سَعِيدِ بْنِ أَبِي هِلَالٍ ‏ ‏عَنْ ‏ ‏ابْنِ أَبِي ذُبَابٍ ‏ ‏عَنْ ‏ ‏أَبِي هُرَيْرَةَ ‏ ‏قَالَ ‏مَرَّ رَجُلٌ مِنْ ‏ ‏أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ ‏ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‏ ‏بِشِعْبٍ فِيهِ ‏ ‏عُيَيْنَةٌ مِنْ مَاءٍ عَذْبَةٌ فَأَعْجَبَتْهُ لِطِيبِهَا فَقَالَ لَوْ اعْتَزَلْتُ النَّاسَ فَأَقَمْتُ فِي هَذَا‏ ‏الشِّعْبِ ‏ ‏وَلَنْ أَفْعَلَ حَتَّى أَسْتَأْذِنَ رَسُولَ اللَّهِ ‏ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‏ ‏فَذَكَرَ ذَلِكَ لِرَسُولِ اللَّهِ ‏ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‏ ‏فَقَالَ ‏ ‏لَا تَفْعَلْ فَإِنَّ مُقَامَ أَحَدِكُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاتِهِ فِي بَيْتِهِ سَبْعِينَ عَامًا أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ الْجَنَّةَ ‏ ‏اغْزُو فِي سَبِيلِ اللَّهِ مَنْ قَاتَلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ‏ ‏فَوَاقَ نَاقَةٍ ‏ ‏وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ ‏قَالَ ‏ ‏أَبُو عِيسَى ‏ ‏هَذَا ‏ ‏حَدِيثٌ حَسَنٌ (رواه التمذي) حسن.
‘Ubaid bin Asbath bin Muhammad al Qurasyiy al Kufiy, telah berbicara kepadaku, bapakku telah berbicara, dari Hisyam bin Sa’di, dari Sa’iid bin Abi Hilal dari Abu Hurairah, ia telah berkata, seorang laki laki dari shahabat Rasulullah saw  telah berjalan melalui celah yang terdapat [mata] air tawar maka tertariklah ia akan keindahannya lalu berkata, “alangkah baiknya bila aku beruzlah [menyendiri]ditempat ini, tetapi tidak akan kulakukan hingga aku menta idzin Rasulullah saw.” maka disebutkanlah hal itu kepada Rasulullah saw kemudian beliau bersabda; “jangan kau lakukan, karena sesungguhnya derajad salah seorang dari kalian dalam perjungan di jalan Allah itu lebih utama dari 70 tahun shalat yang dilakukan dirumahnya, tidak kah kalian suka dengan pengampunan Allah dan memasukkan kalian ke dalam surga ? berjuanglah di jalan Allah, barang siapa berjuang di jalan Allah dengan keadaan yang bersih [niatnya] wajiblah baginya surga.” Berkata Abu ‘Isa ini Hadits Hasan[baik]. [riwayat Imam al Tirmidzi].
Islam mengajarkan dan menganjurkan umatnya untuk beramal shalih dalam kehidupan bermasyarakat dengan amal perbuatan yang bermanfaat kepada manusia lainnya, baik dengan ilmunya, dengan tenaga, juga dengan hartanya. Amal yang tinggi nilainya yitu berjuang di jalan Allah, yang meliputi memelihara jamaah dan imamah, memahamkan syareat kepada umat, menegakkan amar makruf [menyuruh berbuat baik] dan nahi mungkar [mencegah kejelekan] di tengah tengah masyarakat, uzlah (menyingkir dari keramaian) untuk beribadah tidak ada unsur perjuangan (jihad), karena tidak ada tantangan selain diri sendiri.
 NABI
a. Keimanan pada yang ghaib.
Nabi diberi wahyu hal-hal ghaib, thariqul mustaqim yaitu jalan hidup yang lurus secara hakekat, diberi hikmah, dan barokah.
اَلَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلاَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُوْنَ الآية:٣
 (yaitu) mereka yang beriman[13] kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki[16] yang kami anugerahkan kepada mereka. (QS Al Baqarah 3)
Imam Qatadah berkata: Hai manusia bila kamu tidak menginginkan berbuat baik selain dari kegiatan maka sesungguhnya dirimu itu condong pada kebosanan, terputus, dan menyimpang, tetapi orang mukmin itu tanggung jawab, kuat, tegas, tegak kepada Allah siang dan malam, demi Allah orang mukmin itu tidak akan bergeser dari ucapannya  “Allah Tuhanku” baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, hingga mereka dikabulkan secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan.
Lafal “bil ghaib” menurut kalam Arab adalah semua yang tersembunyi dari padamu, karena itu matahari tenggelam dikatan “matahari tersembunyi” demikian pula hutan tempat bersembunyi hewan-hewan disebut Ghiyaabah, Ghaib itu sesuatu yang tersembunyi dari penglihatan.
Adapun beberapa ta’wil ghaib ada yang mengatakan qadha dan qadar, hakekat Alquran, ada yang mengatakan semua yang dikhabarkan rasulullah yang tidak dicapai akal seperti; kiamat, siksa kubur, hari berkumpulnya manusia,  hari kembali, shirat, timbangan, surga dan neraka, ada yang mengatakan semua rukun iman, dan Ibnu Mas’ud mengatakan : tidak ada yang lebih utama bagi seorang mukmin dari beriman kepada yang ghaib, kemudian ia membaca ayat ini (Al Baqarah ayat 3).           
Yang ghaib itu tidak dapat ditangkap oleh pancaindera dan tidak mampu dideteksi alat teknologi. percaya kepada yang ghaib yaitu, mengi’tikadkan adanya sesuatu yang maujud yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera, Karena ada dalil yang menunjukkan kepada adanya, seperti: adanya Allah, malaikat-malaikat, hari akhirat dan sebagainya. Ghaib ada  beberapa macam.
1. Ghaib Hakiki.
Ghaib hakiki (ghaib yang sebenarnya) yaitu ghaibnya  Dzat Allah SWT, karena keberadaannya tidak mampu dicapai oleh seluruh mahluknya dengan penglihatan dan teknologi sehebat apapun, tetapi pandangan yang maha Ghaib itu meliputi seluruh mahluknya tanpa kecuali karena itu Allah berfirman:
لاَ تُدْرِكُهُ الْأَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الْأَبْصَارُ وَهُوَ اللَّطِيْفُ الْخَبِيْرُ (الأنعام: ٠٣ا)
Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan dialah yang Maha halus lagi Maha Mengetahui. ( QS Al An’am 103).
Hubungan antara Allah dengan manusia dan semua mahluknya karena itu dengan melalui kalam dibalik hijab seperti Allah berbicara kepada nabi Musa as, perantaraan malaikat seperti yang banyak dilakukan Jibril kepada Nabi Muhammad saw, mimpi seperti perintah Allah kepada nabi Ibrahim as, ilham (pesan ke dalam hati) seperti Ibu Musa yang rela menghanyutkan bayi Musa di sungai Nil. Allah berfirman :   
وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُكَلِّمَهُ اللهُ إِلاَّ وَحْيًا أًوْ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلُ رَسُوْلاً ….[الشورى: ا٥]
Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang dia kehendaki. Sesungguhnya dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana. (QS As Syuraa 51)
Pandangan manusia di dunia tidak mampu mencapai Dzat Allah tetapi di surga Allah akan menunjukan dirinya (Dzatnya) dalam wujud yang maha Indah dan elok hingga manusia dapat melihatnya sebagai suatu nikmat paling besar. Allah berfirman :
وُجُوْهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةً” [القيامة: 22-23]
Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka Melihat. (QS Al Qiyamah 22- 23).
