Senin, 12 November 2012

Daftar Candi Yang ada di Indonesia


Kata "candi" mengacu pada berbagai macam bentuk dan fungsi bangunan, antara lain empat beribadah, pusat pengajaran agama, tempat menyimpan abu jenazah para raja, tempat pemujaan atau tempat bersemayam dewa, petirtaan (pemandian) dan gapura. Walaupun fungsinya bermacam-macam, secara umum fungsi candi tidak dapat dilepaskan dari kegiatan keagamaan, khususnya agama Hindu dan Buddha, pada masa yang lalu. Oleh karena itu, sejarah pembangunan candi sangat erat kaitannya dengan sejarah kerajaan-kerajaan dan perkembangan agama Hindu dan Buddha di Indonesia, sejak abad ke-5 sampai dengan abad ke-14.


Karena sjaran Hindu dan Buddha berasal dari negara India, maka  bangunan candi banyak mendapat pengaruh India dalam berbagai aspeknya, seperti: teknik bangunan, gaya arsitektur, hiasan, dan sebagainya. Walaupun demikian, pengaruh kebudayaan dan kondisi alam setempat sangat kuat, sehingga arsitektur candi Indonesia mempunyai karakter tersendiri, baik dalam penggunaan bahan, teknik kontruksi maupun corak dekorasinya. Dinding candi biasanya diberi hiasan berupa relief yang mengandung ajaran atau cerita tertentu.

Dalam kitab Manasara disebutkan bahwa bentuk candi merupakan pengetahuan dasar  seni bangunan gapura, yaitu bangunan yang berada pada jalan masuk ke atau keluar dari suatu tempat, lahan, atau wilayah. Gapura sendiri bisa berfungsi sebagai petunjuk batas wilayah atau sebagai pintu keluar masuk yang terletak pada dinding pembatas sebuah komplek bangunan tertentu. Gapura mempunyai fungsi penting dalam sebuah kompleks bangunan, sehingga gapura juga nencerminkan keagungan dari bangunan yang dibatasinya. Perbedaan kedua bangunan tersebut terletak pada ruangannya. Candi mempunyai ruangan yang tertutup, sedangkan ruangan dalam gapura merupakan lorong yang berfungsi sebagai jalan keluar-masuk.

Beberapa kitab keagamaan di India, misalnya Manasara dan Sipa Prakasa, memuat aturan pembuatan gapura yang dipegang teguh oleh para seniman bangunan di India. Para seniman pada masa itu percaya bahwa ketentuan yang tercantum dalam kitab-kitab keagamaan bersifat suci dan magis. Mereka yakin bahwa pembuatan bangunan yang benar dan indah mempunyai arti tersendiri bagi pembuatnya dan penguasa yang memerintahkan membangun. Bangunan yang dibuat secara benar dan indah akan mendatangkan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi masyarakat. Keyakinan tersebut membuat para seniman yang akan membuat gapura melakukan persiapan dan perencanaan yang matang, baik yang bersifat keagamaan maupun teknis.

Salah satu bagian terpenting dalam perencanaan teknis adalah pembuatan sketsa yang benar, karena dengan sketsa yang benar akan dihasilkan bangunan seperti yang diharapkan sang seniman. Pembuatan sketsa bangunan harus didasarkan pada aturan dan persyaratan tertentu, berkaitan dengan bentuk, ukuran, maupun tata letaknya. Apabila dalam pembuatan bangunan terjadi penyimpangan dari ketentuan-ketentuan dalam kitab keagamaan akan berakibat kesengsaraan besar bagi pembuatnya dan masyarakat di sekitarnya. Hal itu berarti bahwa ketentuan-ketentuan dalam kitab keagamaan tidak dapat diubah dengan semaunya. Namun, suatu kebudayaan, termasuk seni bangunan, tidak dapat lepas dari pengaruh keadaan alam dan budaya setempat, serta pengaruh waktu. Di samping itu,  setiap seniman mempunyai imajinasi dan kreatifitas yang berbeda.

