Jumat, 05 Oktober 2012

Kesehatan Anak

Bayi dan anak-anak di bawah lima tahun adalah kelompok yang rentan terhadap berbagai penyakit karena sistem kekebalan tubuh mereka belum terbangun sempurna. Sebagian besar penyakit anak tidak berbahaya dan hanya menyebabkan ketidaknyamanan sementara. Beberapa jenis lainnya sangat berbahaya, bahkan mengancam jiwa. Penyakit anak yang hanya menimbulkan ketidaknyaman sementara antara lain adalah sebagian besar ISPA (infeksi saluran pernapasan atas), rhinitis alergi, infeksi telinga tengah, radang tenggorokan, cacar air dan masalah kulit. Penanganan gangguan-gangguan kesehatan itu umumnya cukup dengan mengelola gejala-gejalanya. Penyakit anak yang berbahaya antara lain adalah tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, polio dan campak. Penyakit-penyakit tersebut dapat dicegah dengan imunisasi. Pemerintah bahkan secara nasional memiliki program imunisasi wajib untuk penyakit-penyakit tersebut. Selain itu, ada penyakit berbahaya lain seperti Hepatitis A/B, MMR, meningitis, pneumonia, dan tifoid yang juga dapat dicegah dengan vaksinasi. 


Menjaga kesehatan anak menjadi perhatian khusus para ibu, terlebih saat pergantian musim yang umumnya disertai dengan berkembangnya berbagai penyakit. Saat pergantian musim terjadi, tubuh beradaptasi ekstra keras menghadapi perubahan cuaca dari musim kemarau ke musim hujan. Udara yang semula panas-kering, tiba-tiba menjadi dingin-lembap. Kondisi ini, menimbulkan ketidaknyamanan, juga membuat tubuh mudah terserang penyakit. Umumnya musim pancaroba diawali hujan yang tidak merata. Ini menyebabkan sebagian kawasan masih tetap berdebu dan berudara panas.

Selanjutnya, debu dan kotoran yang masih tersisa di kawasan tersebut dengan mudah diterbangkan angin ke kawasan lain, dan menjadi vektor (pembawa) penyakit. Anak-anak, terutama usia balita, termasuk yang rentan penyakit di musim pancaroba. Kalau dibiarkan, bukan tidak mungkin berkembang menjadi gangguan kesehatan yang merugikan. 

Artikel ini adalah akan membahas secara singkat penyakit-penyakit yang umum pada anak.

1. ISPA
ISPA adalah infeksi pada saluran pernapasan atas yang biasanya ditandai dengan bersin-bersin, hidung tersumbat atau meler, demam dan mungkin juga batuk. Jenis umum ISPA adalah pilek dan flu. Cara terbaik untuk mengatasi masalah ISPA adalah dengan memperbanyak beristirahat. Pilek dan flu biasanya hanya berlangsung beberapa hari saja dan tidak perlu penanganan dokter. Jika gejala memburuk atau tidak kunjung membaik, konsultasikan dengan dokter karena mungkin ada infeksi (lain) yang lebih serius. Beberapa jenis flu sangat berbahaya sehingga perlu penanganan cepat.

2. Infeksi radang tenggorokan
Radang tenggorokan dapat merupakan tanda awal pilek, tapi juga dapat merupakan gejala penyakit tersendiri yang disebut infeksi radang tenggorokan. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri streptococcus b. Pada radang tenggorokan yang merupakan awal pilek, gejala biasanya menghilang sendiri setelah beberapa hari. Jika radang tenggorokan anak Anda berlangsung lebih dari empat hari, diikuti demam tinggi, bintik-bintik merah terang dan nanah putih di bagian belakang langit-langit dan amandel dan kesulitan menelan, konsultasikan ke dokter karena kemungkinan penyebabnya adalah infeksi radang tenggorokan. Infeksi radang tenggorokan terjadi pada saluran pernapasan atas, namun dokter umumnya tidak menyebutnya sebagai ISPA karena tidak menimbulkan gejala lain seperti hidung tersumbat/meler dan batuk. Infeksi ini dapat diobati dengan antibiotik.