2. Ghaib Relatif.
Ghaib relatif dalam pengertian mahluk itu dapat melihat mahluk lainnya meskipun ia ghaib, atas idzin Allah, karena itu manusia bisa diperlihatkan malaikat, jin, syetan, bahkan kejadian yang belum terjadi seperti pada nabi Khidzir  as. Rasulullah saw secara pribadi pernah melihat bentuk asli malaikat Jibril hingga dua kali, pertama pada awal-awal menerima wahyu, kedua ketika Isra Mi’raj beliau melihat di Sidratul Muntaha,  Allah menegaskan:
“وَلَقَدْ رَآهُ بِالْأُفُقِ الْمُبِيْنِ”[التكوير:٢٣].”وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَى [النجم:٣ا]
Dan Sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang terang. (QS At Takwir 23). Dan Sesungguhnya Muhammad Telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (QS An Najm 13).
Mahluk ghaib yang derajadnya di bawah malaikat seperti golongan jin lebih mudah dideteksi dengan panca indera manusia atau dengan indera keenam yang merupakan perangkat batin dalam diri manusia, Karena itulah nabi Sulaiman as diberi kemampuan mendaya gunakan jin untuk bekerja dengan mengabdi kepadanya. Allah berfirman:
Kemudian kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakiNya, Dan (Kami tundukkan pula kepadanya) syaitan-syaitan semuanya ahli bangunan dan penyelam, Dan syaitan yang lain yang terikat dalam belenggu.(QS Shaad 36- 38).  
Mempercayai yang ghaib hukumnya wajib, mengetahui mahluk yang ghaib hukumnya jaiz (boleh), dan bila dapat memperkuat iman hukumnya sunat, adapun manfaat mengetahui yang ghaib adalah :
Pertama menambah kuatnya iman, sebab mengetahui itu proses yang dicapai melalui pengamatan atau penglihatan sebagai salah satu bentuk pembuktian, hal yang tidak berbeda jauh dengan orang yang diberi kabar suatu kejadian ia bisa percaya dan bisa tidak percaya, tetapi bila kemudian kejadian itu ia lihat sendiri  maka ia menjadi mengetahui dan tidak ada istilah tidak percaya, karena sudah yakin.
Kedua mampu menyikapi dengan benar, bila yang ia lihat itu syetan atau jin jahat, maka segera berlindung kepada Allah dan tidak mengikuti ajakannya, sebaliknya bila malaikat maka akan menambah keyakinan dan kesabaran mengamalkannya karena kehadirannya merupakan alamat diberkahi dan dirahmati Allah, sebagaimana keterangan nabi saw tentang malaikat.
Ketiga dapat membedakan hakekat yang hak dan yang batil, sehingga tidak akan teripu oleh tipu daya syetan. Untuk memahami dan mengetahui hal yang ghaib harus dengan ilmu, proses tarekat yang lurus, mujahadah untuk membersihkan hati, dan semua terjadi hanya dengan  idzin  Allah SWT. Bila melihat ghaib tanpa didukung ilmu dan proses tarekat yang lurus maka manusia akan tertipu oleh pengakuan dan penjelmaan bersifat imitasi yang dilakukan syetan atau jin kafir.
Salah satu dari kelemahan manusia adalah tidak mampu menembus masalah ghaib, sehingga manusia dalam menyikapi sesuatu yang ghaib itu ada 4 macam , pertama mengimani, kedua meyakini, ketiga meragukan dan keempat mengingkari.
Banyak hal yang diketahui oleh Rasulullah saw mengenai hal ghaib, jauh sebelum perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, beliau sudah tahu bahwa manusia itu dicipta dari tulang ekor dan akan dihidupkan kembali dari tulang ekornya, hadits terkait hal ini baru pada era modern terbukti kebenarannya melalui uji labiratoris, atau tentang lalat yang sebelah dari kedua sayapnya mengandung penyakit dan sebelah lainnya mengandung obat penawarnya.