Sampai saat ini candi masih banyak didapati di berbagai wilayah Indonesia, terutama di Sumatra, Jawa,  dan Bali. Walaupun sebagian besar di antaranya tinggal reruntuhan, namun tidak sedikit yang masih utuh dan bahkan masih digunakan untuk melaksanakan upacara keagamaan. Sebagai hasil budaya manusia, keindahan dan keanggunan bangunan candi memberikan gambaran mengenai kebesaran kerajaan-kerajaan pada masa lampau.

Candi-candi Hindu di Indonesia umumnya dibangun oleh para raja pada masa hidupnya. Arca dewa, seperti Dewa Wishnu, Dewa Brahma, Dewi Tara, Dewi Durga, yang ditempatkan dalam candi banyak yang dibuat sebagai perwujudan leluhurnya. Bahkan kadang-kadang sejarah raja yang bersangkutan dicantumkan dalam prasasti persembahan candi tersebut. Berbeda dengan candi-candi Hindu, candi-candi Buddha umumnya dibangun sebagai bentuk pengabdian kepada agama dan untuk mendapatkan ganjaran. Ajaran Buddha yang tercermin pada candi-candi di Jawa Tengah adalah Buddha Mahayana, yang masih dianut oleh umat Buddha di Indonesia sampai saat ini. Berbeda dengan aliran Buddha Hinayana yang dianut di Myanmar dan Thailand.

Dalam situs web ini, deskripsi mengenai candi di Indonesia dikelompokkan ke dalam: candi di Jawa Tengah dan Yogyakarta, candi di Jawa Timur candi di Bali dan candi di Sumatra. Walaupun pada masa sekarang Jawa Tengah dan Yogyakarta merupakan dua provinsi yang berbeda, namun dalam sejarahnya kedua wilayah tersebut dapat dikatakan berada di bawah kekuasaan Kerajaan Mataram Hindu, yang sangat besar peranannya dalam pembangunan candi di kedua provinsi tersebut. Pengelompokan candi di Jawa Tengah dan Yogyakarta berdasarkan wilayah administratifnya saat ini sulit dilakukan, namun, berdasarkan ciri-cirinya, candi-candi tersebut dapat dikelompokkan dalam candi-candi di wilayah utara dan candi-candi di wilayah selatan.

Candi-candi yang terletak di wilayah utara, yang umumnya dibangun oleh Wangsa Sanjaya, merupakan candi Hindu dengan bentuk bangunan yang sederhana, batur tanpa hiasan, dan dibangun dalam kelompok namun masing-masing berdiri sendiri serta tidak beraturan beraturan letaknya. Yang termasuk dalam kelompok ini, di antaranya: Candi Dieng dan Candi Gedongsanga. Candi di wilayah selatan, yang umumnya dibangun oleh Wangsa Syailendra, merupakan candi Buddha dengan bentuk bangunan yang indah dan sarat dengan hiasan. Candi di wilayah utara ini umumnya dibangun dalam kelompok dengan pola yang sama, yaitu candi induk yang terletak di tengah dikelilingi oleh barisan candi perwara. Yang termasuk dalam kelompok ini, di antaranya: Candi Prambanan, Candi Mendut, Candi Kalasan, Candi Sewu, dan Candi Borobudur.

Candi-candi di Jawa Timur umumnya usianya lebih muda dibandingkan yang terdapat di Jawa Tengah dan Yogyakarta, karena pembangunannya dilakukan di bawah pemerintahan kerajaan-kerajaan penerus kerajaan Mataram Hindu, seperti Kerajaan Kahuripan, Singasari, Kediri dan Majapahit. Bahan dasar, gaya bangunan, corak dan isi cerita relief candi-candi di Jawa Timur sangat beragam, tergantung pada masa pembangunannya. Misalnya, candi-candi yang dibangun pada masa Kerajaan Singasari umumnya dibuat dari batu andesit dan diwarnai oleh ajaran Tantrayana (Hindu-Buddha), sedangkan yang dibangun pada masa Kerajaan Majapahit umumnya dibuat dari bata merah dan lebih diwarnai oleh ajaran Buddha.

