Senin, 12 November 2012

Kuliner Khas Betawi

Orang Betawi mempunyai beragam aneka masakan lezat. Sayangnya, beberapa di antaranya kini mulai punah. Siapa yang tak suka dengan Soto betawi yang gurih dan manis lezat itu? Siapa pula yang tidak tergoda dengan jajanan khas Betawi tahunan di daerah-daerah cagar budaya Betawi bernama Kerak Telor? Selain dua sajian populer ini, Betawi masih memiliki banyak makanan lezat lainnya. Hanya saja, saat ini semua hidangan khas Betawi bisa kita dapatkan dengan mudah. Beberapa di antaranya bahkan telah punah. Kita perlu prihatin akan begitu banyaknya unsur-unsur kuliner Indonesia yang telah sirna. Kalau bukan kita yang memang suka dan doyan makan serta peduli pada warisan budaya kuliner, lalu siapa lagi yang mau dan mampu melestarikannya?

Semakin berkembangnya kota Jakarta dari tahun ke tahun membuat masyarakat Betawi asli yang dulunya memiliki tanah-tanah yang luas di tengah-tengah kota makin tersisih. Tanah-tanah yang dahulunya merupakan lahan-lahan perkebunan buah-buahan dan pertanian kini berubah menjadi komplek gedung-gedung pencakar langit, ditambah lajunya urbanisasi memaksa mereka pindah ke daerah tepian kota Jakarta. Meskipun terdesak, hasrat melestarikan budaya nenek moyangnya tidaklah luntur. Daerah-daerah ayng masih banyak bermukimnya warga Betawi asli yaitu, Tangerang, Bekasi, Kelompok Kecil di tengah kota seperti di Kebon Jeruk, Kebon Kacang, Ciputat, Tenabang, Kebayoran Lama dan Kampung Melayu. Sisanya tersebar di lima wilayah Jakarta.


MAKANAN khas Jakarta dikenal memiliki rasa yang gurih dan cukup menarik sebagai teman minum teh. Makanan-makanan itu adalah : 

1. Kerak Telor 


Penganan yang satu ini identik dengan Pekan Raya Jakarta (PRJ). Sebab, kerak telor selalu dijumpai setiap kali PRJ digelar. Saat ini, kerak telor menjadi makanan langka. Meski merupakan penganan khas Betawi, penjualnya justru kebanyakan berasal dari Sunda, Jawa Barat. 

Kerak telor memiliki rasa yang gurih. Rasa gurih itu datang dari bahan-bahan yang digunakan di dalamnya, yaitu beras ketan putih, telur ayam atau bebek, udang yang digoreng kering, bawang merah goreng, kelapa sangrai, cabai merah, kencur, jahe, merica, garam, dan gula pasir. Rasa gurih pada kerak telor bersumber dari campuran udang, bawang merah, kelapa sangrai, cabai merah, kencur, jahe, merica, dan gula pasir. 
Berbicara mengenai kuliner khas Betawi tentu tidak akan terlewat dengan sebuah penganan yang diberi nama kerak telor. Makanan yang mungkin namanya diambil dari rupanya yang sedikit gosong ini konon sudah ada ketika Jakarta masih bernama Batavia. Waktu itu di Batavia masih banyak ditumbuhi pohon kelapa yang sebagian dimanfaatkan oleh penduduk untuk berbagai macam keperluan. Salah satu diantaranya adalah dengan memarut daging buahnya lalu mencampurnya dengan ketan, telur ayam dan beberapa bumbu masakan kemudian dimasak sedemikian rupa sehingga penganan yang disebut kerak telor.

Namun seiring dengan perkembangan zaman, makanan yang dahulu selalu disajikan pada saat ada hajatan besar orang Betawi ini mulai terpinggirkan oleh makanan cepat saji ala barat dan makanan yang berasal dari daerah lain. Kerak telor di daerah Jakarta hanya dapat dijumpai di beberapa tempat saja, seperti: obyek wisata Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta selatan; Hutan Kota Srengseng, Jakarta Barat; Pekan Raya Jakarta, Kemayoran, Jakarta Pusat; dan beberapa tempat lainnya di Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan daerah sekitar perbatasan Jakarta dan Bogor (Citayam, Bojong).

