Beberapa waktu yg lalu, penulis pernah membeberkan tentang "Pernikahan Yang Bahagia" . Sekarang, penulis ingin berbagi tentang "bagaimana cara mempertahankan Kemesraan". Tidak selama perjalanan cinta sepasang suami-istri itu mulus-mulus saja. Pasti juga akan diwarnai dengan pertengkaran-pertengkaran. Dari pertengkaran itu, mereka belajar mengenal pasangan dan mencari bumbu perkawinan yang dapat memelihara kebahagiaan mereka. Tindakan apa saja yang dapat dijadikan sebagai bumbu perkawinan.?
Toleransi pada sifat pasangan
Pasangan suami-istri terdiri atas dua pribadi yang berbeda, yang tidak selalu memiliki sifat, kebiasaan yang sama. Benturan perbedaan sifat ini umumnya baru menjadi masalah setelah menikah. Ada istri yang tidak suka dengan sifat suami yang tak sabaran. Ada suami yang kesal melihat sifat istri yang cerewet. Sebenarnya pertengkaran bisa dihindari, bila suami-istri saling memiliki toleransi yang tinggi. Sifat pemarah suami bisa diredakan bila istri mau bertoleransi dan memahaminya. Sementara sifat cerewet istri akan berkurang, bila suami tahu bagaimana harus bertindak.
Tahu apa yang membuat pasangan bahagia
Suami yang baik tahu apa yang membuat istrinya bahagia, demikian pula sebaliknya. Hal-hal yang membuat istri bahagia adakalanya sederhana sekali. Tidak selalu berupa uang atau harta yang berlimpah, tapi mungkin saja hanya berupa sikap mesra, kejujuran atau perhatian khusus. Istri yang peka, tahu kapan suami bahagia, demikian sebaliknya. Bila suami atau istri mampu membahagiakan pasangannya, niscaya perkawinan mereka akan langgeng.
Memberi panggilan mesra
Hubungan suami istri bisa terlihat lebih mesra bila mereka berdua menggunakan nama panggilan khusus. Seorang ahli perkawinan mengatakan bahwa panggilan mesra akan mengingatkan seseorang pada masa kecilnya yang berbahagia. Nama ini mengisyaratkan seseorang pada suasana yang aman dan mendukung. Nama panggilan membuat seseorang merasa seperti anak-anak saat mendapat panggilan sayang dari orang tuanya.
Melakukan kegiatan bersama
Saat bulan madu usai, minat suami istri beralih. Tidak hanya di kamar tidur saja, melainkan lebih pada kegiatan luar. Kegiatan yang dilakukan bersama sangat besar manfaatnya. Karena kegiatan ini merupakan investasi dalam menciptakan hubungan yang lebih serasi. Kegiatan ini juga memperkuat ikatan suami-istri dalam situasi keakraban yang santai. Jadi sesibuk apa pun Anda, luangkan waktu untuk santai bersama pasangan. Banyak sekali kegiatan bersama yang bisa dilakukan. Diantara bersepeda, jalan kaki atau melakukan olahraga lainnya. Dari piknik ke gunung, atau ke laut, berbelanja, masak bersama, sampai sekedar bermalas-malasan di rumah. Yang penting kegiatan ini dilakukan secara santai dan Anda berdua menikmatinya.
Tidak hitung-hitungan
Banyak pasangan muda yang mengatakan mereka harus fifty-fifty dalam berumah tangga. Tapi ahli perkawinan menyatakan, masing-masing harus memberi 150%. Dalam hubungan suami istri yang serasi, pasangan harus memberi apa yang bisa mereka berikan. Mereka tidak boleh menghitung dengan teliti dan tidak harus respek terhadap apa yang harus diberikan pasangannya. Pasangan yang bahagia tidak hitung-hitungan tentang siapa yang paling mengurus rumah, siapa yang paling banyak mencari uang. Tapi bila pasangan sangat kaku dalam berbagi, misalnya selalu menghitung berapa piring yang sudah dicuci suami, berapa jumlah popok yang sudah diganti istri, berapa kilometer suami sudah menyetir, cepat atau lambat perkawinan terasa sebagai beban.
Belajar mengatasi pertengkaran
Pertengkaran suami-istri merupakan hal wajar dan bisa terjadi kapan saja. Yang penting adalah bagaimana mengatasi pertengkaran itu. Penelitian menunjukkancara pasangan mengatasi konflik merupakan faktor penting yang mempengaruhi sejauh mana pasangan itu tetap sehat untuk tinggal bersama. Cara mengatasi pertengkaran dengan cara membanting piring dan merusak barang sangat tidak dianjurkan. Pasangan yang bahagia akan belajar cara beragumentasi dengan baik. Dari argumentasi ini diharapkan mereka akan lebih memahami karakter satu sama lain. Pasangan suami istri akan lebih bahagia bila mereka bisa mengatasi pertengkaran sendiri dan tidak selalu mengadu atau melibatkan orang tua. Istri atau suami yang selalu mengadu akan membuat pasangannya merasa tidak dihargai. Meskipun masalah mereka tampak selesai, seringkali campur tangan mertua membekas dan bisa menjadi bibit pertengkaran lain.
Memberi hadiah kecil
Pasangan yang mempunyai hubungan mesra sering saling memberi hadiah, atau menulis surat kecil. Apa yang mereka lakukan adalah menjaga ritual, dan memberi magic pada hubungan mereka. Hadiah atau kejutan tidak perlu mahal. Bisa saja berupa tindakan khusus yang bisa membahagiakan pasangan. Seperti suami yang tiba-tiba menyiapkan makan malam di rumah atau pulang kantor membawa cokelat khusus untuk istri. Bisa juga istri membuat kejutan dengan mengubah hiasan kamar tidur menjadi istimewa atau membelikan dasi atau kemeja untuk suami.
Menciptakan humor yang sehat
Menurut psikoterapis perkawinan, humor adalah lem ajaib yang bisa membuat pasangan tetap lengket. Bila pasangan suami-istri tidak mampu lagi tertawa berdua, itu pertanda jiwa yang sehat dalam perkawinan itu telah menghilang. Pasangan yang sensitif, tahu humor mana yang patut dikemukakan dan mana yang tidak, hal apa yang lucu untuk ditertawakan dan mana yang bisa membuat pasangannya tersinggung. Melalui humor dan canda, suami istri bisa merasakan kebersamaan mereka dalam menghayati suatu suasana.
Memberi dukungan yang positif
perkawinan akan terasa lebih hangat bila pasangan selalu siap memberi dukungan yang dibutuhkan. Mereka saling berbagi dalam keadaan baik ataupun buruk. Mereka saling menolong pada saat sedih atau gembira. Mereka tidak saling menyalahkan pada saat satu pihak mengalami kegagalan. Mereka juga cukup peka untuk tidak menambah kegalauan hati pasangan, dengan memberi kritik pada saat yang tidak tepat. Dalam perkawinan bahagia, suami-istri merasa aman karena pasangannya menjamin adanya ketentraman hati.
Amin Ya Allah.. Semoga HANYA Ajal yg dapat memisahkan kita yah.
BalasHapus