Sabtu, 03 Oktober 2015

Semut Jepang n Manfaat nya.

Bagi Anda yg tidak suka atau mungkin geli, akan binatang serangga. Mungkin Anda engga akan tertarik, dengan binatang ini. Nama nya, Semut Jepang. Karena semut ini, emang berasal dari Negeri Sakura. Di Jepang, terdapat sekitar 200 spesies semut yang dalam bahasa negara tersebut dinamai “Ari”. Spesies-spesies tersebut termasuk Pachycondyla pilosior, Ponera swezeyi, Solenopsis japonica, Camponotus nipponicus, Polyergus samurai serta banyak lagi. Berbeda dengan semut kebanyakan di sekitar rumah kita, semut jepang memiliki badan yang keras. Semut-semut ini memiliki sayap, namun tidak bisa menggunakannya untuk terbang. Hewan yang hidup berkelompok ini bereproduksi dengan sangat cepat dan tidak memakan satu sama lainnya.


Jangan ngelihat fisik nya, tapi lihat manfaat yg ada didalam (fisik) serangga ini. Sebelum Ayah Alif menjelaskan tentang manfaat Semut Jepang ini. Ayah Alif akan memberi tahukan tentang ciri2 nya, terlebih daulu.
Ingin tahu seperti apa bentuk Semut Jepang? Berikut ciri-cirinya :
  • Berbadan keras, bukan lunak seperti semut pada umumnya. Bentuknya menyerupai kutu beras. 
  • Memiliki 3 pasang kaki dan sepasang antena pada tubuhnya.
  • Memiliki 4 fase perubahan fisik dari telur hingga dewasa.
  • Bersayap seperti kumbang tapi tidak dapat terbang.
  • Hidup berkelompok (berkoloni).
  • Suka bereproduksi.
  • Tidak agresif (kecuali jika terkena sinar matahari). 
  • Bukan hewan kanibal.

Semut Jepang Untuk Kesehatan dan Penyakit

Masyarakat jepang sendiri sudah sangat hafal dengan banyaknya manfaat semut Jepang sehingga mereka sering menjualnya sebagai oleh – oleh dari negeri sakura tersebut yang ditawarkan ke pada para wisatawan. Mengenai manfaatnya, semut Jepang memang mengandung beberapa zat enzim yang dapat membantu menyembuhkan atau juga mengobati penyakit. Manfaat – manfaat dari semut Jepang di antaranya:
1. Mengatur kadar kolesterol
Kolesterol memang dibutuhkan oleh tubuh kita tetapi tidak sedikit dari kita yang mengkonsumsi kolesterol terlalu berlebihan. Seperti mengkonsumsi makanan – makanan bersantan ataupun makanan laut. Semut Jepang dapat membantu mengaturnya baik bagi penderita kolesterol tinggi maupun normal.
Baik untuk kolesterol

2. Meringankan penyakit jantung
Semut Jepang juga dipercaya dapat mengobati penyakit jantung. Penyak yang dapat menyerang berbagai usia ini memang penyakit yang menyeramkan karena dapat menghilangkan nyawa seseorang secara tiba-tiba.

3. Meringankan Diabetes
Semut memang senang sekali dengan gula tetapi semut Jepang diyakini dapat membantu mengatur jumlah gula dalam tubuuh kita khususnya bagi penderita penyakit gula alias Diabetes. Mereka akan menghilankan gula dalam darah yang berelebihan.

4. Mengatur tekanan darah
Manfaat lainnya adalah mengatur tekanan darah dalam tubuh. Zat enzim dalam semut Jepang akan membantu mengatur tekanan darah seperti tekanan darah tinggi yang akan berlanjut ke penyakit lainnya.

5. Memberi tambahan visalitas
Untuk anda yang memiliki aktivitas yang padat misalnya membutuhkan energi ekstra dalam berkegiatan rutin, semut jepang dapat menjadi vitamin dalam tubuh yang menambah vitalitas baik pria ataupun wanita. Sehingga akan menambah stamina dan kekuatan dalam tubuh.

6. Meringankan penyakit hati
Penderita penyakit hati seperti liver juga dapat mengkonsumsi semut Jepang sebagai obat. Semut Jepang dipercaya dapat meringankan penyakit hati atau setidaknya tidak membuat penyakit hati kambuh lebih sering.

7. Mengatasi penyakit asam urat
Orang dewasa banyak sekali yang mengalami penyakit asam urat seiring bertambahnya usia. Asam urat disebabkan oleh berbagai faktor dan yang paling dominan adalah karena pola hidup. Semut Jepang akan mengatasi penyakit yang satu ini juga dan membuat penderitanya akan jarang merasa sakit di bagian sendi yang terkena asam urat.