3. Rhinitis alergi
Rhinitis alergi adalah peradangan hidung yang disebabkan oleh alergi. Pemicunya adalah alergen luar ruangan seperti serbuk sari atau alergen dalam ruangan seperti bulu hewan peliharaan, jamur, dan debu. Tanda dan gejala rhinitis alergi termasuk hidung meler atau tersumbat, sakit tenggorokan, mata berair dan gatal, sakit kepala, nyeri wajah dan kelelahan. Dokter dapat meresepkan antihistamin oral, semprotan kortikosteroid nasal dan suntikan alergi untuk mengobati rhinitis alergi yang parah.

4. Infeksi telinga tengah
Infeksi telinga tengah (otitis media) sangat umum pada balita, yang biasanya mengikuti flu. Tiga dari empat anak setidaknya pernah mendapatkan satu infeksi telinga pada saat mereka berusia 3 tahun. Gejala umumnya adalah demam, cairan bening mengalir dari salah satu atau kedua telinga, sakit kepala, tidak menanggapi suara dan mengeluhkan rasa sakit atau menarik-narik telinga. Kebanyakan infeksi telinga disebabkan oleh virus sehingga tidak mempan antibiotik. Infeksi biasanya sembuh sendiri dalam beberapa hari. Pengobatan mungkin diperlukan hanya untuk meredakan demam yang terlalu tinggi dan mengurangi nyeri.
Infeksi telinga tengah yang berulang dapat menyebabkan congekan (otitis media dengan efusi), di mana cairan lengket terakumulasi dan dapat memengaruhi pendengaran. Jika anak Anda mendapatkan masalah ini, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi perawatannya.
5. Cacar air
Cacar air disebabkan oleh salah satu jenis virus herpes. Gejala khas cacar air adalah bintik-bintik merah di tubuh yang berubah menjadi benjolan-benjolan bening berisi air yang gatal dan menyebar di seluruh tubuh dalam beberapa hari. Terdapat vaksin untuk cacar air. Namun, jika anak Anda tidak mendapatkannya, penyakit ini biasanya cukup mudah untuk dilalui dan dia hanya perlu berurusan dengannya sekali seumur hidup. Itulah mengapa jarang sekali orang dewasa yang terkena cacar air, karena mereka telah mendapatkannya sewaktu anak-anak.
Jika anak Anda terkena cacar air, pemberian krim topikal mungkin membantu untuk mengurangi gatal-gatal. Pereda demam tidak dibutuhkan kecuali suhu tubuhnya mencapai 39 C atau lebih. Sementara itu, karena virus cacar air sangat menular, sebaiknya Anda mengarantina anak di rumah dan tidak membiarkannya bermain-main dengan anak lain sampai dia benar-benar sembuh.

6. Diare
Diare, yang mungkin juga disertai muntah, bukanlah penyakit tetapi gejala dari penyakit tertentu. Penyebab diare paling umum adalah infeksi virus. Penyebab lainnya adalah infeksi bakteri, efek samping antibiotik, dan keracunan.
Diare biasanya tidak berbahaya dan hanya menyebabkan dehidrasi ringan, yang ditandai oleh mulut sedikit kering, peningkatan rasa haus dan penurunan jumlah urin. Namun, Anda perlu waspada bila anak Anda menunjukkan tanda-tanda dehidrasi sedang dan berat seperti frekuensi buang air kecil yang sangat menurun (pada bayi, kurang dari satu popok basah dalam enam jam), kurangnya air mata ketika menangis, mulut kering dan mata cekung.
Hal terpenting ketika mendapatkan diare adalah memastikan kecukupan asupan cairan. Diare dan muntah banyak mengeluarkan cairan, garam dan gula dari tubuh, sehingga harus diganti. Berikan anak Anda cairan elektrolit (misalnya oralit), jus buah atau minuman manis. Bila Anda dapat menjaga kecukupan asupan cairan, kondisi anak Anda tidak akan berbahaya, bahkan jika gejalanya berlangsung lebih dari 24 jam. Jika diare parah, terus berlangsung lebih dari 24 jam atau anak Anda kesulitan mendapatkan asupan cairan melalui mulut, segera konsultasikan dengan dokter. Jangan memberikan obat anti diare kepada anak-anak tanpa petunjuk dokter.

7. Masalah kulit
Masalah kulit pada anak sangat beragam penyebabnya. Reaksi obat, infeksi, gigitan serangga, parasit dan alergi dapat menyebabkan masalah kulit. Kebanyakan masalah kulit menghilang sendiri tanpa pengobatan apapun. Namun, beberapa jenis masalah kulit dapat merupakan tanda penyakit serius.
Dermatitis atopik adalah penyakit kulit yang paling umum pada anak yang disebabkan oleh reaksi alergi atau hipersensitivitas kulit yang bersifat genetik. Kulit anak menjadi sangat gatal dan meradang, kemerahan, menonjol, retak, pecah dan mengelupas. Beberapa faktor dapat memicu atau memperburuk dermatitis atopik, termasuk alergi, paparan sabun yang keras, deterjen, krim kulit dan cuaca dingin. Impetigo adalah masalah kulit lain yang dapat muncul dan disebabkan infeksi bakteri. Penyakit ini biasanya ditandai bintik-bintik atau parut kerak berwarna madu di sekitar mulut dan hidung. Penyakit kulit lain yang dapat muncul pada anak antara lain adalah scabies (kudisan), dermatitis seboroik dan dermatitis kontak.
Banyak ruam kulit memiliki penampilan yang sama, sehingga sulit untuk mengetahui penyebabnya tanpa diagnosis yang tepat. Kapan pun anak Anda memiliki masalah kulit yang terlihat serius, konsultasikan dengan dokter Anda.

Selain masalah kesehatan ringan yang hanya menimbulkan ketidaknyamanan sementara, anak-anak juga dapat terjangkiti penyakit yang lebih berbahaya. Berikut adalah jenis-jenis penyakit berbahaya yang paling umum pada anak dan termasuk dalam program imunisasi nasional Pemerintah.

1. Tuberkulosis
Tuberkulosis (TB) adalah infeksi bakteri pada paru-paru yang diperkirakan memengaruhi sekitar sepertiga penduduk dunia. Kuman TB menyebar ketika penderita TB batuk atau bersin. Pada anak-anak, gejala TB adalah batuk kering, kesulitan bernapas, demam, nafsu makan menurun, keringat malam, dan kesulitan mendapatkan kenaikan berat badan. Namun, gejalanya seringkali tidak jelas atau samar sehingga untuk memastikan TB perlu diagnosis dengan tes kulit (mantoux) dan rontgen paru. Bila anak Anda terdiagnosis TB, tersedia pengobatan seperti INH atau rifampisin yang harus diberikan untuk jangka waktu tertentu (6 bulan atau lebih) tanpa putus.

2. Difteri
Difteri adalah infeksi berat pada tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri. Gejala penyakit ini antara lain demam, radang tenggorokan, kelumpuhan tangan dan kaki, dan sesak napas. Difteri yang parah dapat menyebabkan gagal jantung, kerusakan saraf dan mati lemas. Penyakit ini ditularkan melalui batuk, bersin dan kontak tangan.

3. Tetanus
Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang ditemukan di dalam tanah dan kotoran hewan. Bakteri tetanus dapat memasuki tubuh melalui luka atau gigitan hewan. Bakteri itu sendiri tidak berbahaya bagi manusia, tetapi mengeluarkan racun kuat yang merangsang saraf pengendali otot dan menyebabkan kejang-kejang tidak terkendali. Tetanus dapat menyebabkan otot dan tendon pecah, sendi terkunci, sesak napas dan kematian.

4. Pertusis (batuk rejan)
Infeksi bakteri yang sangat menular ini menyebar melalui batuk dan bersin. Gejala pertusis dimulai seperti pilek tetapi disertai kejang, pernapasan berbunyi, muntah dan batuk rejan yang mengeluarkan lendir lengket. Gejala bisa berlangsung hingga 3-4 bulan dan biasanya memburuk pada malam hari. Pada bayi di bawah 6 bulan, pertusis dapat menyebabkan pneumonia, penurunan berat badan, kerusakan otak dan bahkan kematian.

5. Campak
Campak pernah menjadi penyakit anak yang paling umum sebelum vaksinnya ditemukan. Campak dimulai seperti pilek yang disertai demam, lalu muncul ruam setelah dua hari. Pada kasus yang serius, campak dapat menyebabkan bronkitis, bronkiolitis, infeksi telinga dan gangguan sistem saraf.

6. Gondongan
Gondongan adalah infeksi virus yang menyebabkan pembengkakan di sekitar pipi dan leher yang disertai demam, sakit kepala, dan sakit tenggorokan. Seperti halnya cacar air, gondongan hanya menyerang sekali seumur hidup. Penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi serius seperti meningitis, radang testis (orkitis) yang dapat menyebabkan kemandulan, radang ovarium, dan pada kasus yang sangat langka, peradangan pankreas, tiroid, jantung, hati, nyeri sendi dan gangguan ginjal.

7. Rubella (campak jerman)
Rubella adalah infeksi virus yang ditandai dengan demam, ruam merah yang tidak gatal dan pembengkakan kelenjar. Penyakit yang ditularkan melalui batuk, bersin dan air liur ini biasanya tidak berbahaya. Namun, bila infeksi terjadi pada wanita hamil di trimester pertama, rubella dapat mengakibatkan keguguran atau kelainan janin di telinga (tuli), mata (buta), jantung atau otak.

8. Polio
Pada tahun 2005, Indonesia dan 11 negara lain yang sebelumnya dinyatakan bebas polio mengalami wabah polio karena virus impor liar dari salah satu negara endemik yang masih tersisa: Afganistan, India, Nigeria dan Pakistan. Sejak saat itu, polio kembali menjadi ancaman yang nyata bagi anak-anak kita. Virus polio menyerang otak dan sumsum tulang belakang dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Penyakit ini menyebar melalui kontak dengan lendir, feses atau air liur orang yang terinfeksi. Infeksi polio mungkin tanpa gejala. Bila timbul gejala, anak Anda akan mengalami sakit kepala, gangguan pencernaan, badan lemas dan kekakuan leher dan punggung.

Vaksinasi
Penyakit TB bisa dicegah dengan vaksin BCG. Difteri, Tetanus dan Pertusis dapat ditangkal dengan vaksin DTP. Meskipun campak dapat dicegah dengan vaksin tersendiri, biasanya pencegahannya dilakukan dalam satu paket vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) yang juga sekaligus melindungi anak dari gondongan dan rubella. Untuk polio, ada dua jenis vaksin yang tersedia: vaksin oral (OPV) dan suntik (IPV).  OPV berisi virus yang masih hidup sedangkan IPV berisi virus yang dilemahkan (mati).

1. Meningitis
Meningitis adalah radang pada selaput yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang (meninges). Tergantung pada penyebabnya, meningitis dapat sembuh sendiri dalam beberapa minggu atau menjadi kedaruratan yang mengancam jiwa. Tanda-tanda dan gejala-gejala meningitis termasuk demam, mual, muntah, leher kaku, papilledema, pernapasan cepat, sakit kepala parah, perubahan sikap mental dan kepekaan terhadap cahaya.
Meningitis terutama disebabkan oleh bakteri atau virus yang memasuki tubuh melalui aliran darah dari infeksi di bagian lain tubuh. Meningitis viral lebih umum dan lebih ringan daripada meningitis bakteri dan biasanya menghilang sendiri tanpa pengobatan. Meningitis bakteri lebih jarang, tapi lebih serius dan berbahaya. Meningitis bakteri dapat menyebabkan kerusakan permanen pada sistem otak dan saraf dan kadang-kadang menyebabkan ketulian. Jenis paling umum meningitis pada bayi baru baru lahir disebabkan oleh bakteri streptokokus. Penyebab umum lain meningitis adalah:
  • Bakteri Hemophilus Influenza tipe B (HIB). HIB adalah bakteri yang menyebar melalui bersin atau batuk. Infeksi HIB memengaruhi tenggorokan, dada dan telinga dan dapat berkembang menjadi meningitis dan pneumnonia. WHO memperkirakan bahwa bakteri HIB bertanggung jawab pada sekitar 386.000 kematian per tahun, terutama melalui meningitis dan pneumonia. Hampir semua korban adalah anak-anak di bawah usia lima tahun, terutama di usia 4-18 bulan.
  • Meningokokus. Bakteri meningokokus menyebabkan meningitis dan septikemia (suatu bentuk keracunan darah). Bakteri ini menyebar melalui bersin atau batuk.  Ada beberapa strain meningokokus. Vaksin meningokokus hanya melindungi anak Anda terhadap strain-C.
  • Pneumokokus. Bakteri pneumokokus juga menyebar melalui batuk atau bersin. Selain menyebabkan meningitis, bakteri ini juga menyebabkan septikemia dan pneumonia. Satu dari sepuluh kasus meningitis disebabkan oleh bakteri pneumokokus. Meningitis oleh bakteri pneumokokus lebih fatal dibandingkan meningitis oleh meningokokus C. Anak-anak yang bertahan biasanya memiliki masalah kesehatan jangka panjang seperti tuli, epilepsi dan kesulitan belajar. Vaksin pneumokokus dapat melindungi anak terhadap bakteri ini.
2. Pneumonia
Pneumonia adalah penyebab utama kematian pada anak di seluruh dunia. Sekitar 1,6 juta anak setiap tahun meninggal karena penyakit ini, lebih dari AIDS, malaria dan TBC digabungkan. Pneumonia adalah infeksi pernapasan akut yang memengaruhi paru-paru. Pada penderita pneumonia, alveoli paru dipenuhi dengan nanah dan cairan sehingga bernapas jadi menyakitkan dan asupan oksigen berkurang.
Pneumonia disebabkan oleh virus, bakteri dan jamur. Penyebab paling umum pneumonia adalah streptococcus pneumoniae, hemophilus influenza tipe B (HIB), dan respiratory syncytial virus (RSV). Selain melalui batuk atau bersin, pneumonia dapat menyebar melalui darah dari ibu ke anak, terutama selama dan segera setelah proses kelahiran bayi.
Gejala pneumonia bervariasi tergantung pada usia anak dan penyebabnya, tapi yang umum adalah demam, batuk, hidung tersumbat, pernapasan tersengal atau bersuara (mengi), muntah, nyeri dada, sakit perut, penurunan aktivitas dan hilangnya nafsu makan. Bila pneumonia menyerang bagian bawah paru-paru dekat perut, anak mungkin mengalami demam dan sakit perut atau muntah tapi tidak ada masalah pernapasan. Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri biasanya memiliki gejala lebih berat yang berkembang cepat. Pneumonia yang disebabkan oleh virus mungkin gejalanya muncul secara bertahap dan kurang parah.

Hepatitis A adalah infeksi virus pada hati yang menyebar melalui makanan dan air yang terkontaminasi atau melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi. Beberapa anak yang terkena hepatitis A mungkin tidak memiliki gejala sama sekali, sementara yang lain mungkin memiliki gejala ringan mirip flu. Infeksi ini sangat umum di kalangan bayi dan balita. Meskipun gejalanya tidak menyenangkan, hepatitis A jarang yang serius.

Hepatitis B adalah penyakit virus yang menyebabkan iritasi dan peradangan hati. Virus ini menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh dari orang yang terinfeks atau dari ibu ke bayi saat proses kelahiran. Hepatitis B tidak menular melalui udara, makanan atau air. Gejala hepatitis B mungkin tidak muncul sampai 6 bulan setelah waktu infeksi. Gejala awal termasuk kehilangan nafsu makan, kelelahan, demam, nyeri otot dan sendi, mual dan muntah, kulit kuning dan air seni gelap. Vaksin terhadap penyakit ini adalah imunisasi Hep B.

5. Leukemia
Leukemia adalah jenis kanker yang memengaruhi darah dan sumsum tulang. Penyakit ini adalah penyebab utama kematian pada anak di bawah usia 20. Diagnosis dini, pengobatan agresif dan pemantauan sangat penting untuk memperpanjang hidup dan meningkatkan kemungkinan sembuh. Ada dua jenis leukemia: akut dan kronis. Leukemia akut adalah bentuk kanker dengan progresivitas cepat sedangkan leukemia kronis berkembang secara bertahap. Ada empat jenis perawatan yang umumnya digunakan untuk leukemia. Kemoterapi, radioterapi, dan transplantasi sumsum tulang dan imunoterapi. Kombinasi dari empat terapi seringkali diterapkan. Kemoterapi menggunakan bahan kimia untuk mengobati seluruh tubuh. Radioterapi menggunakan radiasi  pada daerah tertentu. Transplantasi sumsum tulang adalah operasi di mana sumsum dari donor dicangkokkan ke pasien. Imunoterapi merangsang sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh dapat menyerang sel-sel kanker.

6. Penyakit kawasaki
Seorang dokter bernama Tomisaku Kawasaki pertama kali menemukan penyakit ini di Jepang pada tahun 1960. Penyakit kawasaki adalah penyakit anak-anak yang sangat jarang dan belum diketahui penyebabnya. Kebanyakan penderita penyakit ini adalah anak-anak di bawah usia 5 tahun. Gejala penyakit kawasaki adalah kombinasi demam tinggi, ruam, telapak tangan dan telapak kaki memerah, tangan dan kaki bengkak, mata merah, kelenjar getah bening membesar dan bibir pecah-pecah. Penyakit ini dapat menyebabkan pembuluh jantung meradang sehingga merusak jantung. Di rumah sakit, dokter mengobati penyakit kawasaki dengan obat dosis tinggi yang meningkatkan respon kekebalan tubuh. Kebanyakan anak sembuh dengan pengobatan, tetapi penyakit ini kadang-kadang berakibat fatal.

7.  Demam tifoid
Demam tifoid disebabkan oleh infeksi bakteri salmonella typhi yang hanya dapat hidup di darah dan saluran usus manusia. Bakteri ini menyebar ketika anak mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh tinja atau urin dari orang yang terinfeksi. Gejala umumnya termasuk demam tinggi, malaise, sakit kepala, sembelit atau diare, bintik-bintik merah di dada, dan pembesaran limpa dan hati. Anak Anda dapat dilindungi dari demam tifoid dengan vaksinasi.

Pencegahan dan Pengobatan
  • Menjaga asupan makanan anak. Nutrisi yang cukup, sesuai dengan usia, berat badan dan aktivitas anak anda akan meningkatkan daya tahan tubuh sehingga tidak mudah terserang penyakit 
  • Melengkapinya dengan multivitamin. Suplemen ini mengandung beragam vitamin esensial (yang tidak bisa dibuat sendiri oleh tubuh). Bila diberikan secara tepat – komposisi dan dosisnya disesuaikan dengan kebutuhan anak – multivitamin bisa membantu meningkatkan ketahanan tubuh sehingga tak mudah terserang penyakit pancaroba. 
  • Pastikan setiap makanan dan minuman yang masuk ke dalam mulut anak adalah yang terjamin kebersihannya. Artinya, selain harus lebih higienis dalam mengolah dan menyiapkan makanan di rumah, bujuklah anak untuk tidak jajan sembarangan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comment Using Facebook