Jumat, 09 November 2012

Buah Delima Dan Khasiatnya



Buah delima atau dikenal dengan nama latin Punica granatum, adalah buah berbentuk bulat dengan biji berwarna merah. Buah delima ini merupakan buah asli Asia Tenggara yang menjadi populer di seluruh dunia karena memiliki kandungan gizi yang baik.

Meskipun kebanyakan buah ini berwarna merah, tetapi ada juga yang berwarna kuning. Delima memiliki sekitar 750 spesies yang bisa makan dan di jus. Buah ini juga dikenal sebagai buah super karena sarat akan nutrisi penting yang diperlukan oleh tubuh.

Ada berbagai manfaat kesehatan dari buah delima, salah satunya adalah sumber antioksidan, yang membantu melawan radikal bebas dalam tubuh. Memperbaiki sel-sel yang rusak. Berikut ini adalah beberapa manfaat buah delima untuk kesehatan:
  1. Salah satu manfaat penting buah delima adalah buah ini merupakan sumber nutrisi yang banyak seperti kalsium, kalium, fosfor, vitamin C, B kompleks dan K, asam folat, zat besi, protein, dll. Buah ini juga kaya akan serat makanan, seng, magnesium dan karbohidrat.
  2. Manfaat utama buah delima adalah memperkuat sistem kekebalan tubuh dan juga melindungi tubuh dari berbagai infeksi dan penyakit.
  3. Jus buah delima juga memiliki banyak manfaat kesehatan. Jus ini dapat mengurangi gejala diare dan meredakan nyeri yang disebabkan karena diare. Tapi jangan dikonsumsi berlebihan karena dapat menyebabkan sembelit.
  4. Jus buah delima sangat baik untuk tekanan darah. Jus ini baik untuk kesehatan jantung dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Jus buah delima juga mencegah pembekuan darah dan pengerasan arteri. Asupan teratur akan menjaga dari serangan jantung dan stroke.
  5. Memijat gigi dan gusi dengan minyak biji delima bermanfaat untuk mencegah penyakit gigi dan gusi seperti karies gigi, plak dan radang gusi. Karena buah delima kaya akan vitamin C, maka dapat mencegah gejala dan terjadinya penyakit kudis seperti gusi berdarah dan gigi longgar.
  6. Anda memiliki masalah bau mulut dan masalah gigi lainnya, itu bukan masalah, karena mengkonsumsi jus delima setiap hari dapat meningkatkan kesehatan gigi, mengusir plak gigi, karang gigi, sakit gigi, dll.
  7. Buah delima membantu dalam mengurangi kadar kolesterol jahat dalam tubuh dan memicu produksi kolesterol baik.
  8. Salah satu manfaat utama bagi perempuan adalah buah ini mempertahankan tingkat estrogen dalam tubuh. Hal ini membantu dalam memerangi tanda-tanda PMS dan masalah menopause.
  9. Buah delima juga memiliki efek positif pada kulit (jika dikonsumsi secara teratur), karena buah ini memiliki sifat anti penuaan dan baik untuk mengurangi keriput, kulit kendor dan kusam. Menerapkan jus langsung ke kulit atau mencampurnya dengan pelembab akan membuat kulit menjadi segar dan sehat.
  10. Biji buah delima juga efektif dalam mencegah kanker. Kaya akan phytochemical, juga disebut sebagai polifenol (anthocyanin, quercetin dan tanin), kandungan ini memperlambat pertumbuhan sel-sel kanker.
Itu tadi beberapa manfaat kesehatan yang bisa didapat dari buah delima. Beberapa orang mungkin memiliki reaksi alergi terhadap buah delima, akan tetapi hal ini sangat jarang terjadi.

Komposisi Gizi
     Umumnya orang mengenal delima karena bentuk buahnya yang menarik, sehingga sering disajikan di meja untuk dimakan segar, tanpa memperhatikan khasiatnya. Buah yang sudah matang mengandung vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh.

      Komposisi gizi per 100 gram bagian yang dapat dimakan dari buah delima adalah: energi 68 kkal, air 81 g; protein 0,95 g; lemak 0,3 g; karbohidrat 17,2 g. Komposisi gizi secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel.

