Telur ayam adalah bahan makanan yang murah tetapi memiliki kandungan protein yang tinggi, tentu sangat di gemari di kalangan masyarakat. Dengan menggoreng sebutir telur saja sudah dapat menemari sepiring nasi. Telur juga memenuhi gizi bagi tubuh anak yang sedang mengalami pertumbuhan.
Selain memiliki kandungan protein yang tinggi, telur juga menyimpan berbagai nutrisi penting seperti vitamin, mineral, dan antioksidan. Telur juga di percaya dapat meningkatkan stamina sehingga cocok di konsumsi oleh seorang atlet. Namun, kepraktisan telur membuatnya menjadi bahan makanan sehari hari, apa efek samping jika terlalu sering makan telur ?
- Kanker
- Flu burung dan bakteri
- Tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan stroke
- Alergi
- Jerawat
Seenaknya makanan, bila dimakan dalam jumlah yg banyak/berlebih, pastilah akan membawa dampak negatifnya. Dalam haditsnya Rasulullah saw mengingatkan :
إياكم والبطنة في الطعام والشراب فانها مفسدة للجسم وتورث السقم عن الصلاة
Artinya: “Jauhilah olehmu mengisi perut dengan penuh terhadap makanan dan minuman, sebab mengisi perut dengan penuh akan membahayakan tubuh dan menyebabkan malas shalat.” (H.R. Bukhari).
Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- menasehati untuk bijak dalam segala hal, termasuk dalam makanan. setiap orang harus mengkira-kira seberapa banyak yang dia butuhkan agar tidak berlebihan dan juga tidak kekurangan. Dalam hadist, Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda :
فثلث لطعامه وثلث لشرابه وثلث لنفسه
Artinya : "Sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk nafas." (HR At-Tirmidzi, Ahmad dan Ibnu Majah).
Sisi Positif Konsumsi Telur
Sarapan dengan telur? Studi menunjukkan, sarapan telur mampu membuat Anda kenyang lebih lama.
Menurut sebuat riset, telur terbukti mampu menekan nafsu makan lebih baik dari semangkuk sereal gandum utuh. Pada beberapa orang yang diuji coba, setelah mengonsumsi telur saat sarapan pagi, cukup lama mereka baru merasakan tanda-tanda kelaparan.
Para ilmuwan menduga, protein yang tinggi terkandung dalam telur mampu membuat rasa kenyang lebih lama dibanding gandum yang juga mengandung protein. Bagi Anda yang ingin mengurangi berat badan, mengubah konsumsi jenis protein bisa jadi merupakan ide bagus. Para peneliti mengungkapkan, konsumsi telur ini dapat menjadi strategi penurunan berat badan.
"Studi menunjukkan, diet protein tinggi dapat meningkatkan rasa kenyang, menyebabkan rasa kenyang lebih baik dan keberhasilan diet penurunan berat badan," kata peneliti Nikhil Dhurandhar, PhD, profesor di Departemen Infeksi dan Obesitas di Pennington Biomedical Research Center di Baton Rouge, Louisiana.
Fakta telur membuat kenyang lebih lama disebabkan satu telur besar memiliki sekitar 6 gram protein, 5 gram lemak dan 186 miligram kolesterol atau setara 70 kalori per telur. Ini adalah hasil penelitian the American Egg Board yang dipresentasikan pada Kongres Obesitas Eropa ke-19 di Lyon, Perancis.
Telur vs Sereal
Studi dilakukan dengan meneliti 20 orang yang memiliki masalah berat badan atau obesitas. Mereka diberikan sarapan mengandung telur dan sebagian lagi sereal dingin selama seminggu. Kendati sarapan ditawarkan berprotein berbeda
Dalam studi tersebut, peneliti melacak 20 orang kelebihan berat badan atau obesitas, memberi mereka baik sarapan yang mengandung telur atau sereal dingin selama satu minggu. Meskipun sarapan ditawarkan dari jenis berbeda, namun secara hitungan kalori, karbohidrat, protein, dan lemak mereka sama.
Ttelur dihidangkan dengan aneka ragam cara penyajian. Pada hari pertama dan terakhir minggu, diberikan makan siang berupa prasmanan. Peneliti berusaha mengukur bagaimana tingkat lapar dan rasa kenyang seseorang sesudah sarapan. Lalu, hasil ini direkam ulang dengan mengambil sampel darah yang menentukan kadar ghrelin (hormon pencetus rasa lapar dalam otak) dan PYY3-36 (hormon pemberi sinyal kenyang).
Di minggu berikutnya peserta tidak menerima sarapan seperti itu lagi. Peserta diistirahatkan dua minggu dari diet telur.