8. Membantu mengobati Stroke
Semut Jepang juga memiliki manfaat untuk membantu mengobati penyakit Stroke. Tentunya tergantung dengan tingkat keseriusan penyakit Stroke sendiri. Bila Stroke telah masuk ke dalam tingkatan tinggi, bisa saja semut Jepang tidak dapat mengobati hanya meringankan.

Dari kedelapan manfaat – manfaat semut Jepang, memang lebih baik melakukan pemeriksaan terlebih dahulu ke pada dokter mengenai penyakit yang diderita. Karena semut Jepang yang memang sudah banyak dijual hanya sebagai obat alternatif yang dapat anda coba. Tidak hanya itu semut Jepang juga bisa dikatakan menjadi obat anti kimia karena zat enzim yang alami.

Efek Samping Semut Jepang

Efek sampingnya sampai saat ini belum pernah ada yang menjelaskan tetapi kemungkinan terjadinya gangguan pencernaan bisa saja terjadi. Dan yang paling penting adalah bagaimana kondisi tubuh kita masing – masing.

Bagaimana Konsumsi Semut Jepang ?

Untuk bentuk ini tentu mudah dikonsumsi dengan cara meminumnya layaknya obat kapsul lain dengan takaran khusus sesuai tujuan memakan semt Jepang.

Untuk Stroke
Misalnya untuk mengobati penyakit Stroke, penderita penyakit ini dapat meminum kapsul sebanyak tiga kali dengan isi semut masing – masing kapsul 2 sampai 3 ekor.

Untuk Diabetes
Untuk penyakit Diabetes dapat meminum kapsul sebanyak dua kali sehari dengan jumlah semut 2 sampai 3 ekor.

Untuk Vitalitas
Sementara itu untuk penambah vitalitas cukup dua kapsul di pagi dan malam hari dengan isi semut 1 sampai 2 ekor.

Cara Konsumsi Semut Jepang

Cara mengkonsumsi lainnya dapat menggunakan bantuan media makanan lain. Contohnya menggunakan buah seperti pisang atau juga pepaya.
 

Cara 1.
Masukan semut ke tengah-tengah buah kemudian kunyah bersama buah tersebut agar rasa semut tidak begitu terasa. Cara konsumsi yang satu ini bisa dipakai bila anda tidak ingin menggunakan kapsul yang terbuat dari rumput laut. Pastinya semut lebih cepat hancur karena telah dikunyah terlebih dahulu dimulut.

Cara 2.
Ada cara yang lain untuk mengkonsumsi semut Jepang. Cara tersebut adalah dengan menyeduh semut Jepang dengan air hangat. Biarkan beberapa menit sampai air menjadi lebih dingin. Tetapi cara yang ini akan sangat terasa bahwa anda sedang menelan beberapa semut ke perut anda.

Kesimpulannya, Manfaat semut Jepang memang dipercaya dapat membantu mengobati beberapa penyakit. Sesuai asalnya, semut Jepang hidup di iklim Jepang yaang berbeda dengan iklim Indonesia. Tetapi kembali lagi kesehatan ada di tangan anda sendiri. Lebih baik mencegah bukan dari pada mengobati? Sedikit saran, anda lebih baik berkonsultasi terlebih dahulu ke pada dokter atau orang yang ahli apakah tubuh anda cocok untuk mengkonsumsi semut Jepang.

Hukum Mengkonsumsi Semut Jepang

Berdasarkan pengamatan kaidah fiqih dan pertimbangan ushul fiqih sebelum mencari dalil-dalil (nash) tentang halal haramnya Semut Jepang/ Kumbang Makkah maka kita perlu menegaskan sebagaimana yang dikemukakan oleh Dr. Yusuf Al-Qardhawi dalam kitabnya Al-Halal wal Haram fil Islam (hal.22) bahwa hukum asal segala sesuatu adalah boleh (al-Ashlu fil asya’ al-ibahah) menurut beliau bahwa hukum asal segala sesuatu yang Allah ciptakan dan manfaatnya adalah halal dan boleh, kecuali apa yang ditentukan hukum keharamannya secara pasti oleh nash-nash yang shahih dan sharih (accurate texts and clear statements). Maka jika tidak ada nash seperti itu maka hukumnya kembali kepada asalnya yakni boleh. (istishab hukmil ashl). Prinsip inilah yang dipakai Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam menentukan hukum segala sesuatu selain ibadah dan aqidah. (Qawa’id Nuraniyah Fiqhiyah, hal. 112-113)