Candi-candi di Bali umumnya merupakan candi Hindu dan sebagian besar masih digunakan untuk pelaksanaan upacara keagamaan hingga saat ini. Di Pulau Sumatra terdapat 2 candi Buddha yang masih dapat ditemui, yaitu Candi Portibi di Provinsi Sumatra Utara dan Candi Muara Takus di Provinsi Riau.

Sebagian candi di Indonesia ditemukan dan dipugar pada awal abad ke-20. Pada tanggal 14 Juni 1913, pemerintah kolonial Belanda membentuk badan kepurbakalaan yang dinamakan Oudheidkundige Dienst (biasa disingkat OD), sehingga penanganan atas candi-candi di Indonesia menjadi lebih intensif.  Situs web ini direncanakan akan memuat deskripsi seluruh candi yang ada di Indonesia, namun saat ini belum semua candi dapat terliput.
  • Daftar candi yang terdapat di Jawa Barat :

Candi Cangkuang (Garut)
Candi Cangkuang adalah sebuah candi Hindu yang terdapat di Kampung Pulo, wilayah Cangkuang, Kecamatan Leles, Garut, Jawa Barat. Candi inilah juga yang pertama kali ditemukan di Tatar Sunda serta merupakan satu-satunya candi Hindu di Tatar Sunda.

Candi Jiwa (Kerawang)

Situs Candi Jiwa adalah salah satu dari 17 Situs di Areal Situs Batujaya, disebut juga Situs Segeran 2 atau oleh Masyarakat setempat disebut Hunyur (Unur) Jiwa. Situs Candi ini berukuran 19 x 19 m dengan ketinggian 4,7 m dari permukaan sawah, pada bagian atas terdapat sejumlah bola tersusun melingkar diperkirakan adalah tempat Stupa.
Situs Candi Jiwa terbuat dari bata merah, dan hasil Carbon Dating menunjukan pada satu sisi menunjukan abad ke IV dan pada sisi lainnya menunjukan Abad ke VII Masehi, masa itu adalah Masa kejayaan Kerajaan Tarumanegara. Pada areal ini telah di exavasi pula Situs Candi Blandongan yang jaraknya hanya 100 m.


Situs percandian Batujaya (Kerawang)

Menurut data yang ada, komplek percandian Batujaya memiliki luas 5 hektare dan terdiri dari 24 lokasi candi. Dimana 13 lokasi berada di Desa Segaran. Sedangkan, 11 lokasi sisasanya berada di Desa Telagajaya Kecamatan Pakisjaya yang memang berbatasan dengan Desa Segaran. Masing-masing berada dalam jarak yang tidak berjauhan satu sama lain.

Seperti keterangan kuncen (penjaga situs) disana, dari 24 lokasi ini, baru 10 lokasi yang digali dan diteliti. Sedangkan yang sudah dipugar barulah 2 buah candi, dimana dari dua itu baru satu candi yang sudah rampung pemugarannya yakni Candi Jiwa, sedangkan yang belum selesai pemugarannya adalah bernama Candi Blandongan.

Situs percandian Batujaya ini diketemukan pertama kali pada 1984 oleh tim arkelogi Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Kemudian dipugar tahun 1996. Menurut hasil penelitian, diyakini kompleks pencandian di Batujaya ini berlatarkan Agama Budha.


  • Daftar candi yang terdapat di Jawa Tengah :

Candi Borobudur, Borobudur, Magelang
Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi ini didirikan oleh para penganut agama Buddha dari sangha Mahayana pada kisaran tahun 800-an Masehi di masa pemerintahan wangsa Syailendra, berupa bangunan berundak-undak (ada 10 level) dan tanpa atap. Material candi ini seratus persen adalah batu purba.

Candi Mendut, Mendut, Magelang
Beragam peninggalan yang mencerminkan kejayaan dan kemegahan masa lalu tersebar di berbagai penjuru nusantara. Salah satu sisa kemegahan masa lalu adalah Candi Mendut yang terletak sekitar 3 km arah timur dari Candi Borobudur. Prasasti Kayumwungan yang ditemukan di Karangtengah menyebutkan bahwa Candi Mendut dibangun oleh Raja Indra dari Dinasti Syailendra. Candi berbentuk persegi empat dengan atap bertingkat yang dihiasi stupa-stupa kecil ini dibangun lebih dulu daripada Candi Pawon dan Candi Borobudur yang terletak dalam satu garis lurus. Berbeda dengan Candi Borobudur yang menghadap ke arah matahari terbit, maka pintu masuk Candi Mendut menghadap ke arah barat.

Candi Pawon, Borobudur, Magelangi

Candi Pawon bukan sebuah makam, melainkan sebagai tempat untuk menyimpan senjata Raja Indera yang bernama Vajranala.
Candi Pawon terletak 1,5 km ke arah barat dari Candi Mendut dan ke arah timur dari Candi Borobudur, juga merupakan sebuah candi Budha. Saat diteliti secara lengkap pada reliefnya, ternyata merupakan permulaan relief Candi Borobudur.
Banyak orang mengira Candi Pawon merupakan sebuah makam, namun setelah diteliti ternyata merupakan tempat untuk menyimpan senjata Raja Indera yang bernama Vajranala. Candi ini terbuat dari batu gunung berapi. Ditinjau dari seni bangunannya merupakan gabungan seni bangunan Hindu Jawa kuno dan India. Candi Pawon terletak tepat di sumbu garis yang menghubungkan Candi Borobudur dan Candi Mendut.
Kemungkinan candi ini dibangun untuk kubera. Candi ini berada di atas teras dan tangga yang agak lebar. Semua bagian-bagiannya dihiasi dengan stupa (dagoba) dan dinding-dinding luarnya dengan gambar-gambar simbolis.


Candi Bubrah, Prambanan
Candi Ngawen adalah candi Buddha yang berada kira-kira 5 km sebelum candi Mendut dari arah Yogyakarta, yaitu di desa Ngawen, kecamatan Muntilan, Magelang. Menurut perkiraan, candi ini dibangun oleh wangsa Syailendra pada abad ke-8 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. Keberadaan candi Ngawen ini kemungkinan besar adalah yang tersebut dalam prasasti Karang Tengah pada tahun 824 M. Candi ini terdiri dari 5 buah candi kecil, dua di antaranya mempunyai bentuk yang berbeda dengan dihiasi oleh patung singa pada keempat sudutnya. Sebuah patung Buddha dengan posisi duduk Ratnasambawa yang sudah tidak ada kepalanya nampak berada pada salah satu candi lainnya. Beberapa relief pada sisi candi masih nampak cukup jelas, di antaranya adalah ukiran Kinnara, Kinnari, dan kala-makara.

Candi Ngawen, Muntilan, Magelang
Candi Ngawen yang terletak di Desa Gunungpring, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang Jawa Tengah ini merupakan satu dari sekian banyak candi di Kabupaten Magelang yang bercorak Budha. Candi Ngawen memang masih kurang dikenal oleh masyarakat. Bahkan masyarakat Magelangpun hanya sedikit yang mengetahui keberadaannya. Jika ditinjau dari segi lokasi, Candi Ngawen terletak tidak jauh dari pasar Muntilan. Dari Jalan Pemuda Muntilan hanya sekitar satu kilometer ke selatan. Pendek kata, Candi Ngawen ini berada pada lokasi yang mudah dijangkau.

Candi Asu, Magelang

Candi Asu adalah nama sebuah candi peninggalan budaya Hindu yang
terletak di Desa Candi Pos, kelurahan Sengi, Kecamatan dukun,
Kabupaten magelang, provinsi Jawa tengah (kira-kira 10 km di sebelah
timur laut dari Candi ngawen. Di dekatnya juga terdapat 2 buah candi
Hindu lainnya, yaitu candi Pendem dan candi Lumbung (Magelang). Nama
candi tersebut merupakan nama baru yang diberikan oleh masyarakat
sekitarnya. Disebut Candi Asu karena didekat candi itu terdapat arca
Lembu Nandi, wahana dewa Siwa yang diperkirakan penduduk sebagai arca
asu 'anjing'. Disebut Candi Lumbung karena diduga oleh penduduk
setempat dahulu tempat menyimpan padi (candi Lumbung yang lain ada di
kompleks Taman Wisata Candi prambanan). Ketiga candi tersebut terletak
di pinggir Sungai Pabelan, dilereng barat.

Perlu diketahui nama Asu pada candi ini bukan berasal dari kata asu
dalam Bahasa Jawa ngoko yang berarti anjing. Kata asu adalah hasil
perubahan kebiasaan pengucapan masyarakat setempat dari kata aso atau
mengaso yang berarti istirahat.

Candi Lumbung, Magelang

Candi Lumbung terletak beberapa ratus meter di sebelah Selatan Candi Sewu. Candi ini sudah masuk dalam wilayah Kabupaten Klaten, Surakarta. Tidak jelas apakah nama Lumbung memang merupakan nama candi ini atau nama itu hanya merupakan sebutan masyarakat di sekitarnya karena bentuknya yang mirip lumbung (bangunan tempat penyimpanan padi).

Candi Canggal atau Candi Gunung Wukir, Salam, Magelang

Candi Gunung Wukir atau Candi Canggal adalah candi Hindu yang berada di dusun Canggal, kalurahan Kadiluwih, kecamatan Salam, Magelang, Jawa Tengah. Candi ini tepatnya berada di atas bukit Gunung Wukir dari lereng gunung Merapi pada perbatasan wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Menurut perkiraan, candi ini merupakan candi tertua yang dibangun pada saat pemerintahan raja Sanjaya dari zaman Kerajaan Mataram Kuno, yaitu pada tahun 732 M (654 tahun Saka).

Kompleks dari reruntuhan candi ini mempunyai ukuran 50 m x 50 m terbuat dari jenis batu andesit, dan di sini pada tahun 1879 ditemukan prasasti Canggal yang banyak kita kenal sekarang ini. Selain prasasti Canggal, dalam candi ini dulu juga ditemukan altar yoni, patung lingga (lambang dewa Siwa), dan arca lembu betina atau Andini.


Candi Selagriya, Magelang
Candi Losari, Salam, Magelang
Candi Gunungsari, Muntilan, Magelang
Candi Prambanan, Prambanan, Klaten
Candi Plaosan (Lor), Prambanan, Klaten
Candi Plaosan Kidul, Prambanan, Klaten
Candi Sewu, Prambanan, Klaten
Candi Lumbung, Prambanan, Klaten
Candi Sojiwan, Prambanan, Klaten
Candi Sukuh, Karanganyar
Candi Cetho, Karanganyar
Candi Kethek, Karanganyar
Kompleks Candi Gedong Songo, Semarang
Kompleks Candi Dieng, Banjarnegara
Candi Arjuna
Candi Puntadewa
Candi Bima
Candi Gatotkaca
Candi Semar
Candi Srikandi
Candi Dwarawati
Candi Sembadra
Candi Bogang, Wonosobo
Candi Pringapus, Parakan, Temanggung
Candi Gondosuli, Bulu, Temanggung
Candi Dukuh, Salatiga

  • Daftar candi yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) :

Situs Arca Gupolo
Situs Goa Sentono
Situs Mantup
Candi Kalasan
Candi Banyunibo
Candi Ratu Boko
Candi Sambi Sari
Candi Sari
Candi Ijo
Candi Barong
Candi Kedulan
Candi Gebang
Candi Morangan
Candi Gampingan
Candi Watu Gudhig
Situs Payak, Bantul
Candi Keblak
Candi Abang
Candi Miri
Candi Dawangsari
Situs candi Gembirowati

  • Daftar candi yang terdapat di Jawa Timur :

Candi Gambar
Candi Badut (Malang)
Candi Jago (Tumpang, Malang)
Candi Kidal (Malang)
Candi Singosari (Singosari, Malang)
Candi Sanggariti (Batu, Malang)
Stupa Sumberawan (Singosari, Malang)
Candi Rambut Monte (Krisik, Ngantang, Malang)
Candi Panataran (Blitar)
Candi Selakelir
Candi Surawana (Pare, Kediri)
Candi Tigawangi (Pare, Kediri)
Kompleks Pertapaan Goa Selomangleng (Mojoroto, Kediri)
Candi Dorok (Pare, Kediri)
Candi Lor (Loceret, Nganjuk)
Candi Ngetos (Ngetos, Nganjuk)
Candi Rimbi (Ngrimbi, Jombang)
Kompleks Percandian Gunung Arjuna
Candi Jawi (Prigen, Pasuruan)
Candi Kebo Ireng (Kejapanan, Pasuruan)
Candi Gunung Gangsir (Gunung Gangsir, Pasuruan)
Kompleks Percandian Gunung Penangungan (Trawas, Mojokerto)
Petirtaan Jalatunda
Candi Kama I
Candi Kama II
Candi Gajah Mungkur
Candi Wayang
Candi Kendalisada
Candi Pasetran
Gapura Jedong (gapura tipe candi bentar)
Petirtaan Watu Tetek
Petirtaan Belahan
Candi Lemari
Candi Gentong
Candi Brangkal (Ngoro, Mojosari)
Kompleks Trowulan (Mojokerto)
Candi Tikus
Candi Menak Jingga
Candi Brahu
Candi Gentong
Gapura Wringin Lawang (tipe candi bentar)
Gapura Bajang Ratu (tipe paduraksa)
Kolam Segaran
Candi Kedaton
Kompleks Percandian Gunung Welirang
Reco Lanang
Reco Wadon
Watu Meja
Watu Kaca
Candi Sawentar (Garum, Blitar)
Candi Simping (Simping, Blitar)
Kompleks Percandian Panataran (Blitar)
Candi Gambar Wetan (Blitar)
Candi Jabung (Probolinggo)
Candi Gayatri atau Candi Boyolangu (Boyolangu, Tulungagung)
Candi Dadi (Boyolangu, Tulungagung)
Candi Cungkup atau Candi Sanggrahan (Boyolangu, Tulungagung
Candi Selomangleng atau Goa Pertapaan Selomangleng (Boyolangu, Tulungagung)
Candi Pendem (Trenggalek)
Candi Pari (Porong, Sidoarjo) seberang Kolam Lumpur LAPINDO
Candi Sumur (Porong, Sidoarjo) seberang Kolam Lumpur LAPINDO

  • Daftar candi yang terdapat di Bali :

Candi Gunung Kawi, Gianyar
Situs Goa Gajah, Tampaksiring, Gianyar

  • Daftar candi yang terdapat di Sumatra :

Candi Muara Takus di Riau
Candi Biaro Bahal di Tapanuli Selatan
Candi Muaro Jambi di Jambi

  • Daftar candi yang terdapat di Kalimantan :

Candi Agung di Amuntai Tengah, Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan. Candi Hindu.
Candi Laras di Candi Laras Selatan, Tapin, Kalimantan Selatan. Candi Buddha.
Situs Pematang Bata di Candi Laras Selatan, Tapin, Kalimantan Selatan
Candi Tanjungpura, di desa Benua Lama, Benua Kayong, Ketapang, Kalimantan Barat
Batu Lasung (yoni), desa Cantung Kiri Hilir, Kelumpang Hulu, Kotabaru, Kalsel

1 komentar:

Comment Using Facebook