Ironisnya lagi, pembuat kerak telor pun sudah tidak didominasi oleh orang Betawi asli, melainkan orang Sunda yang berasal dari daerah Bogor, Garut, dan Bandung. Hal ini terlihat ketika ada Pekan Raya Jakarta atau yang kini berganti nama menjadi Jakarta Fair Kemayoran yang diselenggarakan satu tahun sekali. Dari ratusan penjual kerak telor yang ada di tempat itu mayoritasnya adalah orang Sunda, sedangkan orang Betawi asli hanya berjumlah puluhan saja. Faktor utama penyebabnya adalah keengganan generasi muda Betawi untuk belajar atau mewarisi keahlian membuat kerak telor dari generasi pendahulunya.


2. Kembang Goyang 


Sama seperti kerak telur, camilan khas Betawi ini juga sudah mulai jarang ditemui. Padahal rasanya yang gurih cukup menarik untuk dijadikan sebagai teman minum teh. Tidak percaya? Coba cari snack tersebut di pasar, lalu jadikan teman minum teh. Apabila tidak menemukan penjualnya, Anda dapat membuat sendiri. Siapkan tepung beras, gula, telur, santan, minyak goreng, dan cetakan kembang goyang. Kocok telur dan gula hingga lembut. 

Masukkan tepung dan santan. Adukaduk hingga tercampur dan adonan licin. Lalu, panaskan minyak di wajan. Celupkan cetakan kembang goyang ke minyak panas hingga panas. Celupkan cetakan ke adonan. Celup lagi cetakan ke minyak panas. Setelah itu goyang-goyangkan hingga adonan lepas. 

Kue kembang goyang, popular dikenal juga dengan nama kue kembang loyang atau kue loyang di Sumatera, merupakan salah satu kue tradisional nusantara yang popular disajikan sebagai kue lebaran untuk para kerabat dan tamu yang bersilaturahmi karena rasanya yang renyah dan gurih.

Sementara bagi masyarakat Bali, khususnya pemeluk agama Hindu, biasanya memakai kue kembang goyang ini sebagai salah satu isi sesajian di hari raya keagamaan.

Sesuai namanya, kue kembang goyang bentuknya menyerupai bunga atau kembang yang sedang mekar. Kembang goyang sendiri merupakan nama sejenis perhiasaan yang dipasangkan di rambut atau sanggul (konde) dan dapat bergerak-gerak/bergoyang karena memiliki pegas.


3. Roti Buaya 


Pembuatan roti berbentuk buaya sebenarnya terinspirasi dari kebiasaan buaya yang hanya menikah sekali sepanjang hidupnya. Nah, berangkat dari situ, roti buaya dijadikan sebagai simbol kesetiaan pasangan yang telah menikah. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika roti buaya selalu hadir di setiap acara pernikahan adat Betawi. 

Roti buaya mulai dikenal oleh orang-orang Jakarta saat masuknya bangsa eropa ke indonesia. Bagi bangsa eropa, pernikahan adalah sesuatu yang sakral, sehingga diperlukan simbol-simbol yang bisa mewakili pernikahan tersebut, saat itu simbol yang biasa dipakai oleh bangsa eropa yang menikah adalah bunga. Tak mau meniru gaya orang eropa, orang betawi pun berusaha untuk mencari simbol sendiri dalam pernikahan, maka dipilihlah roti buaya sebagai simbol pernikahan.

Lalu kenapa harus roti buaya? kenapa bukan roti-roti lainya?. Jawabanya adalah karena buaya merupakan simbol kesetiaan. Buaya hanya akan kawin sekali saja, filosofi inilah yang membuat buaya terpilih untuk mewakili simbolisasi pernikahan ala betawi ini dengan harapan si pengantin bisa langgeng dan saling setia sampai akhir hayatnya.

Sekarang, mencari roti buaya terbilang sulit. Tidak semua toko roti menjualnya. Jika ingin membeli roti buaya, orang juga biasanya harus memesannya terlebih dahulu. Padahal membuat roti buaya tidaklah sulit. Bahan-bahannya yang terdiri dari terigu, gula pasir, margarin, garam, ragi, susu bubuk, telur, dan pewarna mudah diperoleh. Hanya, membentuk adonan hingga menyerupai buaya memerlukan kesabaran bagi yang tidak terbiasa membuatnya. 

4. Kue Rangi 

Kue khas Betawi itu kini jarang ditemui. Meski demikian, beberapa resto mulai menawarkan kembali hidangan tersebut. Kue rangi atau biasa disebut sagu rangi terbuat dari tepung kanji dicampur dengan kelapa yang diparut kasar. Dahulu, orang memanggang kue rangi dengan memanfaatkan api yang berasal dari kayu bakar atau arang. Alhasil, kue tersebut menjadi lebih wangi. Jika ingin mencicipinya, Anda juga dapat membuatnya sendiri. 

Kue rangi adalah salah satu jajanan  khas Betawi yang mulai punah. Sulit sekali menemukan penjual kue yang dibuat dari adonan kelapa parut dan tepung kanji yang dicetak dalam cetakan kue pancong/pukis untuk dibakar kemudian disajikan dengan kinca gula merah. Makanya tidak heran kalau banyak warga Jakarta yang tidak tahu keberadaan kue rangi.


Bahan-bahannya adalah kelapa setengah tua, ampas kelapa, tepung sagu aren, garam, dan gula merah. Cara membuatnya, campur kelapa parut, ampas kelapa, tepung sagu, dan garam. Aduk hingga rata. Panaskan wajan, taruh 1-2 sendok makan adonan. Ratakan hingga tipis. Lalu masak sampai kering dan matang. Setelah itu, taburi permukaannya dengan gula merah, lipat dua, dan angkat jika sudah garing.

5. Nasi Ulam


Nasi ulam gak hanya bisa dinikmati untuk sarapan saja, tapi juga bisa sebagai menu makan siang yang mengenyangkan. Lauknya komplet, mulai dari semur kentang, dendeng, daun kemangi dan taburan serundeng yang rasanya gurih-gurih pedas. Cobain yuk!

Kalau Anda suka dengan beragam kuliner Betawi pastinya sudah tak asing dengan nasi ulam. Ya, nasi komplet yang biasa dijajakan pagi hari ini, ternyata juga enak dijadikan menu makan siang loh! Nasi ulam Betawi ini terdiri dari dua jenis. Nasi ulam versi basah yang banyak dijumpai di daerah Betawi perkotaan. Sedangkan yang kering ada di kawasan Betawi pinggiran, biasanya di pinggiran Jakarta.

Nasi ulam versi basah, adalah nasi putih yang disiram dengan kuah semur yang kental kecokelatan. Nasinya menjadi agak nyemek.  Sedangkan pendampingnya berupa dendeng sapi, bihun goreng, tempe atau tahu goreng, empal, cumi goreng atau perkedel kentang. Dilengkapi daun kemangi, emping goreng, dan taburan kacang tanah yang sudah digerus halus. Kuah yang nyemek sedikit gurih dan manis ini membuat rasa nasi jadi makin sedap saja!

Kalau versi kering, nasi putih hangat dicampurkan dengan kelapa sangrai (mirip serundeng) dan juga kacang tanah yang sudah digerus halus dan bumbu-bumbunya.  Nasi ulamnya berubah warna menjadi sedikit kecokelatan. Nah, sebagai pendampingnya semur kentang disajikan dalam wadah yang terpisah. Potongan mentimun, daun kemangi, bihun goreng, dan tauge cambah sebagai pelengkap yang nikmat! Hmm.. aromanya gurih wangi. Meskipun terkesan jadul, tapi nasi ulam tetap banyak peminatnya. 

Kalau Anda mengaku pecinta kuliner Betawi, mungkin nasi ulam ini bisa mengobati rasa rindu Anda tentang makanan tempo dulu. Mau versi kering atau versi basah keduanya sama-sama sedap dan mengenyangkan. Berikut ini daftar rumah makan yang bisa Anda kunjungi siang ini.


6. Gado-Gado Betawi


Gado-gado adalah salah satu makanan yang berasal dari Jakarta yang berupa sayur-sayuran yang direbus dan dicampur jadi satu, dengan bumbu kacang atau saus dari kacang tanah yang dihaluskan disertai irisan telur dan di atasnya ditaburi bawang goreng. Sedikit emping goreng atau kerupuk (ada juga yang memakai kerupuk udang) juga ditambahkan.
Gado-gado dapat dimakan begitu saja seperti salad dengan bumbu/saus kacang, tapi juga dapat dimakan beserta nasi putih atau kadang-kadang juga disajikan dengan lontong.

7. Asinan Betawi


Asinan adalah sejenis makanan yang dibuat dengan cara pengacaran (melalui pengasinan dengan garam atau pengasaman dengan cuka), bahan yang diacarkan yaitu berbagai jenis sayuran dan buah-buahan. Asinan adalah salah satu hidangan khas seni kuliner Indonesia. Istilah asin mengacu kepada proses pengawetan dengan merendam buah atau sayur dalam larutan campuran air dan garam. Asinan sangat mirip dengan rujak, perbedaan utamanya antara lain bahan rujak disajikan segar, sedangkan bahan asinan disajikan dalam keadaan diasinkan atau diacar. Terdapat banyak jenis asinan, akan tetapi yang paling terkenal adalah Asinan Betawi dan Asinan Bogor.

Betawi memiliki segudang kuliner khas yang menggugah selera. Salah satunya adalah Asinan Betawi. Sayur mayur disiram kuah kacang plus kerupuk renyah, itulah asinan Betawi. Jajanan khas Jakarta ini bisa dijadikan camilan segar seperti salad, bisa juga jadi makanan yang mengenyangkan.

8. Karedok

Anda pasti sudah tau Karedok kan? yaa..betul! Karedok adalah masakan yang berupa sayuran yang dicampur dengan bumbu kacang ,seperti halnya gado gado.Karedok ini bisa digolongkan sebagai salad, salad  Betawi gitu deh. Bedanya dengan gado gado ,semua sayuran karedok disajikan dalam kondisi mentah. Makanya penting banget memilih sayur yang masih segar. Biar renyah dan nikmat saat disantap.

9. Bir Pletok


Bir pletok merupakan minuman kesehatan khas asli ciptaan orang betawi yang tidak beralkohol dan bermanfaat bagi tubuh. Asal usulnya cukup unik, terinspirasi dari kegemaran orang belanda minum bir pada masa kolonial saat mereka kumpul-kumpul pada malam hari.  Ide ini ditranformasikan menjadi sebuah minuman yang punya efek menghangatkan tubuh.  Dan akhirnya terciptalah bir pletok ini, pada masa itu masyarakat pribumi minum memakai gelas dari bambu alias bumbung.  Bumbung yang diisi bir pletok dan es batu ini kemudian bila terkocok akan mengeluarkan bunyi pletak pletok. sebenarnya dari sinilah asal usul penamaan bir pletok berasal.

Nah, berbicara tentang bir pletok miniman ini diklaim bisa menambah keperkasaan kaum adam.Spanduk di stand ini menuliskan bir pletok  "Obat susah tidur, batu, asam urat, rematik, dan menambah perkasa...!"

9. Kue Sagon

Kue ini dibuat dari tepung beras yang diberi rasa manis dan kemudian digarang (seperti disangrai) diatas bara api. Bentuk kue tergantung pada cetakan, bisa berbentuk oval, lingkaran, bergerigi maupun bentuk lainnya.

10 . Dodol Betawi


Salah satu makanan atau tradisi ciri khas orang Betawi dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri Lebaran. Dodol Betawi dibuat dengan cara sambatan atau bantu membantu. Makanan yang dihidangkan pada perayaan Lebaran ini diolah dari tepung ketan, santan kelapa (dari kelapa yang sudah tua), dan gula jawa. Laki-Iaki bertugas mengupas kelapa dan mengaduk bubur tepung yang sudah mengental sampai masak dan berminyak. Sedangkan ibu-ibu yang menyiapkan bahan-bahan, seperti menumbuk beras ketan untuk membuat tepung. Memasak dodol bisa sampai seharian penuh. Dodol yang sudah masak dituang ke atas nampan atau tampah bambu dan dipipihkan agar cepat dingin supaya bisa dipotong-potong. Ada juga ibu-ibu yang membungkus dodol yang sudah dipotong dengan kertas berwarna-warni.

Disamping itu dodol juga merupakan salah satu jenis kue yang sering dibawa dalam serah-serahan pengantin pria. Dodol juga dibuat khusus seminggu sebelum Lebaran. Proses pembuatannya pertama-tama menumbuk beras atau ketan, memarut kelapa untuk santan, membuat minyak kelapa dan membuat adonan dodo!l Sampai pada tahap menurunkan adonan ke kawa (penggorengan besar untuk ngeduk) dan menjadikan setengah encer masih ditangani oleh kaum perempuan. Jika adonan dodol sampai setengah encer atau sampai koleh, maka pekerjaan dilanjutkan oleh kaum laki-laki sampai dodol matang dan diangkat.