Komposisi Gizi per 100 gram Buah Delima
Kandungan lainnya adalah gula inversi 20 persen (5-10 persen di antaranya berupa glukosa), asam sitrat (0,5-3,5 persen), asam borat, dan asam malat. Kombinasi tersebut menyebabkan buah delima terasa manis-asam menyegarkan. Asam malat juga bermanfaat untuk memperlancar metabolisme karbohidrat.

Mineral yang paling dominan adalah kalium (259mg / 100g). Selain untuk menjaga tekanan osmotik (mencegah hipertensi), kalium juga membantu mengaktivasi reaksi enzim, seperti piruvat kinase yang dapat menghasilkan asam piruvat dalam proses metabolisme karbohidrat.

Di lain pihak, kandungan mineral natriumnya sangat rendah, yaitu 3mg / 100g. Hal ini menguntungkan karena natrium berpotensi merugikan, yaitu dapat menimbulkan hipertensi (kebalikan dari kalium).

Jus delima merupakan minuman yang sangat populer di Eropa Timur dan India. Jus delima mulai dipasarkan secara luas di Amerika pada tahun 2004. Jus delima dapat diolah menjadi sirup grenadin, yaitu jus delima yang dikentalkan dan diberi gula. Minuman tersebut sangat berguna sebagai penyegar dan penghalau dahaga.

Akhir-akhir ini produksi dan kualitas buah di Asia Tenggara cenderung semakin menurun. Penyebabnya, hampir setiap bagian dari pohon delima dapat digunakan untuk tujuan-tujuan pengobatan, sehingga konsentrasi ke arah kualitas buah menjadi berkurang. Saat ini komponen tanaman delima selalu muncul dalam berbagai materia medika masyarakat Timur, yaitu untuk tujuan pengobatan berbagai penyakit.

Obat Segala Macam Penyakit
Hampir semua bagian tanaman delima dapat dimanfaatkan untuk pengobatan. Bagian daging buah, kulit buah, kulit batang, dan akar delima dapat diramu sebagai obat untuk berbagai jenis penyakit.

Kulit buah dan kulit batang delima mengandung 20-30 persen elligatannin (tannin), triterpenoid, dan 0,5-1 persen alkaloid yang terdiri dari pelletierine yang sangat toksik atau beracun, methylpelletierine, dan pseudopelletierine. Biji, daun, serta bunga delima juga telah dimanfaatkan sebagai obat oleh berbagai bangsa dan kebudayaan untuk berbagai keperluan.

Sejak berabad-abad yang lalu, tanaman delima telah dikenal sebagai obat manjur untuk mengobati berbagai gangguan pencernaan, seperti diare dan disentri. Hal itu disebabkan tingginya kandungan tannin yang berkhasiat sebagai astringen, yaitu menyusutkan selaput lendir usus sehingga pengeluaran cairan diare berkurang. Sementara alkaloid pelletierine pada akarnya sangat membantu mengeluarkan cacing pita dan cacing gelang dari usus.

Kulit kayu dengan kandungan alkaloid pelletierine, lebih berkhasiat terhadap cacing pita (faenia) daripada cacing gelang (Askaris). Adanya tannin dalam jumlah besar pada kulit kayu sering menyebabkan rasa mual dan muntah. Karena itu, sebelum minum rebusan ini, disarankan puasa terlebih dahulu sekitar 12 jam.

Sejak zaman dahulu, buah delima sudah dikenal sebagai obat cacing. Ahli obat bangsa Yunani, Dioscorides, yang hidup pada abad ke-1, memanfaatkannya untuk tujuan tersebut. Alkaloid yang terdapat pada berbagai bagian tanaman delima menyebabkan cacing melepaskan pegangannya dari dinding usus, sehingga terbawa bersama tinja ke luar tubuh.

Namun, khasiat buah delima tersebut kemudian terlupakan di Eropa selama 1.800 tahun. Baru pada abad ke-19 para ahli pengobatan Barat mulai menelitinya kembali. Hal itu bermula karena ada orang Inggris yang disembuhkan dari penyakit cacingan setelah diberi ramuan buah delima oleh seorang herbalis India.