Rasulullah saw juga mengetahui hakekat keimanan seseorang,  dalam kapasitas sebagai nabi yang mengetahui ilmu hakekat pernah dikonfirmasi oleh seorang sahabat yang mengatakan bahwa temannya gigih di medan jihad hingga para sahabat salut kepadanya dan mengira ia adalah ahli surga. Ketika hal itu dikonfirmasikan kepada Rasulullah saw ternyata beliau mengatakan hal yang bertentangan dengan shahabat itu karena shahabat itu hanya melihat secara syareat lahiriyah dan beliau mengatakan berdasarkan hakekat yang beliau ketahui yang belum terjadi rasulullah mengatakan bahwa kawannya itu ahli neraka, mendengar demikian, shahabat itu mengatakan bahwa ia kawannya, jadi tahu persis apa yang dilihatnya, karena tidak percaya apa yang sampaikan Nabi saw, ia mengamati kawannya yang dikatakan Nabi saw sebagai ahli neraka, maka sesudah berakhirnya perang, orang laki-laki itu luka-luka parah, kemudian di bawa ke perkemahan, ternyata laki-laki itu tidak sabar dengan luka-lukanya dan shahabat itu melihat sendiri, ia tewas bunuh diri dengan pedangnya, maka benarlah Allaah dan Rasul-Nya, melihat hal itu shabat tadi menemui rasulullah dan membaca syahadat dihadapan nabi, untuk memperteguh imannya yang tadinya belum yakin terhadap kebenaran sabda nabi. Karena itu Nabi saw bersabda:
إِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ عَمَلٌ أَهْلِ الْجَنَّةِ، فِيْمَا يَبْدُوْ لِلنَّاسِ، وَهُوَ مَنْ مِنْ أَهْلِ النَّارِ، وَإِنَّ الرُّجُلَ لَيَعْمَلُ عَمَلَ أَهْلِ النَّارِ، فِيْمَا يَبْدُوْ لِلنَّاسِ،وَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ). 76 – بَابُ: لاَ يَقُوْلُ فُلاَنُ شَهِيْدٌ 2742
“Sesungguhnya ada orang yang benar-benar beramal dengan amalan ahli surga menurut apa yang terlihat manusia padahal ia adalah ahli neraka, dan ada orang yang benar-benar beramal dengan amalan ahli neraka menurut apa yang terlihat manusia padahal ia adalah ahli surga.” ( Hr. Bukhari ) [8]
Sempurnanya Islam itu karena memiliki ajaran yang bersumber dari risalah nubuwwah, sehingga Islam memiliki kedalaman ilmu hakekat dan kekuatan iman, sehingga dapat mengatasi berbagai tantangan kehidupan sepanjang zaman.
3. Ghaib mustatir.
Ghaib mustatir (tertutup) yaitu wujud zahir atau fisik tidak terlihat mata karena pandangan terhalang oleh obyek lain berupa benda atau energi. Dasar dari ghaib mustatir adalah firman Allaah
وَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ جَعَلْنَا بَيْنَكَ وَبَيْنَ الَّذِيْنَ لاَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْآخِرَةِ حِجَابًا مَسْتُوْرًا ( الإسراء ٤٥)
Dan apabila kamu membaca Al Quran niscaya kami adakan antara kamu dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding yang tertutup, (QS Al Isra 45)
Dari Asma bin Abu Bakar ra, ia berkata: ketika surat Tabbat yada Abi lahabiu watabb turun, datanglah Al ‘Aura Ummu Jamil binti Harb, ia berbicara, dan tangannya membawa batu pipih (tajam) pada perkakas kemudian ia berkata: “hina orang yang menentang kami, urusannya kita abaikan, dan agamanya kami benci”, saat itu Nabi saw duduk di masjid dan bersamanya Abu Bakar ra, setelah Abu Bakar melihatnya maka berkata: Wahai Rasulullah ia telah berhadapan denganmu dan saya kuatir meninggalkanmu! Rasulullah saw bersabda: Sungguh dia tidak melihatku, beliau membaca ayat Quran dan berpegang teguh dengannya seperti yang beliau katakan. Beliau membaca surat  Al Isra ayat 45. Maka Al ‘Aura berhenti didepan Abu Bakar ra dan tidak melihat Rasullah saw kemudian berkata: Hai Abu Bakar saya beritahu bahwa kawanmu itu mengejekku! Abu Bakar berkata: tidak demi Tuhan pemilik rumah ini, tidak mengejekmu. Ia berkata : maka ia mundur sambil berkata: Quraisy sudah tahu bahwa sesungguhnya aku puteri tuannya.