Hasilnya diketahui, orang yang mengonsumsi telur di pagi hari terasa lebih kenyang sebelum makan siang. Mereka juga lebih sedikit mengambil makan siang prasmanan dibanding yang mengonsumsi sereal.
Hasil tes darah pun menunjukkan, kadar hormon ghrelin lebih rendah dan jumlah PYY3-36 lebih tinggi selama 3 jam antara sarapan dan makan siang. Ini menunjukkan mereka kurang lapar dan lebih kenyang di antara waktu makan.
"Untuk jangka panjang, perlu eksplorasi lebih lanjut uji penurunan berat badan membandingkan manipulasi kualitas protein tanpa meningkatkan jumlah protein," kata Dhurandhar. Melihat fakta ini, tak ada salahnya mulai sekarang Anda masukkan menu telur dalam daftar diet Anda.
Sisi Positif Konsumsi Telur
Sarapan dengan telur? Studi menunjukkan, sarapan telur mampu membuat Anda kenyang lebih lama.
Menurut sebuat riset, telur terbukti mampu menekan nafsu makan lebih baik dari semangkuk sereal gandum utuh. Pada beberapa orang yang diuji coba, setelah mengonsumsi telur saat sarapan pagi, cukup lama mereka baru merasakan tanda-tanda kelaparan.
Para ilmuwan menduga, protein yang tinggi terkandung dalam telur mampu membuat rasa kenyang lebih lama dibanding gandum yang juga mengandung protein. Bagi Anda yang ingin mengurangi berat badan, mengubah konsumsi jenis protein bisa jadi merupakan ide bagus. Para peneliti mengungkapkan, konsumsi telur ini dapat menjadi strategi penurunan berat badan.
"Studi menunjukkan, diet protein tinggi dapat meningkatkan rasa kenyang, menyebabkan rasa kenyang lebih baik dan keberhasilan diet penurunan berat badan," kata peneliti Nikhil Dhurandhar, PhD, profesor di Departemen Infeksi dan Obesitas di Pennington Biomedical Research Center di Baton Rouge, Louisiana.
Fakta telur membuat kenyang lebih lama disebabkan satu telur besar memiliki sekitar 6 gram protein, 5 gram lemak dan 186 miligram kolesterol atau setara 70 kalori per telur. Ini adalah hasil penelitian the American Egg Board yang dipresentasikan pada Kongres Obesitas Eropa ke-19 di Lyon, Perancis.
Telur vs Sereal
Studi dilakukan dengan meneliti 20 orang yang memiliki masalah berat badan atau obesitas. Mereka diberikan sarapan mengandung telur dan sebagian lagi sereal dingin selama seminggu. Kendati sarapan ditawarkan berprotein berbeda
Dalam studi tersebut, peneliti melacak 20 orang kelebihan berat badan atau obesitas, memberi mereka baik sarapan yang mengandung telur atau sereal dingin selama satu minggu. Meskipun sarapan ditawarkan dari jenis berbeda, namun secara hitungan kalori, karbohidrat, protein, dan lemak mereka sama.
Ttelur dihidangkan dengan aneka ragam cara penyajian. Pada hari pertama dan terakhir minggu, diberikan makan siang berupa prasmanan. Peneliti berusaha mengukur bagaimana tingkat lapar dan rasa kenyang seseorang sesudah sarapan. Lalu, hasil ini direkam ulang dengan mengambil sampel darah yang menentukan kadar ghrelin (hormon pencetus rasa lapar dalam otak) dan PYY3-36 (hormon pemberi sinyal kenyang).
Di minggu berikutnya peserta tidak menerima sarapan seperti itu lagi. Peserta diistirahatkan dua minggu dari diet telur.
Hasilnya diketahui, orang yang mengonsumsi telur di pagi hari terasa lebih kenyang sebelum makan siang. Mereka juga lebih sedikit mengambil makan siang prasmanan dibanding yang mengonsumsi sereal.
Hasil tes darah pun menunjukkan, kadar hormon ghrelin lebih rendah dan jumlah PYY3-36 lebih tinggi selama 3 jam antara sarapan dan makan siang. Ini menunjukkan mereka kurang lapar dan lebih kenyang di antara waktu makan.
"Untuk jangka panjang, perlu eksplorasi lebih lanjut uji penurunan berat badan membandingkan manipulasi kualitas protein tanpa meningkatkan jumlah protein," kata Dhurandhar. Melihat fakta ini, tak ada salahnya mulai sekarang Anda masukkan menu telur dalam daftar diet Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar