Senin, 25 Februari 2013

Hukum Sebab Akibat

Hal pertama yang harus kita sadari dalam rangka Pengembangan Diri adalah berlakunya Hukum Sebab Akibat.  Hukum ini menyatakan bahwa adanya sekarang merupakan akibat yang dipikirkan dari sebelumnya sebagai respon atas pilihan-pilihan yang terjadi.



Orang bijak mengatakan, siapa yang menabur angin, maka dia akan menuai badai, bila kita kaji lebih lanjut, ini adalah suatu penjabaran dari hukum sebab akibat yang bisa diartikan apabila kita ingin mendapatkan akibat hasil yang baik, kita harus berbuat sebab yang baik. Sebaliknya apabila perbuatan kita buruk atau telah melakukan sebab yang buruk akibat nya tentu akan buruk juga. 

Yang berkaitan dengan hukum sebab akibat disini adalah bahwa semua perbuatan dan tindakan kita didunia ini, sebenarnya langsung kembali kepada diri kita sendiri. Hal ini dapat kita ketahui, kalau kita bisa mengambil hikmah dan menganalisa setiap kejadian yang kita alami dan menghubungkannya dengan perbuatan-perbuatan yang pernah kita lakukan sebelumnya.

Di dalam al-Quran banyak sekali ayat yang menjelaskan hukum sebab akibat ini, salah satunya terdapat dalam QS Ibrahim 7,  “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. Dengan sebab kamu bersyukur, maka akibatnya Alloh menambah nikmat dan sebaliknya dengan sebab kamu tidak bersyukur maka akibatnya azab yang sangat pedih. 

Begitupula dalam QS Alzalzalah 7-8 : “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula”. 

Sebab mengerjakan kebajikan atau kejahatan, akibatnya akan melihat balasannya.
Dari hukum sebab akibat ini, dapat diturunkan empat hukum yang lainnya, yakni sebagai berikut:
  • Hukum Keyakinan. Apapun yang kita yakini dengan sepenuh hati, maka ia  akan menjadi kenyataan. Jika kita meyakini bahwa manusia itu baik maka niscaya kita akan menemui orang baik, namun sebaliknya jika kita meyakini manusia itu buruk maka kita akan menemui orang yang buruk. Hal ini sesuai dengan isi al-Quran bahwa Alloh SWT mengikuti prasangka hamba-Nya Jadi berhati-hatilah dengan keyakinan.
  • Hukum Harapan. Apapun yang kita harapan dengan penuh percaya diri akan menjadi harapan yang terpenuhi.
  • Hukum Ketertarikan. Kita adalah magnet hidup yang menarik orang-orang, situasi dan keadaan yang sejalan dengan pikiran dominan ke dalam hidup kita.
  • Hukum Kesesuaian. Dunia luar merupakan cermin dunia dalam kita.
Seperti disebutkan dalam pembukaan di atas, kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat adalah dambaan setiap orang. Di dunia mendapatkan sukses 4TA (HARTA, TAHTA, KATA dan CINTA) sementara di akhirat kelak masuk surga. Kalau kita telaah lebih lanjut 4TA merupakan suatu AKIBAT (to have). Untuk menggapai akibat maka kita harus melakukan SEBAB (to be to do) yakni berpikir, bertindak dan bersikap positif, produktif dan kontributif atau 5AS dan 1MA (KERJA KERAS, CERDAS, IKHLAS, TUNTAS, KUALITAS, PLUS KERJA SAMA SINERGIS).

Dalam kenyataannya, tidak mudah untuk melakukan SEBAB itu, kitapun perlu menangkal pengaruh orang-orang negatif yang selalu mengatakan:  Tidak selalu kebaikan dibalas kebaikan. Air susu dibalas dengan air tuba, Ini zaman edan…tidak ikut edan maka nggak dapat kebagian, Jangankan cari yang halal… yang haram saja susah, dll.

Hukum Kekekalan Enegi
Setelah kita meyakini adanya hukum SEBAB AKIBAT, maka ada lagi hukum yang berlaku dalam kehidupan ini yaitu Hukum Kekekalan Energi. Segala sesuatu di alam semesta ini pada hakekatnya adalah energi. Kalau kita ZOOM IN wujud tubuh kita, maka kita akan mendapati organ tubuh, sel, molekul, atom, dan terakhir adalah energi yang bergetar (vibrasi). Energi di dunia bersifat tetap, ia tidak pernah diciptakan lagi dan tidak pernah hilang.

Lalu apa relevansi dari hukum kekekalan energi dengan hukum sebab akibat.?
Hubungannya adalah TOTAL USAHA sama dengan HASIL USAHA TAMPAK plus TABUNGAN ENERGI. Semua tabungan energi akan mencair sebelum seseorang meninggal dunia.  Tabungan energi positif akan meningkatkan 4TA, sementara tabungan energi negatif akan mengurangi 4TA. Jadi hakekat strategi pengembangan diri adalah bagaimana kita menebarkan energi positif sebesar-sebarnya (melimpah ruah). Rizki yang datang secara tak terduga merupakan salah satu contoh pencairan energi positif, sementara bencana / azab merupakan salah satu contoh pencairan energi negatif . Mari kita perhatikan QS Hud 15, sebagai berikut: “Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan”.

Sikaf Proaktif
Salah satu kebiasan sukses yang harus kita jalani untuk memperoleh tabungan energi positif adalah sikaf Proaktif. Kita bukan sekedar menjemput bola (inisiatif), namun bertenggung jawab 100 persen memilih respon terbaik terhadap even, atau stimulus terburuk sekalipun. Tidak salah kalau dalam keseharian kita selalu meminta Do’a kedamaian hati kepada Alloh SWT, yakni  “Ya Alloh anugerahi kami kedamaian hati untuk menerima hal yang tidak dabat diubah, Kemampuan mengubah hal-hal yang dapat dan perlu diubah, serta  kebijaksanaan untuk mengetahui perbedaan antara halal dan haram”.

Sikap proaktif akan memberikan pengaruh lebih lanjut terhadap self awareness, imagination, furqon, conscience, dan independent will. Seseorang akan memberikan stimulus yang lebih baik dibanding yang ia terima, Hal ini sejalan dengan pengejawantahan nilai Annisa 86, “Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa).  Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu”. Saat tetangga mengirim mangkok kristal anggur, maka isilah  kembali mangkok itu dengan isi yang lebih baik plus do’a kebaikan, keberkahan dan keselamatan. Hal ini sejalan dengan nilai al-Fushilat 34 ; Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan.  Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. (QS. 41:34)

Begitu pula saat ada orang yang menghina, lebih baik kita tidak membalas dendam. Sebaliknya, berilah ia hadiah. Karena saat  kita teraniaya setidaknya kita memiliki dua keuntungan yaitu, Doa orang teraniaya akan dikabulkan dan tabungan positif orang yang menghina akan ditransfer ke dalam diri kita, sehingga kita menerima energi positif secara gratis.

Batu Besar vs. Kerikil
Kiat lebih lanjut untuk mendapatkan AKIBAT di atas adalah melaksanakan amalan yang prioritas atau BATU BESAR. Sebaliknya jangan terlalu disibukkan dengan amalan KERIKIL. Amalan BATU BESAR memberikan dampak yang besar dalam hidup kita, dengan input 20 kita memperoleh output 80. Kelola waktu sebaiknya untuk melakukan amalan BATU BESAR ini. Amalan BATU BESAR itu ialah Qiyamullail, Shalat subuh berjamaah, Memakmurkan Mesjid, Mengaji dan mengkaji al-Qur’an, Sholat Dhuha, Menjaga Wudhu, Bersedekah, dan memperbanyak istighfar. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comment Using Facebook