Sa’id bin Jubair ra berkata: ketika surat Tabbat yada Abi lahabiu watabb turun, datanglah Al ‘Aura Ummu Jamil isteri Abu Lahab kepada Nabi saw dan Abu Bakar bersamanya, maka Abu Bakar berkata: Kalau ia menuju kepadamu mungkin akan mendengarmu dan menganiayamu, sungguh dia itu wanita yang kejam. Maka Nabi saw bersabda: sesungguhnya Dia akan mendindingi antara aku dan dia maka dia tidak akan melihatnya, kemudian Ummu Jamil berkata kepada Abu Bakar: Hai Abu Bakar kawanmu itu telah menghinaku! Abu Bakar berkata: demi Allah tidak mengucapkan syair dan tidak mengatakannya. Maka Ummu Jamil berkata: dan sungguh kalau kamu orang yang benar, kemudian ia mundur dan kembali. Kemudian Abu Bakar nerkata: wahai Rasulullah apakah ia tidak melihatmu? Beliau berkata: tidak selama malikat ada di antara aku dan dia menutupiku hingga ia pegi.
Ka’ab ra: dalam ayat ini Nabi saw ditutup dari kaum musyrikin dengan 3 ayat, ayat dalam surat Al Kahfi 57, dalam surat An Nahl 108, dan surat Al Jatsiyah ayat 23, maka Nabi saw bila membaca ayat-ayat itu ditutup dari kaum musyrikin. Hal ini juga di alami seorang dari penduduk Syam ketika ia datang ke negeri romawi dan tinggal di sana, kemudian ia keluar untuk bekerja dengan membaca ayat ini, ketika di jalan bersama orang orang mereka tidak melihatnya. 
Qurthuby: pada surat Yasiin pada ayat ke 6 disebutkan dalam Sirrah pada bab hijrah nabi dan tempat tidur yang digantikan oleh Ali disebutkan  bahwa saat Nabi saw keluar mengambil tanah dengan tangannya maka kaum musyrikin tidak melihatnya, kemudian tanah itu di sebarkan pada kepala mereka dan beliau membaca ayat dari ayat 1 sampai 6, maka tidak tersisa seorangpun dari mereka kecuali semuanya ditaburi tanah di kepalanya, kemudian beliau pergi.
Dan di sebutkan : ayat ini turun pada kaum yang suka menganiaya nabi saat membaca Al quran, dan mereka itu adalah Abu Jahal, Abu Sofyan, An Nadhar bin Al Harits, Ummu Jamil isteri Abu Lahab dan Huwaithib, maka Allah menjadikan dinding bagi nabi maka mereka tidak dapat melihatnya.
4.  Ghaib Muhajabah.
Ghaib Muhajabah yaitu kondisi ketidak mampuan melihat suatu obyek ghaib karena ada hijab dalam hatinya, hijab ini berujud noda hitam yang terjadi karena perbuatan dosa, hal ini terjadi pada orang mukmin bila sering melakukan dosa maupun orang kafir, dalam Quran disebutkan :
كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوْبِهِمْ مَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ، كَلاَّ إِنَّهُمْ عَنْ رَبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَمَحْجُوْبُوْنَ، (سورة المطففين ٤ا – ٥ا)
Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka. Sekali-kali tidak, Sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar tertutup  Tuhan mereka. (QS Al Muthaffifiin 14 -  15)
Lafal raana pada ayat di atas berarti noda hitam yang muncul setiap melakukan perbuatan dosa, bila manusia tidak betaubat, noda dosa ini semakin banyak dan menghitamkan hatinya maka menjadi hijab yang menutup hatinya. Diceritakan hadits dari Abu Hurairah dari Nabi saw bahwasanya beliau bersabda:
إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيْئَةً نَكْتَتْ فِي قَلْبِهِ نَكْتَةً سَوْدَاءً، فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ اللهَ وَتَابَ، صَقَلَ قَلْبُهُ، فَإِنْ عَادَ زَيَّا فِيْهَا، حَتىَّ تَعْلُوْ عَلَى قَلْبِهِ، وَهُوَ(الرَّانُ) الَّذِي ذَكَرَ اللهُ فِي كِتَابِهِ: “كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوْبِهِمْ مَّا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ. ‏(رواه ا‏حمد و الترمذي و النسائ و بن ماجه و ان حبان و الحاكم ‏)‏ هذا حديث حسن صحيح.
Sungguh hamba itu bila berbuat kesalahan timbul noda hitam dalam hatinya,  maka bila ia berhenti, memohon ampun dan bertaubat kepada Allah, hatinya menjadi bersih, tetapi bila kembali bersalah, dipakaikan (dosanya tadi) dalam hatinya hingga memenuhi hatinya, itulah Ar Raan yang di sebut Allah dalam kitab sucinya : kalla bal raana ‘alaa quluubihim maa kaanuu yaksibuun. (Hr. Ahmad, Tirmidzi, Nasaie, Ibnu Majah, Ibnu Hibbaan dan Al Hakim dengan sanad hasan shahih). [9]         
Lafal “kalla” berarti jangan sekali-kali yang ditujukan kepada kaum kafir karena mereka telah mendindingi diri mereka dengan kekafiran dan dosa di dunia maka di akherat kelak Allah akan menutup mereka (Mahjuubuun) dalam neraka, sehingga tidak akan melihat Allah. Sebaliknya orang beriman yang selalu menjaga dari perbuatan dosa dan membuka hatinya untuk berkomunikasi kepada Allah dalam ibadahnya maka di surga kelak tidak akan ada dinding antara mereka dengan Allaah sehingga dapat melihat Tuhannya sebagaimana firmannya Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka Melihat. QS: Al Qiyamah ayat 22-23.
Dari sinilah teori membuka hijab batin, yaitu dengan amal saleh yang dilakukan dengan ikhlas, karena amalnya itu akan memancarkan cahaya (nur Allah) yang menerangi kegelapan hatinya sehingga memiliki kepekaan batin dan perasaan sebagai penerima ilmu hikmah dan ilham dari Allah. terkait hal ini nabi bersabda:   
فَإِذَا عَمَلَ الْمُؤْمِنُ عَمَلاً ثَارَ فِيْ قَلْبِهِ نُوْرٌ (رَوَاهُ طَبْرَنِي) عَنْ سَهَلِ
بْنِ سَعْدٍ ۹٢۹٦)
maka jika seorang mukmin beramal memancarlah sinar dalamhatinya. (Hr. Thabrani dari Sahal bin Sa’id). [10]


[1] Shahih Bukhari no 25 bab Iman no 2786
[2] Shahih Muslim bab iman 96 hadits no 159.
[3] Ibid  95 hadits no 155.
[4] Shahih Muslim 96- 158.
[5] Tafsir Qurthuby surat An Nisa.
[6] Al Jaami’us Shaghir 3170.
[7]  Sunnan Tirmidzi.
[8] Shahih Bukhari, pada bab no 76 syahiid, no 2742).
[9]  Al Jaami’us Shaghiir 2070.
[10] . Jam’ul Jawaami’u no 9296..