Sifat kelat dari kulit batang, daun, buah mentah, dan kulit buah dimanfaatkan dalam bentuk godokan untuk mengobati diare dan disentri. Kekelatannya itu disebabkan oleh senyawa tannin yang banyak terdapat pada bagian tanaman tersebut.

Penelitian lain menunjukkan bahwa senyawa tannin yang terkandung dalam akar delima mampu menghalangi Entamoeba histolytica, penyebab disentri amuba. Senyawa yang diketahui ampuh melawan cacing pita tidak hanya tannin, tetapi juga dua senyawa alkaloida piperidina yang terdapat pada kulit batang delima, yaitu pelletierine dan pseudopelletierine. Karena pelletierine dan isopelletierine sangat toksik, terutama yang terdapat pada kulit kayu dan kulit akarnya, penggunaan ekstrak kulit kayu dan akar delima sebagai pengobatan harus mendapat pengawasan dan seorang herbalis berpengalaman. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tannin yang terkandung pada tanaman delima tidak hanya aktif sebagai antibakteri, tetapi juga melawan virus, antara lain penyebab penyakit cacar. Penelitian terbaru melaporkan bahwa delima dapat digunakan sebagai obat antidiabetes melitus atau kencing manis.

Kehadiran tannin juga dilaporkan dapat mereduksi risiko penyakit jantung. Hal itu, disebabkan oleh kemampuan tannin untuk mereduksi oksidasi kolesterol LDL (kolesterol jahat). Buah delima juga dapat mereduksi penyakit tekanan darah tinggi dengan menghambat pengubahan angiotensin I menjadi angiotensin II (penyebab darah tinggi).

Menurut pengobatan herbal tradisional Cina, biji delima mempunyai khasiat antiradang dan obat mujarab untuk mengatasi rematik. Bunga delima dipakai untuk mengobati radang selaput lendir pada gusi. Dan bagi mereka yang bermasalah dengan kegemukan (obesitas), bagian tanaman ini bisa dijadikan alternatif untuk mengatasinya.

Begitu juga kulit akar yang berkhasiat astringen bisa digunakan untuk mengobati diare, demam berulang, keputihan, dan mengatasi masalah berkeringat banyak. Sakit tenggorokan juga bisa diobati dengan berkumur air rebusan kulit akar delima.

Manfaat delima sebagai obat tidak hanya didasarkan pada pengalaman para pengobat tradisional. Beberapa penelitian ilmiah telah membuktikan manfaat tanaman delima. Penelitian Dr. Navarro dari Instituto Mexicano del Seguro Social, Meksiko, membuktikan bahwa ekstrak metanol yang terdapat pada kulit delima merupakan senyawa yang ampuh melawan bakteri penyebab diare, yaitu: Staphylloccus aureus, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi, dan Candida albicans.

Hambat Pertumbuhan Sel Kanker
Berdasarkan penelitian di University of California, AS, buah delima mempunyai efek ekstrogenik, yaitu menangkal gangguan menopause dan mencegah kanker pada organ-organ reproduksi. Jus delima yang telah difermentasi dan minyak yang diambil dari biji delima, juga diketahui aktif sebagai antioksidan yang setara dengan teh hijau.

Dengan minum satu gelas jus delima setiap hari, kita akan mendapatkan asupan senyawa antioksidan polifenol sebanyak 100 mg. Senyawa ini dapat melumpuhkan sel kanker dan memulihkan dinding arteri dari proses pengerasan. Biji delima juga mengandung polifenol. Itulah sebabnya jika membuat jus delima, sebaiknya diblender bersama bijinya.

Ekstrak buah delima merah secara in vitro (uji di luar tubuh) terbukti memiliki aktivitas antioksidan yang kuat, sehingga dapat bersifat kemopreventif (mencegah) atau kemoterapis (mengobati) sel kanker prostat (Malik et al, 2005). beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa ekstrak delima juga berkhasiat untuk mencegah kanker payudara dan kanker kolon.

Penelitian para dokter di University of California menunjukkan bahwa sari buah delima dapat digunakan untuk menghambat kenaikan kadar prostate specific agent (PSA). PSA merupakan indikator pertumbuhan kanker prostat. Penelitan tersebut melibatkan 50 pasien yang sudah menjalani operasi maupun yang memperoleh terapi radiasi.

Setengah dari pasien tersebut diminta minum sari buah delima setiap hari dan setengah lainnya tidak (kelompok kontrol). Kadar PSA pasien itu kemudian dimonitor setiap bulan. Kadar PSA mereka yang tidak minum sari buah delima akan meningkat menjadi dua kali lipat hanya dalam waktu 15 bulan. Ada pun kadar PSA kelompok peminum sari buah delima memerlukan waktu hingga 54 bulan untuk meningkat menjadi dua kali lipat.

Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk meningkatkan kadar PSA menjadi dua kali lipat tersebut oleh periset dipandang menguntungkan. Mereka jadi bisa menunda perawatan dengan hormon maupun kemoterapi, yang berarti menjauhkan mereka dari segala efek buruk yang menyertai terapi tersebut, membuka peluang untuk hidup lebih lama, serta memperoleh terapi lain yang tidak berbahaya.

Tunda Penuaan Kulit dan Turunkan Kolesterol
Buah delima juga kaya akan fitosterol. Fitosterol merupakan komponen fitokimia yang mempunyai fungsi berlawanan dengan kolesterol bila dikonsumsi oleh manusia. Pada tahun 1970-an, fitosterol diketahui berfungsi menurunkan kadar kolesterol di dalam darah dan mencegah penyakit jantung, sehingga sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia.

Beberapa hasil penelitian membuktikan fitosterol dapat mencegah penyakit kanker lewat berbagai mekanisme, yaitu menghambat pemecahan sel, menstimulasi kematian sel tumor, dan memodifikasi beberapa hormon yang berpotensi untuk menumbuhkan sel tumor (Awad et al, 2000).

Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan oleh Anticancer Research, terdapat hubungan signifikan antara konsumsi fitosterol dan pengobatan penyakit kanker. Hewan yang mengonsumsi fitosterol mempunyai ukuran tumor 33 persen lebih kecil dan sel kanker 20 persen Iebih sedikit, dibandingkan dengan kelompok kontrolnya.

Selain itu, fitosterol juga dapat membentuk permeabilitas kulit yang baik. Fitosterol dapat menjaga kelembaban kulit dan meningkatkan metabolisme kulit, serta mencegah inflamasi pada kulit. Fitosterol juga dapat mencegah penuaan kulit dan crythema, yang disebabkan oleh polarisasi sinar matahari. Fitosterol juga membantu meningkatkan pertumbuhan rambut. Fitosterol juga tahan terhadap oksidasi, sehingga dapat digolongkan antioksidan pangan.

Fitosterol merupakan komponen penting pada sintesis vitamin D3 (Huang, 2004). Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa konsumsi 2-3 gram fitosterol sehari dapat mencegah PJK (penyakit jantung koroner) hingga 25 persen. Fitosterol juga mempunyai manfaat bagi penderita diabetes. Konsumsi fitosterol dalam jumlah yang cukup diketahui dapat menjaga keseimbangan gula darah.

Komponen Gizi
Kadar Air (g)  80,97 ; Energi (kkal) 68 ; Protein (g) 0,95 ; Lemak (g) 0,3 ;
Karbohidrat (g)  17,17 ; Serat (g) 0,6 ; Kalsium (mg) 3 ; Besi (mg) 0,3 ;
Magnesium (mg) 3 ; Fosfor (mg) 8 ; Kalium (mg) 259 ; Natrium (mg)  3 ;
Seng (mg) 0,12 ; Tembaga (mg) 0,07 ; Selenium (mkg) 0,6 ; Fitosterol (mg) 17 ; Vitamin C (mg) 6,1 ; Thiamin (mg) 0,03 ; Riboflavin (mg) 0,03 ; Asam folat (mkg) 6 ;
Niasin (mg) 0,3 ; Asam pantotenat (mg) 0,596 ; Vitamin B6 (mg) 0,105 ;


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comment Using Facebook