Kaidah hukum itu berdasarkan ayat-ayat yang jelas (sharih), firman Allah: “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit! Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”(QS.Al-Baqarah:29) Demikian pula dalam surat Al-Jatsiyah:13 dan Luqman:20. Inilah bentuk rahmat Allah kepada umat manusia dengan berlakunya syariah yang memperluas wilayah halal dan mempersempit wilayah haram, seperti ditegaskan oleh Nabi saw: “Apa yang Allah halalkan dalam kitab-Nya maka ia adalah halal (hukumnya) dan apa yang Dia haramkan maka (hukumnya) haram. Sedang apa yang Dia diamkan maka ia adalah suatu yang dimaafkan. Maka terimalah pemaafan-Nya, karena Allah tidak mungkin melupakan sesuatu.” (HR. Hakim dan Bazaar)

Bahkan Rasulullah melarang kita untuk mencari-cari alasan untuk mempersoalkan sesuatu yang Allah sengaja diamkan itu dengan sabdanya: “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan beberapa hal fardhu maka jangan kamu abaikan, dan telah menggariskan beberapa batasan maka jangan kamu langgar dan telah mengharamkan beberapa hal maka jangan kamu terjang serta telah mendiamkan beberapa hal sebagai rahmat bagi kamu tanpa unsur kelupaan maka jangan kamu permasalahkan.”(HR. Dar Quthni)

Ketika Nabi saw ditanya tentang hukum keju, mentega, dan keledai liar, beliau enggan menjawab satu persatu masalah parsial ini melainkan beliau alihkan kepada kaidah dasar hukum agar mereka dapat cerdas menyimpulkan segala persoalan dengan sabdanya: “Sesuatu yang halal itu adalah apa yang dihalalkan Allah dalam kitab-Nya dan sesuatu yang haram itu adalah apa yang diharamkan Allah dalam kitab-Nya, dan apa yang Allah diamkan (tidak sebutkan) berarti termasuk apa yang dimaafkan (dibolehkan/dihalalkan) untuk kamu.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Bila kita semua menelusuri berbagai macam kitab-kitab fiqih dalam masalah makanan,  kita akan metemukan suatu kesimpulan bahwa hukum asal makanan adalah halal dan tidak dapat diharamkan kecuali berdasarkan dalil khas yang spesifik. Ingat berdasarkan dalil khas yang spesifik. (Mausu’ah Fiqhiyah, Kuwait, vol V hal. 123)

Allah telah menjelaskan secara jelas dan tuntas semua yang halal maupun yang haram. Dari sini para ulama menyimpulkan kaidah bahwa prinsip dasar makanan adalah halal kecuali bila terdapat larangan dari nash (Al-Qur’an dan Sunnah). lihat (QS. Al-A’raf: 157, An-Nisa’:29, Al-Maidah:4, Al-An’am: 119, 145). Di antara faktor-faktor dan unsur-unsur kandungan yang dapat mengharamkan makanan di antaranya:

1. Dipastikan dapat menimbulkan bahaya (dharar) bagi tubuh manusia. Allah berfirman: “Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah:195). Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa yang mereguk racun lalu membunuh dirinya sendiri, maka racunnya akan tetap berada di tangannya seraya ia mereguknya di neraka Jahanam selama-lamanya.” (HR. Bukhari) dan sabdanya: “Tidak dibolehkan melakukan sesuatu yang membahayakan (dharar) diri sendiri dan orang lain (dhirar).” (HR. Ibnu Majah dan Ahmad.)

2. Menghilangkan ingatan, Memabukkan, melalaikan. Seperti segala jenis obat-obatan terlarang, candu, narkotika, minuman keras dan zat adiktif lainnya. Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al-Maidah:90). Rasulullah saw bersabda: “segala sesuatu jika banyaknya memabukkan, maka yang sedikitnya pun haram.” (HR. Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad).

3. Najis dan makanan/ hewan terkontaminasi najis. Contoh: babi, darah, anjing, bangkai (selain ikan dan belalang). (Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyyah, Kuwait, vol. V/125). Allah berfirman: “Katakanlah:”Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi karena semua itu najis atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah.” (QS. Al-An’am: 145).

Apabila kita dapati Nabi saw melarang beberapa jenis makanan atau binatang di luar konteks yang dinashkan oleh al-Qur’an maka ulama fiqih dan ushul seperti Imam Asy-Syaukani mengkategorikan larangan Nabi tersebut sebagai larangan makruh bukan haram. Atau bila terdapat kesesuaian ‘illat (sebab) hukum pengharaman dalam al-Qur’an seperti najis atau indikasi najis, rijs atau fisq yang semuanya digolongkan khabaits kebalikan halal yang identik dengan thoyyibat secara umum. Maka hal itu termasuk kategori qiyas (analogi) terhadap larangan al-Qur’an.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comment Using Facebook