Tukang ngaduk dodol haruslah laki-laki yang memiliki fisik kuat, sebab membalik- balik dodol dengan pengaduk dodol (gelo) memerlukan tenaga yang besar. Tukang ngaduk harus mengerti seberapa tingkat kepanasan bara arang di bawah kawa. Jika tingkat kepanasan bara tidak konstan, artinya terlalu panas atau arang yang digunakan mengeluarkan asap, maka dodol yang dihasilkan bau sangit dan rasanya bercampur asap atau tidak rata matangnya bahkan menjadi hitam gosong mengeras bagai batu kali. Itulah sebabnya tukang ngaduk memperoleh bayaran yang cukup besar.


11. Geplak 


Geplak betawi, beda dengan geplak jogja, geplak betawi terbuat dari kelapa parut sangrai dicampur dengan gula membuat rasanya manis dan gurih. Istimewa

Geplak banyak dikonsumsi masyarakat sebagai camilan atau makanan kecil, namun memiliki rasa lezat. Biasanya geplak dibuat khusus untuk hantaran pengantin Betawi, hidangan keluarga, bahkan ada pula yang memesan khusus memeriahkan perayaan keagamaan seperti Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.
Terbuat dari beras yang agak keras lalu digiling menjadi tepung dan disangrai, lalu dicampur dengan kelapa parut yang juga sudah disangrai sebelumnya. Kemudian adonan itu dicampur dengan gula pasir yang sudah dicairkan hingga agak mengental, dan selagi panas diaduk-aduk hingga menjadi adonan yang padat, lalu dicetak dalam tenong.

Untuk mendapatkan rasa yang pas, terlebih dulu adonan diaduk hingga merata. Setelah itu adonan yang sudah rata, dicetak ditenong dan kemudian ratakan dengan tangan dengan setengah dipukul, karenanya disebut dengan geplak. Rasanya yang manis bercampur gurih menjadikan geplak cukup terkenal pada masa kejayaannya dan banyak digemari masyarakat.

12. Kue Akar Kepala

PERNAH mendengar kue akar kelapa? Kue tradisional khas masyarakat Betawi di Bekasi ini biasanya ditemukan saat Idul Fitri atau Lebaran. Makanan ini menjadi salah satu hidangan wajib disuguhkan saat hari raya itu.

Sebagian orang Bekasi menyebutnya kue Procot. Dinamakan kue akar kelapa, karena bentuknya mirip akar kelapa. Sedangkan disebut kue Procot, karena saat digoreng adonannya diprocotkan atau dikeluarkan secara perlahan menggunakan tabung yang sudah dilubangi bagian ujungnya.

Kue yang gurih dengan bentuk yang unik ini bernama kue akar kelapa.  Kue ini mirip akar kelapa jadi sering disebut dengan kue akar kelapa. Rasanya gurih dan krispi sangat cocok dibawa saat liburan atau sekedar cemilan. Kue ini ada beberapa macam rasa, yang paling sering kita jumpai kebanyakan dengan rasa asin dan manis. 

Jika anda ingin mencoba untuk membuatnya anda harus sedikit sabar untuk menghasilkan rasa yang maksimal. Untuk membuat kue akar kelapa  Sebaiknya gunakan wajan datar hal ini agar kue tetap lurus nantinya. Gunakan api yang sedang jangan terlalu besar sebaiknya kecil saja.  Jika Minyak  sudah digunakan untuk menggoreng dan masih panas, harus dinginkan terlebih dahulu. Saran tim masak kue sebaiknya menggunakan dua buah wajan untuk menggoreng. Panaskan wajan diatas api sedang hingga minyak panas dan kue mengapung.  


13. Soto Betawi


Makanan favorit banyak orang ini adalah salah satu menu yang sangat digemari banyak orang. Terbuat dari kuah santan dan susu yang dicampur kuah rempah dan daging atau paru maupun babat, membuat makanan yang banyak dianggap kaya kolesterol ini begitu diminati dan kurang pas rasanya jika kita memakannya tanpa dilengkapi asinan atau acar.

13. Nasi Uduk


Masakan Betawi yang paling populer ini masih mudah ditemui di hampir semua pelosok di lima wilayah Jakarta. terbuat dari beras putih yang dimasak dengan santan kelapa, serta dibumbui garam, daun serai, daun salam dan daun jeruk. Rasanya sangat gurih dan nikmat, terutama bila disantap saat masih hangat mengepul. Biasanya nasi uduk ditemani lauk pauk seperti ayam goreng, tahu goreng, telur dadar yang diiris-iris, abon dan tempe kering yang dipotong-potong tipis dimasak manis. Nasi Uduk juga disajikan dengan bawang goreng, emping goreng (beberapa tempat diganti dengan kerupuk kecil warna-warni), timun dan tentunya sambel kacang.

