Berbicara bagi beberapa
orang adalah kegiatan yang menyenangkan dan mengasyikkan, terutama jika
berbicara dengan teman sebaya, tema apa saja bisa didiskusikan. Banyak orang
lebih senang berbicara daripada mendengar karena berbicara merupakan suatu
aktivitas yang berguna untuk meluapkan pikiran, perasaan, dan wawasan. Padahal
mendengar adalah proses yang sangat penting di dalam komunikasi.
Dalam suatu proses komunikasi,
mendengar merupakan suatu kemampuan yang paling penting dari semua kemampuan
lain, menjadi pendengar yang baik memang tidak mudah dan untuk beberapa orang
yang senang berbicara bahkan paling dominan dalam berbicara akan merasa bosan
dan jenuh. Mendengar pendapat lawan bicara, mendengar keluh kesah teman,
mendengar omelan dari atasan atau mendengar pidato bukan suatu yang sederhana seperti
yang dibayangkan, dalam beberapa kegiatan tersebut diri sendiri harus mampu
menyerap dan menerima informasi-informasi tersebut dengan baik. Mendengar juga
termasuk belajar karena ketika mendengar banyak informasi yang bisa direkam di
dalam memori kita.
Menjadi pendengar yang
baik diperlukan konsentrasi yang penuh, orang tidak akan bisa menangkap obrolan
dari lawan bicara jika pikiran tidak terpusat pada obrolan yang sedang
didiskusikan. Bagi sebagian orang aktivitas mendengar adalah hal yang sangat
sederhana yang tidak perlu terlalu dipermasalahkan, namun ternyata sebaliknya,
mendengar adalah proses komunikasi yang paling utama. Bahasa tubuh ketika
sedang mendengarkan seseorang berbicara pun perlu diperhatikan, terutama gestur
orang yang sedang diajak berbicara. Pandanglah kedua mata lawan bicara ketika
komunikasi secara langsung sedang berlangsung, fokus pada alur pembicaraannya,
jangan asal memotong pembicaraan, dan serap intisari dari pembicaraan tersebut.
Tuhan menciptakan manusia dengan 1 mulut dan dua telinga, namun kita
cenderung lebih banyak bicara daripada mendengar. Lebih banyak bicara
daripada mendengar menjadikan kita seperti teko kosong yang berusaha
mengisi cangkir-cangkir dan hasilnya yang keluarnya adalah angin. Banyak
mendengar membuat kita banyak belajar dari pengalaman orang lain dan
bisa kita jadikan motivasi buat diri kita.
Namun untuk menjadi pendengar yang baik memang tidak mudah. Berikut 10 Cara agar kita bisa menjadi pendengar yang baik:
- Pusatkan perhatian Anda pada orang yang sedang berbicara dan dengarkan apa yang dia katakan. Jangan biarkan pikiran Anda melayang ketempat lain. Hanya dengan cara seperti itu Anda bisa belajar menjadi pendengar yg baik.
- Pandanglah mata lawan bicara Anda dengan wajar. Ini memberikan kesaan bahwa Aanda memperhatikan apa yg diucapkannnya dengan sungguh-sungguh.
- Berikan respon yang bersahabat. Respon kecil yang mungkin tampak sepele bisa membuat dia merasa dihargai. Sekali-kali Anda bisa mengangguk , menggelengkan kepala, tersenyum, tertawa atau memberiokan komentar2 pendek seperti Oh, ya? , hebat !, luar biasa! dsb.
- Berikanlah kesempatan lawan bicara Anda untuk menyelesaikan apa yg ingin diutarakannya. Hindari kebiasaan memotong pembicaraan orang lain . Selain tidak sopan, kebiasaan itu bisa membuat dia merasa kesal dan tersinggung.
- Bila Anda merasa bosan atau tidak berminat dengan topik pembicaraannya, alihkan dengan perlahan-lahan. Jangan sesekali mengubah topik pembicaraan secara mendadak seperti pengemudi yang belok tanpa menyalakan lampu righting terlebih dahulu.
- Buatlah lawan bicara Anda bergairah untuk terus berbicara . Bila Anda berhasil memancing gairah orang yang semula kurang antusias, maka Anda telah berhasil merebut hatinya. Namun dalam hal ini ada kekecualian bila lawan bicara Anda adalah type orang yg suka memonopoli pembicaraan. orang yg seperti itu biasanya akan selalu bergairah untuk terus berbicara meskipun Anda sudah tampak terkantuk-kantuk.
- Kendalikan diri Anda untuk tidak tergoda ingin mengalahkan lawan bicara Anda. Anda bisa memadamkan gairah orang lain hanya dengan menunjukkan bahwa Anda lebih oke daripada dia.Biarkan dia merasa bangga dengan prestasi atau pengalamnnya meskipun Anda punya prestasi atau pengalaman yg lebih hebat darinya.
- Dalam kasus2 khusus, belajarlah untuk meringkas apa yang diuraikan oleh teman Anda sebelum Anda memberikan komentar atau nasehat. Bersikaplah seperti seorang dokter yg mendiagnosa dulu penyakit pasiennya dgn teliti sebelum menyimpulkan apa penyakitnya dan memberi resep obat. Bayangkan bila ada orang yang menceramahi Anda panjang lebar , padahal tidak ada hubungannya dengan apa yg Anda ungkapkan.
- Belajarlah peka terhadap motif orang lain. Mungkin dia sedang mencurahkan isi hatinya tanpa keinginan untuk dinasehati, apalagi disalahkan. Jadi Anda cukup berperan sebagai pendengar saja . Mungkin dia sedang menceritakan pengalaman agar Anda memujinya. Pujilah denga spontan dan tulus. Mungkin juga dia sedang mengajak Anda masuk dalam komunikasi yang lebih akrab dan terbuka. Kalau Anda mau, mulailah melakukan komunikasi dua arah.
- Belajarlah mendengar dengan tulus. Semua kiat tersebut diatas tidak akan membuat Anda menjadi pendengar yg baik bila Anda tidak melakukannnya dgn tulus. Anda tidak akan menjadi pendengar yg baik bila Anda terbiasa berpura2 menjadi pendengar yg baik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar