Selasa, 05 Februari 2013

Semangat..!!!

Artikel ini, masih berkaitan dengan artikel sebelumnya "Bosen Dikantor", "Jenuh", dan "Putus Asa"Dari ke tiga artikel tersebut, semua orang PASTI pernah mengalaminya. Namun bukan masalah banyak atau sering mengalaminya, tapi adalah bagaimana kita bisa keluar dari 3 rasa diatas (Bosen, jenuh dan putus asa). Karena itulah, Ayah_Alif ingin membuat artikel penyeimbang, dari artikel2 sebelumnya..
Semangat manusia kadang berada dalam titik puncak, tetapi kadang bisa melemah. Karena sesuatu masalah semangat seseorang bisa hilang. Bila semangat sudah hilang gairah hidup akan menjadi malas. Persoalan cinta bisa membuat patah semangat, masalah ekonomi, masalah keluarga dan lain lain. Untuk membuat kamu bersemangat lagi ada salah satu cara yaitu dengan membaca kata kata pembangkit semangat di bawah ini, dengan kekerasan tidak bisa menjamin orang bisa bersemangat kembali, tetapi kata kata bisa membuat orang kembali bersemangat. Kata kata lebih tajam dari pedang kata orang begitu.

Ada beberapa hal yang dapat membangkitkan semangat hidup, antara lain:

1. Tahu apa hakekat sebenarnya hidup ini.

Banyak orang yang tidak tahu apa sebenarnya hakekat hidup ini. Untuk apa kita hidup? Untuk apa kita ada di dunia ini? Memang butuh perenungan yang dalam untuk menemukan jawaban pertanyaan seperti itu. Jika Anda seorang muslim, pasti Anda pernah mendengar atau membaca Firman Allah SWT dalam Al Qur’an surat Adz Dzariyaat ayat 56 yang artinya, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”

Mengabdi/beribadah di sini memiliki arti yang sangat luas. Tidak ibadah yang kaitannya dengan urusan akhirat saja, namun semua ikhtiar dan kerja keras kita dalam hidup ini adalah ibadah. Selama apa yang kita lakukan tidak bertentangan dengan ajaran agama yang kita anut, itu pun bernilai ibadah. Kita berusaha membahagiakan dan mencukupi kebutuhan keluarga kita, itu juga ibadah. Yang penting dari awal kita niatkan apa pun usaha kita hanya untuk mencari keridhaan-Nya, dan kita pun harus seimbang dalam mengerjakan urusan dunia dan amalan akhirat. Jika kita menyadari hal ini, tentu kita akan memiliki semangat untuk mengerjakan semua pekerjaan dan urusan kita dengan cara yang terbaik. Satu hal yang penting dan tidak boleh dilupakan adalah niat, karena niat akan menentukan nilai amal/perbuatan kita.

2. Tahu cita-cita hidup kita yang tertinggi.

Semua orang memiliki impian atau cita-cita, namun hanya sedikit yang berani mengejar dan mewujudkannya menjadi sebuah realitas fisik. Banyak orang kehilangan semangat dalam hidupnya hanya karena mereka tidak tahu atau tidak mau tahu akan apa yang sebenarnya yang mereka mau. Apa yang sebenarnya yang mereka inginkan. Kebenyakan orang hanya menjalankan hidup ini sebagai sebuah rutinitas. Dengan sedikit kenyamanan yang mereka rasakan maka berhenti sampai di situlah impiannya. Mereka takut membuat sedikit perbedaan karena khawatir kenyamanan itu akan hilang.

Semua orang pasti memiliki potensi yang luar biasa; dan keluarbiasaan itu baru akan tergali secara maksimal jika kita sudah bisa keluar dari penjara mental kita. Jika kita sudah menemukan profesi yang paling tepat dengan panggilan jiwa kita maka kita akan lebih mudah mengaktualisasikan potensi diri kita yang sebenarnya. Dengan itu kita mendedikasikan hidup untuk kehidupan ini; mempersembahkan yang terbaik yang bisa kita berikan untuk peradaban manusia yang sedang kita jalani saat ini.

Banyak orang berbakat yang terjerat borgol emas. Mereka sebenarnya bisa melakukan hal yang lebih, tapi mereka tidak berani melakukan hal yang berbeda atau keluar dari zona nyaman. Banyak orang yang sebenarnya bakatnya di bidang A, namun kenyataannya ia bekerja di bidang C. Ia tidak berani keluar dari pofesinya yang sekarang karena tidak adanya jaminan penghasilan jika ia benar-benar keluar. Akhirnya ia merasa kehidupannya bagai di penjara, pekerjaannya mengurung ia seperti di sangkar emas. Tidak salah lagi, bukan potensi terdahsyat yang keluar dari dirinya, namun semua itu seakan menjadi rutinitas agar ada nasi yang bisa dimakan hari ini, besok dan seterusnya.

Jika Anda ingin kehidupan Anda penuh semangat dan bahagia maka temukan apa yang sebenarnya Anda inginkan dan kejarlah hal itu. Semua butuh perjuangan dan kerja keras, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tapi ada hal yang harus Anda tahu: tidak ada sesuatu yang tidak mungkin dalam hidup ini selama kita mau mencoba dan berusaha. Kadang kita takut melakukan kesalahan atau lebih mendengar kata orang lain yang menyurutkan tekad kita. Jika memang kita sudah memiliki impian yang pantas diperjuangkan, teruslah berjuang untuk mewujudkannya, meskipun banyak proses dan ujian yang harus kita lewati.

3. Bersyukur terhadap apa yang sekarang kita miliki dengan tulus.

Setiap orang mempunyai titik kepuasan sendiri-sendiri. Anda orang yang jika mempunyai rumah satu sudah puas, namun ada juga yang sudah memiliki rumah, hotel, vila atau real estate di berbagai penjuru kota masih belum puas. Ada orang yang punya tabungan 1 juta rupiah sudah merasa kaya, namun ada juga orang yang sudah punya tabungan, deposito, saham atau asset investasi lainnya masih merasa kurang. Pada umumnya untuk urusan harta benda duniawi orang selalu ingin lebih banyak lagi dan lagi. Jika diukur maka tidak ada batasnya. Kabar buruknya adalah hanya sedikit saja dari mereka yang terpenuhi keinginannya.

Orang yang pikirannya selalu merasa kurang, miskin, tidak beruntung, dan sikap negatif lainnya mana mungkin ia akan bahagia dan bersemangat dalam hidupnya. Jika yang dipikirkan hanya yang tidak dimiliki, mana mungkin kita akan bersyukur. Oleh karena itu, dengan mensyukuri semua yang ada pada kita saat ini, itulah sebenarnya sumber semangat kita. Kita akan sadar bahwa Tuhan sebenarnya sangat sayang kepada kita. Banyak sekali nikmat yang sudah kita rasakan, sementara lebih banyak lagi orang yang nasibnya tidak seberuntung kita. Ada pun sesuatu yang kita inginkan yang belum kita miliki, itu adalah kesempatan bagi kita untuk berikhtiar semampu kita untuk mendapatkannya. Jangan pernah kecewa, apalagi putus asa.

4. Yakin bahwa apa pun yang kita lakukan akan mendapat balasan, baik di dunia maupun kelak di akhirat.

Setiap perbuatan kita pasti akan ada efeknya. Kita tersenyum kepada orang lain maka orang lain pun akan tersenyum kepada kita. Kita tidak sengaja menginjak kaki orang, mungkin bisa saja orang itu akan marah. Kita memberi sedekah (100 ribu misalnya) pada seorang pengemis, pasti si pengemis akan gembira luar biasa seakan itu sebuah mimpi, dan untaian kalimat doa pun keluar dari mulutnya untuk kebaikan kita. Kita marah, orang di sekitar kita pasti menjauh. Di tempat ramai tiba-tiba kita tertawa sendiri tanpa sebab yang masuk akal, mungkin kita akan disangka gila. Jadi, semua perbuatan (aksi) yang kita lakukan akan menimbulkan efek atau reaksi. Dan efek atau reaksi yang muncul sesuai dengan hukum tabur-tuai. Seperti jika kita menanam padi, bisa dipastikan yang akan tumbuh juga padi. Namun jika kita menanam rumput maka yang akan tumbuh juga rumput. Kalau kita mengharap padi yang akan tumbuh maka kita harus segera bangun dari mimpi buruk.

Setelah kita tahu bahwa apa pun yang kita lakukan akan menimbulkan akibat, baik langsung maupun tidak langsung terhadap diri kita, maka kita harus memilih hanya untuk berbuat yang baik, positif, bermanfaat dan bernilai saja. Dengan demikian, bisa dipastikan efek yang akan kembali kepada kita juga hal-hal yang baik. Tidak ada yang sia-sia dalam hidup ini jika kita tahu benar apa yang kita lakukan. Sekecil apa pun yang kita lakukan akan dinilai oleh malaikat pencatat amal. Balasannya tidak saja di dunia, tetapi juga kelak di akhirat. Jika kita ingin rekapan catatan amal tersebut isinya bagus maka kita pun harus selalu menjaga agar setiap perbuatan yang kita lakukan adalah perbuatan terbaik. Waktu kita adalah aset terpenting setelah nafas/oksigen maka kita harus mengisinya dengan gerak/aksi/perbuatan yang jelas manfaatnya. Tidak ada waktu yang terbuang sia-sia. Jadi semuanya pantang sia-sia.

Dengan menyadari empat hal tersebut maka akan sulit bagi kita untuk tidak bersemangat. Mungkin keadaan Anda saat ini sedang tidak menyenangkan, tapi bukankah kita bisa merubahnya menjadi sebaliknya dengan aksi kita selanjutnya; dengan respon kita terhadap keadaan tersebut. Jika kekasih meninggalkan kita, bukankah kita bisa cari yang lain lagi. Jika kita di PHK, bukankah kita bisa cari pekerjaan lain yang lebih baik atau membuka usaha sendiri. Jika orang lain tidak menghargai kita, bukankah masih banyak orang yang jauh lebih baik yang bisa menjadi sahabat sejati kita. Demikian seterusnya; selalu ada solusi untuk tiap masalah. Kita hanya perlu tetap bersemangat, optimis dan menjernihkan pikiran agar respon dan aksi kita benar-benar efektif dan efisien.


Semangat Kerja

(Pengertian semangat kerja dan Unsur-unsur Semangat Kerja) – Semangat kerja adalah sikap individu untuk bekerja sama dengan disiplin dan rasa tanggug jawab terhadap kegiatannya. (Alfred R.L, 1971:66). Semangat kerja juga diartikan sebagai suatu kegiatan dalam melaksanakan pekerjaan secara cepat dan lebih baik menyelesaikan suatu kegiatan. (Alex S. Nitisemito, 1992:160). Semangat kerja merupakan perasaan yang memungkinkan seseorang bekerja untuk menghasilkan yang lebih banyak dan lebih baik. (George D. Hasley, 1992 : 65).

Semangat kerja juga merupakan suatu sikap individu atau kelompok terhadap kesukarelaannya untuk bekerjasama agar mencurahkan kemampuanya secara menyeluruh. (Pariata Westra, 1988:65). Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa semangat kerja adalah kemauan dari setiap individu atau kelompok untuk saling bekerja sama dengan giat, disiplin, dan penuh rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tujuan yang telah ditetapkan.

Unsur-unsur semangat kerja
Semangat kerja dapat diukur melalui presensi pegawai di tempat kerja, tanggungjawabnya terhadap pekerjaan, disiplin kerja, kerja sama dengan pimpinan atau teman sejawat dalam organisasi serta tingkat produktivitas kerja. (Asas-asas manajemen. D. Hasley 1988:67)

Untuk memahami unsur-unsur semangat kerja berikut diuraikan penjelasan masing-masing unsur:


Presensi

Presensi merupakan kehadiran pegawai yang berkenaan dengan tugas dan kewajibannya. Pada umumnya instansi / lembaga selalu mengharapkan pegawainya untuk datang dan pulang tepat waktu, sehingga pekerjaan tidak tertunda. Ketidakhadiran seorang pegawai akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja, sehingga instansi/ lembaga tidak bisa mancapai tujuan secara optimal.
Presensi atau kehadiran karyawan dapat diukur melalui :

  • Kehadiran pegawai di tempat kerja.
  • Ketepatan pegawai datang/pulang kerja.
  • Kehadiran pegawai apabila mendapat undangan untuk mengikuti kegiatan atau acara dalam instansi
Disiplin Kerja

Disiplin kerja merupakan ketaatan seseorang terhadap suatu peraturan yang berlaku dalam organisasi yang menggabungkan diri dalam organisasi itu atas dasar adanya kesadaram dan keinsafan, bukan karena adanya paksaan. (IG. Wursanto. 1985:67). Disiplin merupakan suatu kekuasaan yang berkembang dalam penyesuaian diri dengan sukarela kepada ketentuan-ketentuan, peraturan-peraturan dan nilai-nilai dari pekerja. (Moekijat, 1997 : 67)
Dan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin merupakan kemauan dan kepatuhan untuk bertingkah laku sesuai dengan peraturan yang ada di instansi yang bersangkutan.

Tingkat kedisiplinan kerja pegawai dapat diukur melalui :
  • Kepatuhan pegawai terhadap peraturan dan tata tertib di instansi.
  • Kepatuhan pegawai terhadap intruksi yang datang dari atasan.
  • Bekerja sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
  • Memakai pakaian seragam sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
  • Menggunakan dan memelihara peralatan

Kerjasama
Kerjasama merupakan tindakan konkret seseorang dengan orang lain (Winardi, 1975:51). Kerjasama juga diartikan sebagai suatu sikap dari individu maupun kelompok terhadap kesukarelaannya untuk bekerja sama agar dapat mencurahkan kemampuannya secara menyeluruh. (Pariata Westra, 1980: 49). Keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi tergantung pada orang-orang yang terlibat di dalamnya. Untuk itu penting adanya kerjasama yang baik diantara semua pihak dalam organisasi, baik dengan atasan, teman sejawat, maupun bawahan.

Untuk mengukur tingkat kerjasama digunakan kriteria sebagai berikut:
  1. Kesadaran pegawai untuk bekerjasama dengan atasan, teman sejawat, maupun bawahannya.
  2. Adanya kemauan untuk membantu teman yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan pekerjaan.
  3. Adanya kemauan untuk memberi dan menerima kritik serta saran dari orang lain.
  4. Bagaimana tindakan seseorang apabila mengalami kesulitan dalam melaksanakan pekerjaannya.

Tanggung jawab
Tanggung jawab merupakan keharusan pada seseorang yang melaksanakan kegiatan selayaknya apa yang telah diwajibkan kepadanya. (Pariata Westra, 1975:91). Tanggung jawab juga merupakan kewajiban seseorang untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah diwajibkan kepadanya, dan jika terjadi kesalahan yang disebabkan karena kelalaiannya, maka seseorang dapat dituntut atau dipersoalkan.

Tingkat tanggung jawab seseorang dapat melalui:
  • Dapat dituntut atau dipersoalkan. Kesanggupan dalam melaksanakan perintah dan kesanggupan dalam bekerja.
  • Kemampuan menyelesaikan tugas dengan tepat dan benar.
  • Melaksanakan tugas atau perintah yang diberikan dengan sebaikbaiknya.
  • Mempunyai kesadaran bahwa pekerjaan yang diberikan bukan hanya untuk kepentingan instansi, tetapi juga untuk kepentingan dirinya sendiri.

Produktivitas Kerja
Produktivitas adalah rasio antara produksi yang dapat dihasilkan dengan keseluruhan biaya yang telah dikeluarkan untuk keperluan produk itu. (Slamet Saksosno, 1988:133). Produktivitas juga diartikan sebagai efisiensi modal dan waktu yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa (Ravianto, 1985:21).
Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan barang atau jasa dengan menggunakan berbagai sumber produksi sesuai dengan mutu dan jangka waktu yang telah ditentukan oleh perusahaan. Produktivitas kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktor lain Seperti ketrampilan, disiplin, sikap dan mental, etika kerja, motivasi kerja, kesehatan, penghasilan, jaminan social, lingkungan kerja, manajemen dan berprestasi. (Ravianto, 1985, 139).

Tingkat produktivitas kerja pegawai dapat diukur melalui:
  • Ketetapatan penggunaan waktu.
  • Out put/ hasil yang dicapai. 
  • Faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja

Beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya semangat kerja antara lain:
  • Hubungan yang harmonis antara pimpinan dengan bawahan.
  • Kepuasan para karyawannya terhadap tugas dan pekerjaannya.
  • Terdapat suasana dan iklim kerja yang bersahabat dengan anggota lain dalam suatu organisasi.

Adanya tingkat kepuasan ekonomi dan kepuasan material lainnya yang memadai sebagai imbalan yang dirasakan adil terhadap jerih payahnya. Adanya ketenangan jiwa, jaminan kepastian serta perlindungan terhadap segala sesuatu yang dapat membahayakan diri pribadi dan karir dalam pekerjaannya. Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa untuk meningkatkan semangat kerja pegawai, selain memenuhi kebutuhan material, juga tidak kalah pentingnya memenuhi kebutuhan nonmaterial.

Ada beberapa cara menurut Alex S Nitisemito (Alex S Nitisemito, 1989:79) untuk memberikan motivasi kepada karyawan dalam meningkatkan semangat kerja. Langkah-langkah yang harus ditempuh antara lain adalah:
  • Memberikan gaji yang cukup
  • Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk berkembang.
  • Menempatkan karyawan pada posisi yang tepat.
  • Menciptakan suasana santai.
  • Memberikan insentif yang terarah.
  • Memperhatikan kebutuhan rohani karyawan
  • Menyertakan karyawan untuk diajak berunding.

Berikut beberapa Motivasi Pembangkit Semangat yang mungkin bisa sobat gunakan ketika sobat kehilangan semangat percaya diri sobat :

  1. Sukses Bukan Ukuran - Sukses tidak diukur dari posisi yang dicapai seseorang dalam hidup, tapi dari kesulitan - kesulitan yang berhasil sobat atasi ketika berusaha meraih kesuksesan.
  2. Hari ini sobat adalah orang yang sama dengan sobat di lima tahun mendatang, kecuali orang di sekeliling sobat dan buku sobat.
  3. Hari ini sebelum sobat mengatakan kata - kata yang tidak baik, pikirkan tentang seseorang yang tidak dapat berbicara sama sekali.
  4. Sebelum sobat mengeluh tentang rasa dari makananmu, pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.
  5. Hari ini sebelum sobat mengeluh tentang hidupmu, pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat.
  6. Dan disaat kamu lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu, pikirkan tentang pengangguran, orang-orang cacat yang berharap mereka mempunyai pekerjaan seperti anda.
  7. Sebelum sobat menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain, ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa.
  8. Sebelum sobat mengeluh tentang anak - anakmu, pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul.
  9. Sebelum sobat mengeluh tentang rumahmu yang kotor karena pembantumu tidak mengerjakan tugasnya, pikirkan tentang orang - orang yang tinggal dijalanan.
  10. Sebelum sobat mengeluh tentang jauhnya sobat telah menyetir, pikirkan tentang seseorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan.- Sebelum sobat mengeluh tidak punya apa - apa, pikirkan tentang seseorang yang meminta - minta di jalanan.
  11. Sebelum sobat mengeluh bahwa sobat buruk, pikirkan tentang seseorang yang berada pada tingkat yang terburuk di dalam hidupnya.
  12. Sebelum sobat mengeluh tentang suami atau istrimu, pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Allah untuk diberikan teman hidup.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comment Using Facebook