NA­SI u­duk a­da­lah sa­lah sa­tu ku­li­ner khas In­do­ne­sia yang cu­kup di­ge­ma­ri. Ra­sa gu­rih yang ber­a­sal da­ri san­tan sa­ngat fa­mi­li­ar de­ngan lidah orang Indonesia. Apalagi jika menyantapnya dalam keadaan hangat-hangat ku­ku. Aroma daun salam dan se­rainya sangat menyengat se­hingga sangat menggugah se­lera untuk menyantapnya.
Biasanya, nasi uduk ini dijadi­kan salah satu pilihan untuk sa­rapan pagi disertai beragam pi­lihan lauk pelengkap, seperti te­lur dadar yang diiris halus, ke­ring tempe, bihun goreng, dan se­mur jengkol. Lebih meriah la­gi jika dilengkapi dengan ke­rupuk dan sambal kacang.

14. Semur Jengkol


Bagi sebagian orang, jengkol men­jadi salah satu menu yang pa­ling dihindari karena bisa me­nimbulkan bau mulut yang ti­dak sedap. Meskipun bau dan dianggap makanan kurang ga­ul, jangan remehkan jengkol. Se­lain sangat kaya akan vitamin C, ternyata kandungan proteinnya lebih tinggi dari tempe.
Bagi sebagian besar orang, ma­kan jengkol mungkin meru­pa­­kan sesuatu hal yang mema­lukan. Makanan yang satu ini me­mang sangat kontroversial. Mes­kipun tanpa bau saat mema­kannya, orang-orang di sekeli­ling sudah terlebih dahulu me­nutup hidung.

Jengkol juga sering diang­gap sebagai makanan kelas rendah, tapi hasil penelitian menunjukkan bahwa jengkol juga kaya akan karbohidrat, protein, vitamin A, dan saponin.

Di sisi lain, mengonsumsi jengkol berlebihan juga dapat menyebabkan keracunan. Ge­jala keracunan jengkol ada­lah nyeri pada perut, ka­dang-kadang muntah, nyeri waktu buang air kecil, urine berdarah, pengeluaran urine sedikit dan terdapat titik-titik putih seperti tepung, bahkan urine tidak bisa keluar.
Keluhan pada umumnya timbul dalam waktu 5-12 jam setelah mengonsumsi jengkol. Hal itu terjadi karena kandungan asam jengkolat di dalamnya. Jika keracunan jeng­kol, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengonsumsi air putih yang banyak supaya kadar asam jengkolat lebih encer, sehingga mudah dibuang melalui urine.


15. Kue Cincin


Ya kue ini dikenal dimasyarakat betawi dengan sebutan kue cincin.
Kue cincin ini, biasanya dapat kita jumpai pada acara-acara besar, seperti Hajatan Khitanan, Hajatan perkawinan. Sementara bahan-bahannya adalah
beras ketan putih yang sudah digiling halus, gula merah dan kelapa.
Soal rasa wah enak dan tahan lama.


1 komentar:

  1. Bismillah,Permisi Sobat kami ini ingin berbagi tentang pengalaman Kisah Nyata Yang kami Rasakan saat ini,apakah anda selalu kalah dalam bermain togel,MBAH-JENGRONG solusi nya,karna beliaulah yang Benar2 telah membantu kami mengalahkan bandar Togel Singapura Maupun Hongkong,saya hancur gara2 togel rumah udah ke jual,utang banyak di tetangga maupun di bank,tapi akhirnya MBAH-JENGRONG memberikan kami angka yang sangat akurat dari hasil ritualnya kami mengalahkan bandar 369 juta,Dan MBAH-JENGRONG Bisa Membantu Semua masalah anda, Mulai Dari Penarikan Dana Ghoib,Penggandaan Uang,Uang Kembali,Dana Hibah,Jual Jin,Tuyul,Pesugihan Putih Tanpa Tumbal,Pesugihan Instan Dan Santet Lawan Bisnis Dll,Kawan sampaikan saja masalah yang menyelimuti anda Mintalah solusi kpd Beliau Ya itu MBAH-JENGRONG,karna kami sudah membuktikannya Amin. kalau kawan2 semua minat seperti kami tlp MBAH-JENGRONG di no 082337080001 atau klik http://mbah-jengrong.blogspot.com/ terima kasih Salam Hormat Kami Sekeluarga,Wassalam

    BalasHapus

Comment Using Facebook